Hoodie hitam ?

21 2 0
                                    

Setelah kejadian di kantin tadi Alea dan yang lainnya berjalan menuju loker untuk mengambil baju ganti milik Febby.

"SI NEK LAMPIR SAMA GENG NYA EMANG KURANG AJAR MINTA DI GEBUK DADANYA SAMPE BUNYI JONJENG JONJENG!" Alika dari tadi terus mengumpat kesal, memang bukan pertama kalinya Sandra melakukan atau membully orang lain.

"Eh yaampun gue lupa kunci loker gue ga di bawa ada di rumah, maaf Lea" Ucap Febby menepuk jidatnya.

"Yaudah gapapa Feb. Lagian kalian semua ini ngapain ngikut gue ke sini, udah bel juga"

"Gapapa sekalian bolos" Cengir Alika

"Bolos ndasmu!" Zea dengan spontannya menoyor kepala Alika.

"Ini bagian Pak Jono lo mau di coret dari warga kelas?" Sambung Zea.

"Yaudah gue sama yang lain ke kelas, nanti gue bilang ijin sama pak Jono" Ucap Febby yang di beri anggukan Alea.

Kemudian ketiganya berlawanan arah dengan Alea, Alea terus melangkahkan kakinya menuju tempat loker sebelum Alea mulai membuka loker-loker di depannya ini ia sudah lebih dulu meminta ijin kepada teman-temanya. Pertama-tama Alea membuka loker milik Zea siapa tau gadis itu lupa bahwa dia menyimpan baju ganti tapi naasnya Zea memang benar-benar tidak membawanya. Alea kembali mencoba membuka loker milik Fabby tapi lokernya benar terkunci, lagi Alea memeriksa loker yang tidak terkunci tapi tidak ada satupun yang membawa hanya ada celana boker milik anak laki-laki dan sekarang yang tersisa adalah loker dirinya, saat loker terbuka Alea terheran ia menemui Hoodie Hitam dengan wangi mint yang sangat familiar menurutnya.

"Kaya kenal tapi punya siapa?"

Tak berfikir lagi Alea segera memakainya dan kembali ke kelas.

"Mungkin ka Adlan" pikirnya.

"Bara lo abis kemana?" Tanya Satya

"Toilet" jawabnya singkat padat dan jelas.

"Lo nggak ada niatan buat pinjemin baju atau Hoodie ke Alea gitu?" Tanya Jay

"Gak. Gue gak bawa"

"Lah iya diamah gak ribet orangnya"

"BARA DI CARIIN IBU DYAH DI RUANG BK!!!" Teriak wanita di penghujung pintu dengan suara yang melengking.

"Lo buat onar lagi?" Tanya Satya.

Bara menggeleng.

"Lo kaya gak tau temen lo aja, dia kan pinter apalagi kalau bukan mau olimpiade" Leo berjalan dan mendudukkan bokongnya di meja.

"Pasti sama duta sekolah alias Alysia Soraya" tebak Jay

Bara hanya menggidikan bahunya acuh. Kaki jenjangnya kembali berjalan menuju ruangan BK, di tengah perjalanan Bara dan Alea berpapasan di sebuah koridor terlihat jelas gadis itu memakai Hoodie bernuansa hitam pekat yang sedikit kebesaran untuk tubuh Alea yang kecil. Sudah di pastikan juga Alea yang sedang melihat ke arah Bara selalu tersenyum. Mata Bara redup, kemarahan yang selalu ia simpan dalam-dalam dan untuk kali ini biarkan dia menjaga semuanya sebelum semesta bekerja dengan pedihnya.

"BARAA!" Suara gadis terdengar, tapi itu bukan suara Alea melainkan Alysia.

"Kamu ikut buat olimpiade ini kan? Jadi partner aku lagi?" Tanyanya sangat antusias.

"Iya. Pasti" Bara melengkungkan senyumnya pada Alysia.

Alea? Tentu dia hanya bisa terdiam menyaksikan keduanya. Ada rasa sesak di dadanya saat Bara melemparkan senyum dan tatapan yang begitu tenang pada Alysia, sedangkan pada dirinya yang sudah hampir 10 tahun menyukai Bara hanya mendapatkan tolakan yang mentah-mentah. Sangat menyakitkan memang harus melihat punggung orang yang kita suka bersama dengan orang yang dia suka.

"Hi" sapa Alea

"Eh hi Lea, kamu ko pake hoodie sakit?" Tanya Alysia memperhatikan Alea.

"Oh ini ngga ko cuman ada kecelakaan kecil aja" Alea masih sama dengan senyuman tadi.

"Ayo" potong Bara

"Eh tapi aku belum selesai ngomong sama Alea"

"Bu Dyah udah nungguin Al" jawab Bara lembut.

Rasanya ribuan panah kembali mendarat pada dada Alea.

"Yaudah kalo gitu aku duluan, maaf ya Lea" Ujar Alysia merasa tidak enak.

Bara memperhatikan Alea lebih dulu sebelum dia  meninggalkan Alea "Jangan senyum lo jelek, gak secantik Alysia" bisik Bara yang kini benar-benar meninggalkan Alea.

"Makasih" lirih Alea.

Pedih? Lantas mengapa masih menaruh rasa pada orang yang salah.

"LEAAAAA!" Teriak Ardan menggema.

"Yahh hoodie nya kegedean" tuturnya sedih  tepat di depan Alea.

"Oh ini dari ka Ardan"

"IYALAH DARI SIAPA LAGI? DIA COWOK SO GANTENG ITU?" Ujarnya terang-terangan berharap Bara mendengar.

"Dasar bocah freak " gumam Bara.

"Ka Ardan" tegur Alea

"Iya iya, lagian apa bagusnya tu orang sampe lo kepincut si? Gantengan juga gue"

"Gimana ya ka jawabnya, gimana bisa aku jawab pertanyaan yang gak jelas!" Ujarnya bernada.

"Dasar bul-"

Ting!

Sebuah notifikasi muncul di layar handphone milik Ardan senyum yang tadinya mengembangkan seketika hilang begitu saja, sekuat apapun Ardan menutupi Bangkai tetaplah bangkai. Bangkai yang tertutup rapat pun akan tetap tercium. Begitu juga dengan semua ini suatu saat akan benar-benar menghancurkan dirinya.

"Lea gue duluan ya"

"Maaf" lirihnya.

"Loh kenapa minta maaf? Santai aja ka" kekeh Alea, Ardan hanya bisa tersenyum. Tawa yang ia harap bisa ia jaga.

"Gue juga mau ke kelas, dah" Alea berbalik cepat meninggalkan Ardan yang masih terdiam di tempat.

"Gue harap lo bakal nerima kenyataan Lea" Hatinya begitu sangat bergemuruh, kesal, marah dan takut itu yang selalu Ardan rasakan.


TBC..

Hayoloo kira-kira apa si yg di sembunyiin Ka Ardan sm Bara? Apa emas se gudang ya? Atau duit se koper hmm ehh itu lohh tentang ekhem kepo g? Lanjut baca makanya wiebamkkmq

Terimakasih sudah membaca cerita saya! Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dan vote komen maakasii❤️

#Part ngawurr ajbskam


Alysia Soraya

Ohh gitu, pantes mau sama dia ternyata cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ohh gitu, pantes mau sama dia ternyata cantik

"So tau"- Bara

Dandelion'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang