4. Merugikan

15 0 0
                                    

"Sorry sebelumnya, Ray. Tapi apa lo takut sama Kayla..?"

Satu pertanyaan Bagas yang berhasil membuat Raya tercengang.

Apakah terlihat begitu jelas? Tidak, ia harus menutupinya.

"Hah..? Enggak, kok" Jawab Raya, berbohong. Ia berusaha untuk mengontrol kondisi wajahnya.

"Keliatan dari wajah lo, bohong--"

"Maaf nyelak, tapi Bagas, memangnya lo udah kenal Raya deket? Cara bicaranya enteng banget.." Selak Mikha.

Bagas berhasil dibuat emosi oleh perkataan Mikha barusan, "Lo ngajak ribut?"

Raya yang melihat suasana semakin gaduh, langsung membuka suara.

"Ini salah Raya. Raya minta maaf" Kata Raya sambil menundukkan kepalanya. Tidak berani menatap semua orang yang berada disekitarnya itu.

"No, kalo nggak salah you don't need to say sorry" Balas Mikha.

"Nggak. Masalahnya disini. Lo minta tolong artikelnya dihapus, tapi pasti orang-orang pada menerka-nerka. Kenapa kalian berdua pelukan di belakang dinding UKS? Memangnya ada apa? Apalagi kalo bukan pacaran? Makanya gue bilang, lo cerita kejadian yang apa yang terjadi sebenarnya disana. Biar mereka tau, kenapa kalian pelukan" Ujar Bagas yang sudah mulai hilang kesabaran.

Dirham sedari tadi hanya mendengarkan pendapat dari mereka dan sisi pandang masing-masing.

Bagas menatap Raya sekitar satu menit, tetapi tidak ada tanggapan di Raya.

"Fine. Lo nggak mau cerita, gue yang cerita" Lanjut Bagas.

Baru saja Bagas ingin membuka mulutnya untuk bercerita apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dengan sigap Raya langsung menyelak.

"Jangan"

Entah sudah keberapa kalinya Bagas mengacak-acak rambutnya itu.

"Gue masih ngomong baik-baik. Jangan sampe lo, gue bentak" Bagas beranjak dari posisi duduknya menjadi berdiri.

Ia menatap Raya yang masih duduk disebelah Mikha.

"Gue tanya sekali lagi. Mau lo apa?"

Raya menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan di situasi seperti ini.

Raya tidak ingin trauma masa lalunya terulang lagi. Kali ini, ia harus berpikir dua kali atau bahkan tiga kali lipat.

Raya tidak ingin melaporkan perilaku Kayla walau ia melihatnya. Raya berpikir, pasti Kayla memiliki cerita dari sisi pandangnya sendiri.

Raya tahu, Kayla bukan sosok yang jahat. Ia baik dan ramah terhadap teman-temannya. Itu yang Raya rasakan.

Raya tidak ingin menghancurkan Kayla kalau sampai kesaksian yang ia katakan itu benar. Ia takut Kayla di benci oleh banyak orang seperti yang pernah ia alami di masa lalu. Itu yang Raya rasakan.

Padahal sebenarnya, ia membohongi dirinya sendiri.

Raya tidak takut tentang apa yang terjadi pada Kayla kalau ia bercerita yang sebenarnya, tetapi Raya takut dirinya yang akan di benci.

"Lo bisa bicara pelan-pelan? Apa lo nggak ngerasa terlalu kasar sama cewek?" Tanya Mikha sambil menatap Bagas.

"Argh!!!" Lagi-lagi, Bagas mengacak-acak rambutnya.

"Terserah mau gimana. Ini nggak ada hubunganya sama gue, jadi gue nggak ngurus" Setelah mengatakan satu kalimat itu, Bagas langsung keluar dari ruangan OSIS dengan membanting pintu dengan keras.

written in the starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang