02. Almost

843 98 3
                                    

Satu kata yang bisa menggambarkannya saat ini 'bosan'. Matahari sudah hampir terbenam, namun para anggota keluarga belum juga berkumpul di rumah. Kini di mansion hanya ada dirinya seorang diri, ibunya baru saja pergi ke rumah sang kakek karena ada acara.

Para maid juga sudah selesai dengan pekerjaannya. Yang membuat gadis berponi tersebut benar-benar seorang diri didalam mansion tersebut.

Menikmati senja di balkon kamarnya, dengan kicauan burung yang menemaninya. Tersenyum hangat menatap indahnya matahari terbenam, membiarkan wajahnya diterpa dengan angin sore.

"LISAA!! UNNIE PULANGG!" teriak seseorang.

Lisa mengalihkan pandangannya kearah pintu. Sebentar lagi pintunya akan terbuka, satu... Dua... Tiga...

Klek...

Tampaklah gadis tinggi dengan rambut panjang blonde yang dibiarkannya terurai. Gadis itu tersenyum kearah Lisa, dan berjalan mendekatinya.

"Kajja!!" ajaknya dengan semangat. Dia menggandeng tangan Lisa sambil terus tersenyum.

Lisa tersenyum juga kepada kakaknya tersebut. Kakaknya ternyata menepati janjinya untuk mengajaknya pergi, bahkan sepertinya baru saja kakaknya pulang dari kuliahnya. Seperti tak ada rasa lelah, kakaknya mengajak Lisa untuk pergi seperti janjinya pagi tadi.

"Unnie tidak lelah?" tanya Lisa.

Rosé melirik sekilas kearah adiknya tersebut. Dia menarik Lisa untuk segera berjalan dengan cepat, bisa gawat jika ada orang yang melihat keduanya.

"Tidak usah memikirkan ku, yang terpenting hari ini kita harus bersenang-senang!" jawabnya.

Sepertinya kakaknya sangat niat dengan rencananya. Entah mobil ke berapa yang kakaknya beli tersebut untuk mengajaknya keluar. Dan entah akan berhasil atau tidaknya rencana kakaknya kali ini.

Mobil berwarna kuning terparkir cantik dihalaman mansion mereka. Rosé segera menyuruh Lisa untuk masuk sebelum ada penjaga yang melihatnya, bisa-bisa keduanya akan diadukan kepada sang Ayah.

Setelah Lisa masuk Rosé juga segera masuk kedalam mobil tersebut. Dia memasangkan sabuk pengaman kepada Lisa, setelah itu menyerahkan sebuah topi hitam serta masker kepada adiknya.

"Pakai lahh agar kau tidak ketahuan."

Lisa mengangguk menanggapi perkataan sang kakak. Dia segera memakai topi hitam pemberian kakaknya tersebut dan maskernya.

Setelah selesai memakai topi serta masker dia langsung meminta pendapat kakaknya, "Bagaimana?" tanya Lisa.

Rosé terlihat fokus memperhatikan Lisa setelahnya dia mengacungkan jempolnya. "Kau benar-benar tidak terlihat seperti Lisaa!" ujarnya dengan semangat.

Setelah memastikan sang adik agar tidak ketahuan Rosé segera menancapkan gasnya.

Tok tok tok

Kaca mobilnya diketuk oleh salah satu penjaga gerbang mansion nya. Rosé dengan malas membuka kaca mobilnya.

"Aku bersama temanku, tidak usah khawatir." ujar Rosé kepada penjaga itu.

"Bisakah dia membuka topi serta maskernya?" pinta penjaga tersebut untuk benar-benar memastikan.

"Ck, kau tau banyak temanku yang trauma pergi ke mansion ini. Kau tau karena apa?"

Penjaga tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari salah satu putri dari bos nya tersebut.

"Karena kau! Teman-teman ku seperti tidak memiliki privasi disini!" sentak Rosé dengan kesal.

"Jwesonghamnida nona."

I Need More SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang