Part 4

141 16 10
                                    

Keesokan harinya....

Rossa sudah siap dengan pakaian sekolah nya.

Ia kini sedang memakan sarapannya.

Papa dan kakak nya baru saja datang.

"Sayangnya papa kenapa muka nya kusut gitu? Kayak ga semangat." Ujar sang papa yg duduk di kursinya.

"Gpp pa. Ocha lagi males aja." Ujar Rossa. Ia memakan rotinya.

Tiba tiba ada suara bel.

"Siapa?." Tanya faras.

"Biar bibi cek den." Ujar bi Darmi. Yg langsung melangkah ke depan.

Tak lama ada seorang pria masuk. Membuat orang orang di meja makan terkejut.

"Afgan!." Ujar faras.

Membuat Rossa menengok. Kedua mata itu bertemu.

Ada rasa kecewa dan rasa ingin tahu di mata Rossa.

Sedangkan di mata Afgan tersirat rasa permintaan maaf yg besar.

Andai Rossa memahaminya.

Dada Rossa sesak sekali, melihat pria yg berdiri tak jauh dari dirinya.

"Eh nak Afgan, silahkan duduk. Syukurlah kamu datang. Tante seneng banget." Ujar mama Rossa yg menaruh sarapan di meja makan.

Afgan tersenyum kecil. Ia melangkah duduk di sisi faras.

Tepat di depan Rossa.

Rossa hanya bisa menunduk.

"Kok lu bisa ada di sini sih gan?." Tanya faras.

"Mama yg minta Afgan untuk sarapan disini." Ujar mama Rossa.

Rossa menutup matanya.

"Yaudah sekarang kita sarapan." Ujar sang mama.

Rossa mengambil nasi goreng untuknya.

Begitupun Afgan. Walau sesekali ia melirik Rossa.

Selesai makan Rossa siap berangkat sekolah.

Ia sudah bangun dari tempat duduknya.

"Sayang kamu mau kemana?." Tanya mama Rossa.

"Ocha mau berangkat ma." Ujar Rossa.

"Kamu berangkat sama Afgan ya." Ujar sang mama.

"Ocha berangkat sama Bianca ma, temen ocha." Ujar Rossa.

"Ocha udah janjian, ocha juga udah shareloc rumah ocha. Ga enak ma." Lanjutnya.

Mama Rossa bangkit dari duduknya.

"Mama ga mau penolakan. Mama ga mau kamu kenapa Napa, kamu turuti permintaan mama ya." Ujar sang mama. Tangannya membelai kepala Rossa.

"Tapi ma."

Mama Rossa menatap putrinya itu lekat.

"Iya ma." Pasrah Rossa.

Afgan bangkit dari duduknya.

"Ayo Cha." Ujar Afgan.

"Tante titip Rossa ya. Jaga dia." Ujar mama Rossa. Afgan tersenyum tulus.

Kali ini yg Rossa lihat adalah senyum tulus di wajah Afgan.

"Iya Tante agan janji." Ujar Afgan.

"Ayo Cha." Ujar Afgan. Ia menghampiri Rossa dan menggandeng Rossa.

Rossa hanya bisa pasrah.

"Mama cuman ga mau kamu kenapa napa sayang. Mama takut." Batin sang mama.

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang