Bagian 5

519 68 5
                                    

Ketika Chayoung pertama kali membuka kedua matanya, pikirannya benar-benar kosong. Dia tidak tahu dan mengerti tentang apa-apa, dia bahkan tidak tahu tentang dirinya sendiri, pun dia tidak bisa bergerak sama sekali. Alat penyangga menahan lehernya dan alat-alat medis terpasang di sekujur tubuhnya. Dia ingat mendengar suara lelaki dewasa berteriak ketika dia membuka matanya untuk pertama kalinya dan tak lama kemudian sekelompok orang-orang memakai jubah putih dan seragam merah jambu mendatanginya. Seorang wanita yang dipanggil gyosunim mencoba memberinya pertanyaan yang tidak dia pahami, jadi gyosunim itu mencoba menyinari kedua matanya yang membuatnya menyipit menghindari pancaran sinar, kemudian gerakannya diamati. Ketika orang itu sudah selesai, dia mengajak bicara lelaki dewasa berwajah pucat yang berdiri di ujung kasurnya.

Untuk beberapa hari ke depan hal yang bisa Chayoung lakukan hanya berkedip dan mengamati kanan kirinya. Lelaki yang sama datang dan pergi tiap hari, lalu kemudian suatu hari sekumpulan orang-orang datang dan berdiri di sekitar kasurnya dengan ekspresi yang sama di wajah mereka. Mereka mulai berbicara satu sama lain berbarengan namun Chayoung tidak dapat memahami apa yang mereka bicarakan sampai kepalanya pusing sekali. Kepalanya berdentam sangat kuat sehingga dia tidak ingat jika orang-orang tersebut sadar dan berhenti berbicara atau entahlah. Pusingnya bertahan seharian sampai-sampai dia tidak tahan lalu pingsan kembali.

Ketika Chayoung membuka matanya untuk kedua kali, hal yang sama terulang lagi tapi kali ini dia memahami apa yang mereka bicarakan dan dia pun dapat berbicara. Seorang lelaki yang memakai jubah putih yang dipanggil seonsaengnim itu memulai memeriksanya dan bertanya beberapa hal seperti 'tangannya bisa diangkat?' atau 'masih ingat namanya?', Chayoung mengangguk di pertanyaan pertama dan menggeleng di pertanyaan kedua. Dokter itu berhenti bertanya dan pindah berbicara pada lelaki pucat kapan lalu itu yang kemudian nampak sangat terkejut. Esoknya Chayoung dibawa ke suatu tempat untuk menjalani pemeriksaan yang lebih intensif, yang mana dia dimasukkan ke dalam tabung besar yang mengeluarkan suara bising.

Mereka kembali ke ruangannya agak lama setelahnya dan para suster menancapkan kembali peralatan medis di tangannya, agak berkurang daripada sebelumnya, hanya alat yang dibebat di lengannya dan penyangga leher. Dia masih belum sanggup bergerak, jadi lelaki yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Nam Joosung, hanya bisa membantunya menaikkan kepala kasur agar dia bisa duduk bersandar. Pak Nam sebisa mungkin mengunjunginya tiap hari dan menunggu hingga matahari terbenam; terkadang dia menginap semalam.

Pak Nam memberitahunya kalau dia mengalami amnesia atau kehilangan ingatan—Chayoung hanya bisa mengangguk seakan paham, dan Chayoung harus menjalani pemeriksaan lanjutan dan beberapa terapi. Terkadang dia mengulang lagi untuk menjelaskan namanya, nama Chayoung, usianya, dimana mereka sekarang, di kota dan negara apa mereka tinggal, nama orang tua Chayoung, apa yang terjadi padanya dan hal-hal umum lainnya, berulang terus menerus sampai Chayoung mampu untuk mengingatnya.

Di bulan ketiga dia dirawat di rumah sakit, Chayoung sudah banyak mengalami kemajuan dan mendekati normalitas. Dia dapat bergerak dan berbicara walaupun terbatas, tidak ada lagi peralatan medis yang terpasang di badannya kecuali penyangga leher, dia mengingat apa yang sudah Pak Nam ajarkan—nama, umur, nama orang tua, dan pekerjaannya. Dia paham jika dia dirawat di rumah sakit sudah beberapa bulan ini, atau dia pernah sempat koma satu bulan setelah mengalami kecelakaan serius.

Chayoung menjalani sesi terapi fisik dan okupasional intensif dalam dua minggu dan itu membuatnya kelelahan. Terkadang dia tidak punya minat dan niat untuk melakukan terapi, terkadang dia menjadi sangat marah dan mengamuk, atau menangis sampai esok paginya, seperti anak kecil. Orang-orang Geumga Plaza datang berkunjung, lebih teratur dan tenang ketimbang kapan lalu, mereka pelan-pelan memperkenalkan diri, dan secara singkat mengatakan bahwa mereka semua—termasuk Chayoung—adalah keluarganya.

Memori di Atas Kertas Putih [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang