0. Winner

617 39 0
                                    

“LISA-YA!” Suara melengking yang berasal dari gadis berambut blonde terdengar memenuhi lorong koridor kelas, meski dia belum sampai ke tempat tujuannya.

Dia berlari, mengabaikan tatapan aneh dari siswa seolah-olah mereka menemukan orang gila di sekolah. Tentu saja karena tadi dia berteriak tidak jelas.

Rosé masih sempat-sempatnya untuk tersenyum, membayangkan bagaimana reaksi Lisa nanti saat mendengar kabar bahagia darinya. Dia pasti bahagia, dan Rosé tentu saja akan merasakan hal yang sama.

‘Kau pasti akan senang, Lisa-ya,’ batinnya dan gadis berambut blonde itu kembali tersenyum.

Jam pelajaran telah usai, berganti dengan waktu istirahat. Beberapa dari mereka lebih banyak untuk memilih ke kantin. Memang waktu yang tepat untuk beristirahat sejenak setelah menguras otak, dan tak lupa untuk mengisi perut yang sudah keroncongan meminta jatah makanan. Sungguh hari yang cukup melelahkan meski baru setengah pelajaran.

“LISA-YA!” Kali ini Rosé memasuki sebuah kelas tanpa tahu malu. Dia kembali tak memedulikan tatapan orang di kelas yang menatapnya aneh, mata sipit yang dimilikinya justru tertuju ke arah seseorang.

“Unnie? Waeyo?”

“Ada kabar baik untukmu, Lisa-ya!”

***

Panas matahari tak terasa begitu terik karena mereka memilih duduk di atas pohon beringin yang cukup rindang. Menikmati hembusan angin yang membelai lembut, ditemani bekal makanan yang sengaja dibawa dari rumah dan duduk di atas rumput hijau. Sederhana, tetapi itu saja Lisa sudah bahagia.

“Jadi, ada kabar bahagia apa untukku, Unnie?” tanya Lisa memulai topik pembicaraan. Bekal makanan miliknya telah dia habiskan. Kali ini Lisa tengah meminum susu kotak kemasan rasa cokelat yang selalu dia bawa--karena minuman wajib--sembari sesekali menyedot isi dari susu tersebut.

Bukannya mengatakan sesuatu, Lisa malah mendapatkan sebuah ponsel berwarna rose gold milik gadis berambut blonde itu. Dia menatap Rosé dengan tatapan kebingungan. “Mwo?” tanya gadis yang berambut poni itu tak paham.

“Ambil dan bacalah,” ujar Rosé. Setelah itu dia kembali memakan bekal makanan yang belum dihabiskan.

Dengan ragu, Lisa mulai menyalakan benda berbentuk persegi panjang dan pipih itu. Ponsel itu langsung menunjukkan sebuah aplikasi pesan singkat berisi sesuatu.

Mwo?! Apa ini benar? Aku menang lomba menulis artikel?” tanya Lisa heboh. Ekspresi wajahnya menunjukkan seolah tak percaya. Pesan itu bertuliskan jika Lisa menjadi juara pertama dalam lomba membuat artikel. Padahal dia hanya iseng membuat artikel dengan topik yang cukup ringan.

Kala itu sebuah Universitas--di mana kedua kakak Rosé menimba ilmu--mengadakan lomba menulis artikel dengan tema bebas. Kebetulan Rosé menjadi ketua redaksi di sekolahnya, dia sudah menunjuk beberapa orang untuk berpartisipasi dalam lomba tersebut, tetapi mereka menolak dengan beberapa alasan.

Namun, tiba-tiba saja Rosé malah menunjuk Lisa tanpa sebab. Padahal dia bukanlah anggota redaksi. Akhirnya Lisa terpaksa mengikuti lomba itu karena tak ada pilihan lain.

Rosé mengangguk santai sambil tersenyum. “Sepulang sekolah kau harus mengambil pialanya.”

“Tapi, kita akan ke sana naik apa?”

Rosé mendekati gadis itu. “Tiffany Songsaenim yang akan mengantar kita. Tenang saja, aku juga akan ikut bersamamu.” Tiba-tiba Rosé merebut susu kotak rasa cokelat yang sebelumnya berada di genggaman tangan Lisa.

“Ya! Kenapa tidak ada? Ini sudah habis,” ujar gadis berambut blonde itu dengan nada kecewa. Padahal dia juga ingin meminum susu itu karena tak sempat membelinya di kantin.

Lisa terkekeh kaku, sedikit merasa bersalah. “Mianhae, Unnie terlambat. Aku sudah menghabiskannya beberapa menit yang lalu.”

Rosé menghela napas pendek, “Gwenchana. Nanti aku akan beli saja di kantin.”

***

“Ada apa kau memanggilku?” Dua botol softdrink yang dia beli di vending machine seolah menjadi peneman di antara dua saudari itu. Dibalut dengan keramaian di kantin pada waktu istirahat.

“Lisa memenangkan lomba membuat artikel yang diadakan kampus kita,” ujar Jennie kepada kakak yang lebih satu tahun lebih tua darinya. Setelah itu dia mulai meminum softdrink beberapa teguk.

“Aku tahu itu, jadi kau hanya ingin membahas itu?” tanya Jisoo dengan heran, meskipun dia juga turut senang atas kemenangan gadis itu.

“Ada hal lain lagi yang ingin kubicarakan tentang itu.” Raut gadis berpipi mandu itu mulai terlihat serius. Tidak seperti tadi yang tampak terlihat tenang.

Jisoo menautkan kedua alisnya, “Apa?” tanyanya. Rasa penasaran mulai mendominasi.

“Setelah istirahat, Lisa dan Rosé akan segera ke sini untuk mengambil piala kemenangan.” Jennie kembali meneguk softdrink sebagai jeda sejenak. Tidak seperti kakaknya yang bahkan tak menyentuh minuman itu sama sekali, dia seolah sedang tak berminat.

“Lalu?” Ingin sekali Jennie untuk mengamuk, tetapi dia tak bisa melakukan itu. Saat ini kantin sedang dalam kondisi yang cukup ramai. Dia masih punya urat malu.

“Haish, Unnie. Kau masih belum paham?” Jennie memilih untuk berkata sewajarnya meski ada rasa geram dalam perkataannya. Tidak biasanya kakaknya itu bertingkah seperti saat ini. Jennie kembali meminum softdrink, kali ini hingga tandas.

“Aku memang masih belum paham apa yang kau maksud, Jennie-ya,” ujar Jisoo sembari menghela napas. Mata kuliah yang sangat menguras otak tadi pagi sepertinya membuat konsentrasi gadis itu mulai menurun. Ditambah dengan perut kosong yang belum diisi sejak pagi. Sesuatu yang belum Jisoo alami sebelumnya.

Jennie mencoba kembali bersikap tenang, dia kini mulai menangkap maksud dari sikap kakaknya saat ini. “Maksudku begini, menurutmu apa Lisa akan kembali menunjukkan piala lagi kepada Eomma?”

Kegiatan Jisoo yang hendak memakan bekal--yang dia bawa dari rumah karena tak sempat--mengurungkan niat. Dia lupa itu. Sesuatu yang akan menyakiti Lisa.

To be continued

Aku bingung mau ngomong apa, tapi salam kenal😂

Aku mau coba nulis lagi setelah sekian lama aku memutuskan untuk beristirahat dari menulis selama beberapa bulan:v dah lama nih gak main wattpad. Paling cuma baca2 aja, itupun jarang banget🗿

Untuk jadwal update tergantung mood-ku atau kalian. Kalau respon baik jadi lebih cepet😂😅

Janlup vote and comment nya😌

Sayonara~

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang