16. Cinta buta

6 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Renjun."

"Hmm?"

"Pasti kamu dari kemaren marah terus ya sama aku?" Tanya gua sambil mengelus pucuk kepala Renjun yang sedang tiduran diatas paha gua. "Enggak, kenapa juga aku marah?"

"Ya soalnya dari kemaren aku banyak ngumpetin sesuatu dari kamu, kamu pasti marah kan?" Renjun terdiam, pura-pura gak denger dan sibuk sama handphone-nya. "Aku tau pasti kamu udah tau, tapi karna bukan dari aku. Jadi, aku minta maaf."

"Kalo gitu kasih tau aku, kenapa kamu gak mau cerita sama aku?" Renjun menyimpan handphone-nya lalu menatap tajam kearah gua. "Karna aku gak mau bikin kamu khawatir, dan aku juga nunggu waktu yang tepat buat cerita sama kamu. Tapi ternyata aku telat, dan kamu juga udah tau semuanya dari Papa kamu. Maaf, Renjun."

Renjun tersenyum lalu mengelus pipi kiri gua dengan lembut. "Aku maafin, karna aku juga tau pasti itu berat buat kamu. Gapapa, aku gak masalah kok. Yang penting kamu juga udah ngomong sama aku." Ucap Renjun yang setelahnya gua menunduk dan menitikkan air mata.

"Hey, kenapa nangis?" Renjun terbangun sebelum akhirnya menarik tubuh gua ke dalam pelukkannya. Gua terdiam, sedikit mencengkram baju Renjun. "Na, kenapa nangis?" Ulang Renjun.

"Kalo semisalkan aku gak ngomong sama kamu, kamu bakal tetep maafin aku gak?"

"Aku pasti bakal tetep maafin kamu, Nana."

"Tapi kenapa? Bukannya aku udah bikin kamu marah?" Renjun menghela nafas, lalu menyimpan dagunya tepat diatas kepala gua. "Karna semarah-marahnya aku, aku bakalan tetep nyariin kamu, aku bakalan tetep disamping kamu. Jadi kalo aku marah, tolong jangan pergi."

"Kalo aku harus pergi?"

"Aku bakal ikut kamu pergi." Jawab Renjun yang membuat gua menatap kearah atas, melihat wajah Renjun dari bawah. Sedangkan Renjun, melihat wajah gua dari atas. "Aku gak mau kamu ikut pergi."

"Kenapa?"

"Karna aku maunya kamu disini, bahagia sampai tua nanti."

"Ketika kamu bilang 'Aku harus pergi', disaat itu lah juga aku mulai merasa takut untuk kehilangan kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika kamu bilang 'Aku harus pergi', disaat itu lah juga aku mulai merasa takut untuk kehilangan kamu. Dan di malam itu pun juga aku mulai memutuskan untuk menginap dirumah sakit sampai waktunya kamu untuk pergi penyembuhan."

"Dan seperti itu lah, butanya aku mencintai kamu."

TBC

Love is a Sweet Pain [AU] | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang