3.

2.1K 108 3
                                    


Sasuke menatap seorang wanita yang tengah menyapu halaman rumah. Entah apa yang membuatnya berdiri disini, tapi sesuatu dalam dirinya tertarik untuk mengikuti keseharian wanita bernama Sakura Haruno yang berhasil menjadi pusat dunia Kakaknya.

Itachi pasti akan marah kalau tahu Sasuke membuntuti Sakura. Tapi ia asumsikan kalau kakaknya hari ini sibuk dengan rencananya bersama Kellan dan juga Shisui untuk menjebak Sasori.

Maka dari itu ia putuskan untuk melihat kondisi Sakura sebelum sebuah bencana akan datang kedalam hidupnya. Kakaknya memang jahat, ini bukan sekali dua kali kakaknya berlaku curang. Pria itu akan melakukan apapun termasuk menyabotase proyek milik orang lain.

Sasuke sebenarnya sudah muak, namun kalau dirinya tidak berada dalam ruang lingkup kakaknya, Ayahnya akan kembali marah padanya. Selamanya Sasuke hanya akan menjadi bayang-bayangnya.

Sudah seharian Sasuke mengikutinya. Tidak banyak yang dilakukan, setelah Sasori berangkat Sakura pergi naik taksi menuju rumah sakit. Dan selama dirumah sakit wanita itu hanya menangis dan meratapi nasibnya.

Seharusnya Kakaknya berlaku baik saja agar Sakura terkesan. Tapi kakaknya malah memilih jalur maut untuk meraih keinginannya. Ia saja heran apa yang sebenarnya tengah dikejar oleh Itachi.

Matanya menangkap Sakura melirik kearah mobilnya. Mungkin wanita itu curiga karena sedari tadi Sasuke tidak pergi dari sana. Melihat matanya yang bengkak membuat Sasuke tidak tega sama sekali, tunggu dulu!

Kenapa Sasuke harus peduli? Kenapa Sasuke harus repot-repot memantau Sakura padahal Itachi tidak menyuruhnya? Perasaannya menjadi tidak enak, ini sama saja seperti menikung kakak sendiri bukan? Tidak mungkin kan kalau dirinya menyukai Sakura?

Sasuke disini karena rasa kemanusiaan yang dimilikinya. Ia tidak mungkin menyukai wanita yang tengah diincar oleh Kakaknya. Gila saja kalau sampai dirinya dilabrak oleh kakaknya karena merebut miliknya.

" Mobil siapa yah? Seperti bukan milik orang yang tinggal disini " Tuturnya pada dirinya sendiri. Sasuke sedikit panik begitu melihat Sakura mulai mendekat.

Ia mulai menyalakan mesin mobilnya dengan terburu-buru sembari menatap ponselnya yang berbunyi. Dari kakaknya, apakah rencana pria itu berjalan dengan lancar?

" Kakak pakai telfon lagi " Sasuke mulai panik. Akhirnya ia menginjak gas dengan secepat kilat agar Sakura tidak bisa mengenali dirinya. Bisa dilihat kalau Sakura menyipitkan matanya melihat mobilnya yang menjauh. Malu sekali dia kalau sampai ketahuan stalker wanita itu.

Sasuke berhenti kurang lebih dua kilometer dari rumah Sakura. Saat ia rasa sudah aman baru dirinya menempelkan ponselnya ditelinga. Nafasnya memburu, kalau diingat-ingat lucu sekali begitu dirinya kabur saat Sakura hendak mendekatinya tadi.

" Iya Kak " Ucapnya saat pertama kali mengangkat panggilan dari Kakaknya. Niatnya sih dia tidak akan kembali lagi ke kantor tapi sepertinya Kakaknya butuh bantuannya.

" Kamu gak balik-lagi. Posisi kamu dimana sekarang? " Tanyanya bertubi-tubi. Sasuke menghela nafas, kakaknya ini cerewet sekali pantas saja banyak wanita yang tidak mau dengannya.

" Sebentar lagi Kak, aku masih dijalan " Sahutnya sembari menjalankan mobilnya kembali. Tidak habis pikir kalau kakaknya sama sekali tak memberinya libur dan istirahat barang sebentar saja.

" Jemput Kakak sekarang, Sasori udah bawa kopernya Sas " Sial! Umpatnya dalam hati, tidak disangka Sasori sangat terburu-buru sekali. Jangan-jangan pria itu punya niat lain di belakang Sakura.

Setahunya , Sasori melakukan hal seperti ini karena membutuhkan biaya yang besar untuk transplantasi jantung Ayahnya yang masih terbaring lemah dirumah sakit.

" Baiklah, aku kesana sekarang! " Panggilan berakhir dan Sasuke langsung menginjak gas untuk pergi dari gang sempit dan padat penduduk yang ditempati oleh Sakura.











Kellan memberikan satu buah koper berisi uang sebesar lima milyar. Sebenarnya ia tidak tega karena Sasori sudah bersikap baik kepada selama menjadi asistennya.

Namun begitu ia diiming-imingi uang sebesar sepuluh milyar Sasori tertarik. Padahal uang itu hanyalah sebuah rencana untuk menjebak Sasori. Walaupun sudah bertahun-tahun bekerja mana berani ia korup uang perusahaan.

" Ini bagian kamu " Sasori membukanya. Tidak perlu dihitung lagi juga ia sudah percaya kalau uang tersebut jumlahnya adalah lima milyar.

" Hitung dulu Sasori, siapa tahu aku salah " Katanya mencoba meyakinkannya lagi. Sasori melakukan ini karena keadaan, pria itu mungkin saja sudah sangat buntu dan hendak kemana lagi mencari uang.

" Tuan Luth gak mungkin salah. Aku akan langsung membawa uang ini kerumah sakit untuk biaya operasi Papaku " Sahutnya pelan. Mereka berada diruang arsip, uang ini adalah bayaran hasil kerjasama proyek di Konoha yang berjalan sangat mulus.

Itachi memberikan kopernya tadi pagi bersama Asistennya. Niatnya ia ingin memberikan pinjaman kepada Sasori namun Itachi sudah lebih dahulu melakukan penawaran dengan bayaran fantastis.

" Kamu mau langsung pergi? "

" Iya Tuan, Aku harus cepat sebelum ada yang tahu " Tuturnya. Kellan menepuk bahunya, antara kasihan dan kebutuhan memang tapi apa boleh buat. Ia sudah terlanjur menyetujui tawaran Itachi.

Sasori menatap kantor yang sudah sepi. Walaupun sepi tetap saja ia harus waspada. Begitu dirinya pergi Sasori tidak tahu kalau Kellan menelfon Itachi untuk memberitahukan padanya kalau Sasori sedang dalam perjalanan kerumah sakit.

Shisui yang saat ini menatap cctv kantor dimana Sasori tengah keluar dengan cepat mengaktifkan mode screen recorder. Itachi senang sekali karena rencananya berjalan mulus.

Sasori pun demikian, setelah keluar dari kantor ia langsung menuju parkiran untuk mengambil motornya. Sasori memang berniat mengambil uang perusahaan untuk biaya rumah sakit. Walaupun nantinya ketahuan ia tinggal mengaku agar diringankan hukumannya.

Masa bodo kalau ia dipenjara bertahun-tahun yang terpenting sekarang adalah Ayahnya cepat-cepat mendapatkan seorang donor agar bisa sehat seperti sedia kala. Ia sudah tidak tahan melihat Ayahnya dengan selang infus diseluruh tubuhnya.

Sasori membuka jok motornya dengan cepat. Karena box dibawah jok motor yang dimilikinya besar akhirnya ia putuskan untuk memasukkan kopernya kesana. Setelah selesai ia dengan cepat menyalakannya motornya dan mengendarainya kearah rumah sakit.

Sasori tidak tahu kalau dirinya tengah diikuti. Tiga orang polisi dengan atribut lengkap tampak mengendarai motor mengikuti arahan Itachi. Setelah Shisui membuat laporan ketiganya dengan cepat mengendarai motor miliknya mengikuti seorang pria yang membawa uang perusahaan.

Kakak dari Sakura itu sadar diikuti. Namun betapa kagetnya dia begitu melihat motor yang biasa dikendarai oleh polisi mengikutinya persis di belakang motor miliknya.


" Tolong turun sekarang atau kami akan lepaskan tembakan " Ucap salah satunya. Sasori menatapnya dengan cemas, antara ingin kabur dan menyerahkan diri.

Niatnya setelah memberikan uang ini kerumah sakit dirinya akan langsung ke kantor polisi namun polisi sudah lebih dahulu menangkap pergerakannya.

" Turun atau kami tembak! " Teriaknya lagi, beberapa orang yang berada dipinggir jalan tampak melihat Sasori yang tengah dikejar. Pada akhir Sasori menyerah, ia berhenti tepat tiga puluh meter sebelum berbelok kiri kearah rumah sakit.

Sasori membuka jok motor miliknya dan mengeluarkan koper yang ada disana. Saat ia berbalik, dirinya melihat kedua pemimpin perusahaan tengah berdiri disana dengan tampang tak bersahabatnya.

Apakah ini artinya Sasori akan ditangkap sebelum menuntaskan operasi Ayahnya? Bagaimana ini? Bagaimana dengan Sakura?

..TBC..

The Perfect Doll (Itachi x Sakura) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang