S.V.[ 2 ]

9.8K 913 26
                                    

"Diana..!" Teriakan terdengar dari arah belakang, saat Diana menoleh, ternyata yang memanggilnya adalah bibi Jazy, wanita yang selama 10 tahun terakhir ini merawatnya seperti anaknya sendiri.

"Ada apa bibi?!" teriak Diana.

Selama 10 tahun belakangan ini, Eka mulai bisa menerima dirinya sebagai Diana. Meski awalnya ia sulit menerima kenyataan bahwa ia telah meninggal dan bereinkarnasi menjadi Diana. Tapi karena perhatian dan kasih sayang yang ia dapatkan dari ayah barunya---Daniel dan Bibi Jazy, perlahan Eka mulai membuka hatinya untuk menjadi Diana dan menerima Daniel sebagai ayahnya.

Diana masih ingat, dulu ia selalu deg degan saat didekat Daniel, karena lelaki yang berstatus ayahnya itu sangatlah tampan. Mengingat usia jiwanya yang sudah mengerti tentang hal-hal yang berbau lelaki tampan.

Meski jujur saja Diana belum bisa melupakan dirinya yang sebagai Eka, orang tuanya dan teman-teman yang dekat dengannya dulu.

Saat melihat sosok Daniel, Diana seringkali melihat sosok ayahnya dulu, meski sibuk tetapi selalu menyempatkan waktu untuknya. Menyayanginya dengan sepenuh hati dan selalu menjadi sosok pahlawan untuknya.

Ibunya??

Dikehidupannya kali ini sebagai Diana, Eka tidak memiliki sosok ibu seperti dikehidupannya dahulu. Tapi meski begitu dikehidupannya kali ini ia diberkahi dengan sosok Bibi Jazy yang sangat amat baik kepadanya.

Dan untuk itu Eka sangat bersyukur.

"Diana, Ayahmu memanggilmu" kata bibi Jazy.

"Ayah? Ayah sudah pulang? Baiklah, sebentar lagi aku kesana" Diana kemudian berbalik dan pamit kepada Elsa---teman sekaligus karyawan ditokonya. Lalu segera bergegas untuk menemui Ayahnya.

"Ayah.." sesampainya dirumah yang hanya berjarak beberapa langkah dari toko pakaiannya, Diana menghampiri ayahnya yang ternyata tengah sibuk mengasah belatinya, Diana langsung memeluk lelaki itu, Daniel sedikit terperanjat karena ulah anak gadisnya itu, sedetik kemudian ia mencium kening Diana dengan penuh kasih.

"Kamu tidak berubah yah, udah delapan belas tahun masih saja seperti anak-anak"

Mendengarnya Diana hanya cengengesan, sifat manja dalam dirinya mungkin sudah mendarah daging dalam dirinya, baik dikehidupannya dahulupun ia memang terkenal dengan sifatnya itu.

Bahkan kerap kali ia dikatai oleh teman-temannya. Jangan salahkan Diana, salahkan saja ayah dan ibunya yang sedari dulu selalu memanjakannya. Jadi dia terbiasa dengan itu.

"Ayah, apa besok kita jadi piknik?" tanya Diana dengan senyum bahagianya, berharap.

"Sayang, bagaimana jika kita pergi pikniknya lusa saja?" Daniel bertanya dengan hati-hati, berharap putrinya itu tidak kecewa padanya.

"Lusa? Kenapa?"

"Itu..., besok yang mulia kaisar berkunjung ke kediaman tuan Duke, jadi ayah harus bertugas dan batal cuti" jelas Daniel.

"Kaisar??" Diana bingung, ada apa sehingga yang mulia kaisar sendiri datang berkunjung ke kediaman duke Caliste.

Diana menggeleng, untuk apa ia memikirkan kaisar yang wajahnya saja tidak pernah ia lihat. Meski ia sebenarnya penasaran, untuk apa orang dengan pangkat tertinggi di kekaisaran ini mengunjungi kediaman yang letaknya amatlah sangat jauh dari ibu kota kekaisaran.

"Tadi pagi ada surat dari kekaisaran yang menyatakan kaisar akan tiba besok, meski itu sangat tiba-tiba, tapi kita semua harus bersiap menyambutnya. Jadi, tadi pagi tuan Duke meminta ayah agar kau juga ikut membatu, terlebih untuk menyiapkan gaun tercantik untuk Nona Alea---putri tuan Duke"

Sexy VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang