Part 8

54 10 7
                                    

Beberapa hari kemudian....

Disini Rossa. Di sebuah taman yg ramai pengunjung.

Senyum di wajahnya yg tak pernah hilang. Melihat betapa bahagianya orang orang di sekitarnya saat ini.

Tiba tiba semua hitam gelap. Ternyata ada sepasang tangan menutup matanya.

"Kakak." Ujar Rossa.

Pria di belakang Rossa itu tersenyum. Ia membuka telapak tangannya dan duduk di sebelah Rossa.

Ia menatap Rossa yg seperti nya sedang bahagia. Terlihat jelas di wajahnya.

Dia Afgan. Pria yg selalu bersikap dingin di depan orang lain tapi selalu bersikap manis saat bersama Rossa.

Afgan mengusap lembut kepala Rossa.

"Kelihatannya ocha nya kakak lagi bahagia nih." Ujar Afgan.

Rossa menyandarkan kepalanya di bahu Afgan.

Membuat Afgan merangkul Rossa. Dan mengelus lembut kepala Rossa.

"Ocha bahagia bisa selalu lihat kakak tersenyum, bisa ada di dekat kakak seperti saat ini." Ujar Rossa.

Afgan tersenyum. "Kakak seneng ocha bahagia karna kakak." Ujar Afgan.

"Tetap selalu jadi kakak yg seperti ini ya kak, ocha ga suka kakak yg dingin cuek." Ujar Rossa. Afgan menghela nafasnya.

Andai saja Rossa tahu bahwa semua itu demi dirinya.

"Kakak mau tanya sama ocha, ocha harus jawab jujur yaa." Ujar Afgan. Membuat Rossa mengangkat kepalanya dari bahu Afgan.

Kini keduanya saling tatap dengan wajah seriusnya.

"Apa kak?." Tanya Rossa.

"Kalau suatu saat kakak pergi, kakak mohon ocha jangan cari kakak ya." Ujar Afgan.

Deg. Pergi? Kemana?

"Kak."

"Kalau suatu saat, disaat kakak sudah tidak ada di samping ocha ada pria yg menyayangi ocha, kakak mohon terima dia ya, sayangi dia balik." Ujar Afgan.

Afgan menghela nafasnya. Rossa makin dibuat bingung.

"Kalau suatu saat ocha butuh kakak, kakak akan datang tapi tanpa ocha ketahui. Kakak akan bantu ocha tanpa ocha ketahui. Ocha tenang aja." Ujar Afgan.

Berat sungguh berat ia berbicara seperti itu di awal.

"Kakak sayang ocha." Ujar Afgan. Lalu memeluk Rossa.

Sedangkan Rossa hanya terdiam. Ia masih mencerna apa yg Afgan katakan. Pergi? Tidak mencarinya? Menerima pria yg menyayangi nya? Membantu tanpa dia ketahui?

Apa maksud semua itu? Sungguh ia tak paham.

Afgan melepaskan pelukannya.

"Ocha juga harus janji. Janji ga sedih, janji harus selalu sehat, jangan telat makan, jangan begadang. Ocha juga harus janji ocha ga boleh mikirin hal yg buat ocha drop. Kakak ga mau ocha kenapa Napa." Ujar Afgan.

Apalagi ini? Ini semua seperti puzzle yg harus Rossa susun agar bisa mendapatkan jawaban nya.

"Kak." Ujar Rossa. Afgan tersenyum. Sungguh ia ingin meneteskan air mata namun ia tahan.

"Ocha juga ga boleh bandel oke. Janji sama kakak hm?." Ujar Afgan.

"Kak." Ujar Rossa.

"Janji?." Tanya Afgan. Rossa berusaha tersenyum.

"Janji. Insyaallah ocha janji kak." Ujar Rossa.

'Hanya untuk permintaan terakhir' batinnya.

Afgan memeluk Rossa erat.

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang