15. Evening time

6 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Tante pulang dulu ya, Na? Kalo ada apa-apa minta tolong aja sama Renjun atau gak langsung telfon tante, ya?" Ucap tante Wendy sambil bersiap-siap untuk pulang kerumahnya.

Renjun baru aja nyampe, dan sekarang gantian tante Wendy yang harus pulang ke rumah. Mengingat tadi pagi kalo ternyata tante Wendy baru aja mendarat dari Singapura, membuat gua jadi gak enak hati karna beliau udah harus datang lagi kesini untuk menjenguk gua.

"Iya tante, makasih banyak udah dateng kesini. Maaf kalo udah ngerepotin tante." Ucap gua sedikit membungkuk. Tante Wendy tersenyum lalu menepuk pipi gua pelan. "Sama-sama, tante gak merasa kerepotan kok. Yaudah kalo gitu tante pulang dulu ya?"

"Iya tante, hati-hati dijalan."

"Hati-hati, Ma." Tante Wendy mengangguk sebelum akhirnya pergi dan menghilang setelah diantarkan Renjun sampai depan pintu.

Sedangkan gua, gua berjalan kearah meja makan lalu pergi duduk keatas kursi makan. Mengambil selembar roti tawar lalu menyelupkannya ke dalam segelas susu.

"Kok makannya gitu aja? Gak pake mentega atau gak selai?" Tanya Renjun sambil berjalan kearah gua. Duduk disamping gua sambil melihat meja makan yang penuh dengan makanan sehat. "Enak tau, kamu harus coba." Jawab gua.

"Mau aku buatin sesuatu gak?" Tawar Renjun. "Mau, emangnya kamu mau buat apa?"

"Ada deh, liatin ya?" Gua mengangguk lalu melihat pergerakan Renjun.

Ia mengambil satu piring dirakan piring, sebotol selai strawberry, dan juga sekotak mentega putih yang ada dirakan dapur. Setelah semua alat dan bahan disiapkan diatas meja, Renjun mulai bereksperimen diatas meja makan.

Ia meletakkan selembar roti tawar diatas piring, lalu dioleskannya dengan mentega putih hingga menutupi seluruh bagian atas. Selanjutnya ia olesi dengan selai strawberry dengan bentuk bulatan yang banyak.

Gua tertawa, karna gua tau apa yang telah Renjun lukis diatas roti tawar tersebut. Ia membuat roti tawar berlukiskan buah strawberry, atau lebih tepatnya buah tomat.

"Ihhh kok kamu lucu banget sihh? Tiba-tiba bisa kepikiran buat ini?" Kagum gua ke Renjun. "Tapi ini belum jadi, Na. Daunnya gak ada." Jawab Renjun.

"Kayaknya ada deh, kenapa gak pake daun itu aja?" Usul gua sambil menunjuk daun bunga kecil yang ada diatas lemari tv. Renjun tertawa. "Oh iyaya, sebentar aku ambilin dulu."

Renjun mencabut daun bunga kecil tersebut sebelum akhirnya ia letakkan diatas lukisan buah strawberry-nya, dan sekarang hasilnya pun sudah jadi dan menggemaskan untuk dilihat.

"Jadiiiii." Ucap Renjun yang setelahnya gua bertepuk tangan untuk dirinya. "Kalo selucu ini, mana tega aku makannya."

Renjun tertawa. "Ya makan aja, namanya juga makanan."

"Tapi kan gambarnya lucu." Ucap gua sambil memanyunkan bibir. Renjun yang melihat itu pun seketika langsung gemas. "Gak usah manyun-manyun gitu, Na. Mau aku cium?"

"Ishhh apaan sihhh? Yaudah iya aku makan." Renjun tertawa puas melihat gua yang salah tingkah. "Ehh tapi aku foto dulu deh." Usul gua yang setelahnya gua mengambil handphone gua diatas lemari nakas, lalu memfotonya dengan hati-hati.

"Selesaiiii, ittadakimasu." Ucap gua yang kemudian gua menggigit roti tawarnya dengan pelan-pelan. Renjun tersenyum sebelum akhirnya gua menyodorkan roti tawarnya juga kepada dirinya. "Cobain deh, enak."

Renjun menurut, lalu menggigit roti tawarnya yang ada di tangan gua. "Enak."

"Kan, makasih ya udah buatin ini?"

"Hmm, sama-sama." Ucap Renjun yang setelahnya menghapus mentega putih yang ada di ujung bibir gua, lalu memakannya secara tiba-tiba. "Ihh jorokkk." Teriak gua.

"Kan bekas bibir kamu, Nana." Bela Renjun. "Ya tetep aja jorok."

"Dari pada langsung aku hapus pake bibir aku, kamu mau?"

"Ihh Renjunnnn."

TBC

Love is a Sweet Pain [AU] | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang