2

2.3K 272 6
                                    

Seonghwa hanya bisa pasrah saat dirinya diberi tugas di luar kantor. Tugas dinas. Sebagai bawahan yang bahkan posisinya terbilang rendah, Seonghwa tak bisa menolak.

"Hh~ lelah juga"

Dengan setumpuk berkas di tangannya, tugasnyapun akhirnya selesai. Merapikannya ke dalam tas dan pergi dari tempat itu.

"Masih terlalu cepat. Mungkin aku bisa melihat Luna dan Leo sebentar"

Tersenyum kecil saat melihat jam di ponselnya. Masih aman untuk sekedar melihat dua malaikat kecilnya.

Beruntung tempat kerjanya tak jauh dari daycare maupun tempat tinggalnya. Jadi ia bisa sewaktu-waktu melihat mereka.

"Luna akan senang kalau aku membawakannya susu stroberi" gumamnya.

Bukan permen atau ice cream yang akan membuat gigi kecil itu berlubang.

Seonghwapun berbelok di sebuah minimarket tak jauh dari tempatnya. Langsung menuju rak dimana banyak jenis susu tersusun rapi.

"Dimana letak popok bayi?"

Masih memilih susu yang akan dibelinya, sebuah suara membuat dada Seonghwa bergetar.

'Tidak. Apa yang kupikirkan'

Menggelengkan kepalanya seraya tetap fokus. Membelikan Luna susu stroberi. Lebih cepat lebih baik. Sebelum waktu berharganya berakhir.

"Ukuran mana yang harus saya beli untuk bayi berusia enam bulan?"

Seonghwapun memejamkan kedua matanya perlahan. Menenangkan dirinya sendiri ketika suara itu kembali terdengar di telinganya.

'Halusinasiku terlalu berlebihan. Lagipula kenapa tiba-tiba suaranya bisa terdengar begini?! Saat aku bahkan tak pernah memikirkannya?!'

Mengelus dadanya perlahan seraya membuka kedua bola matanya. Mengambil susu stroberi yang daritadi menjadi incarannya, sebelum-

"Sayang"

Jantung Seonghwa hampir keluar dari tempatnya kalau begini ceritanya. Ketika tiba-tiba orang yang bahkan tak pernah ia pikirkan sekalipun selama satu tahun ini kembali muncul di depannya.

"Permisi, Anda menghalangi jalan saya" ujarnya berusaha tetap tenang tanpa menunjukkan ekspresi berlebihannya.

"Seonghwa? Aku benar, kan? Ah, tidak mungkin aku melupakanmu juga. Aku pasti benar"

Menggenggam erat kotak susu yang ia pegang.

"Tidak. Anda salah. Saya bukan orang yang Anda maksud"

Berbalik dan mencari jalan lain. Hingga ia berada di kasir dan membayar apa yang dibawanya.

"Bisa bicara sebentar? Banyak hal yang harus kita bicarakan. Aku bahkan belum sempat mengatakan apapun saat kau pergi dulu"

Selesai dengan transaksinya, Seonghwapun beranjak pergi. Tak menghiraukan sosok yang masih saja mengikutinya.

Tidak. Seonghwa tak boleh pergi ke daycare saat orang ini masih mengikutinya.

"Seong-"

"Bisa berhenti mengikutiku?"

Dan akhirnya mau tak mau ia harus kembali berbicara.

"Bukankah status kita masih terikat pernikahan? Aku berhak mengikutimu"

Seonghwa tak suka mendengar fakta itu. Ia ingin segera mengakhirinya dan benar-benar hidup tenang dengan anak-anaknya.

"Tidakkah kau malu mengucapkannya?"

Still Married | JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang