Dua jam menduduki kursi di kelas, membuat pantat Jennie pegal bukan main. Apalagi dia harus mendengarkan penjelasan dosen dengan gaya pembelajaran yang terlihat monoton berhasil membuat kepala gadis bermata kucing itu mengepul seolah terjadi kebakaran di otaknya.
Ternyata menjadi mahasiswa benar-benar melelahkan dari yang Jennie bayangkan selama ini. Bahkan jauh lebih melelahkan daripada saat dia masih menjadi siswa Senior High School.
Setelah mengikuti kelas yang membosankan itu, Jennie memutuskan untuk segera pergi ke kantin. Dia perlu mendinginkan kepalanya yang sempat mengepul. Gadis itu memilih menyambangi sejenak vending machine untuk mengambil soda kaleng dan menjatuhkan bokongnya di kursi kantin dengan posisi dekat dengan jendela.
Jennie meneguk beberapa kali soda kaleng yang dia minum sembari menikmati pemandangan mahasiswa yang berlalu lalang di bawahnya melalui jendela di samping gadis itu. Dia tak tahu kenapa kantin kampus yang tampak nyaman ini malah berada di lantai tiga gedung kampus, sehingga harus menaiki lift untuk menuju ke tempat ini. Cukup mengherankan karena biasanya kantin selalu berada di lantai dasar kampus.
“Jangan banyak melamun, kau bisa kerasukan hantu gedung ini.” Jennie berdecak pelan tatkala mendengar suara yang familiar, tetapi terdengar menyebalkan. Seorang pria dengan gaya berpakaian yang santai tiba-tiba saja sudah duduk manis di depannya.
“Tak akan pernah terjadi, aku rajin beribadah.” Gadis yang ternyata memiliki pipi tembam bak mandu itu meneguk kembali soda di tangannya, kembali menikmati pemandangan yang disajikan jendela di bawah sana. Mengabaikan pria itu.
“Ya, kau marah padaku, Jennie-ya?” Pria bernama lengkap Min Yoongi itu mulai menatap Jennie seolah merasa bersalah.
Biasanya gadis itu akan mengoceh, menceritakan segala kejadian yang terjadi saat di kelas. Namun, kali ini Jennie terlihat enggan untuk berbicara, bahkan perkataan padanya terdengar sinis.
“Pikir saja sendiri.” Benar saja, perkataan dengan nada sinis itu kembali terdengar dari mulut gadis bermata kucing itu.
“Jennie-ya.” Pria itu mencoba memegang tangan gadis itu, tetapi Jennie menepisnya. Yoongi menghela napas. Meski sudah beberapa bulan mereka mengenal hingga akhirnya menjalin hubungan sebagai kekasih, dia sudah tahu seluk-beluk sikap Jennie seperti saat ini.
Ah, sekarang dia tahu apa penyebab gadis berpipi mandu itu merajuk. Jennie tidak menyukai dengan orang yang selalu mengingkari janji, dan kini Yoongi telah melakukan apa yang Jennie tidak sukai.
Beberapa hari yang lalu Yoongi berjanji kepada kekasihnya untuk makan malam di sebuah restoran. Namun, karena ada urusan mendadak Yoongi membatalkannya begitu saja bahkan tanpa memberitahu gadis itu. Bisa dibayangkan bagaimana Jennie terus menunggu kekasihnya itu datang tanpa kepastian.
“Mianhae, aku ada urusan mendadak saat itu. Aku juga tidak bisa mengabarimu karena ponselku mati.”
Jennie mendengarkan tanpa menoleh ke arah kekasihnya itu sama sekali. Rasa kesal belum hilang sepenuhnya di hati gadis itu. “Lalu, kenapa kau tak memberitahuku di kampus kemarin?” tanyanya kemudian, masih tanpa melihat wajah Yoongi.
“Aku izin tidak bisa masuk kuliah karena hal itu.”
Kali ini Jennie menoleh, meski dengan mata kucingnya yang terlihat sedikit memicing curiga. Entah kenapa seperti ada sesuatu yang berusaha disembunyikan oleh kekasihnya. Yoongi selalu sering absen memasuki kampus, tetapi dia juga tak tahu kenapa alasannya. Setiap dia menanyakannya, pria itu malah mengalihkan pembicaraan. Sepertinya kekasihnya itu memiliki masalah dan memilih menyembunyikan itu semua darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) You
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Bahagia itu sederhana, sesuatu yang istimewa bukan menjadi syarat utamanya. Bahagia menurut Lisa itu sangatlah sederhana. Dia tidak ingin apa-apa lagi. Kehadiran mereka sudah lebih dari kata 'cukup' baginya. Kim Jisoo...