Tak ada yang spesial bagi Zoe hari ini. Hanya ada beberapa desain baju yang belum selesai dibuatnya yang harus segera diselesaikan. Di butik tempatnya bekerja memang ada beberapa orang yang dapat membantunya mendesain, tapi tetap saja hanya Zoe yang bisa melakukan itu semua dengan sempurna agar dapat memuaskan semua pelanggan.
Zoe baru akan menyeruput kopinya ketika tiba - tiba ponselnya berdering. Ia langsung saja mengangkatnya saat melihat siapa yang menelpon.
"Halo, bi?"
Terdengar bunyi berisik yang mengganggu sebelum suara seorang anak kecil memenuhi telinga Zoe. "Hello, kak Zoe. Kakak lagi apa? Kenapa sih, kakak jalang sekali ke lumah Key?"
Zoe tersenyum kecil. Ini pasti Keysha. Anak dari bibinya yang baru berusia tiga tahun. Dia memang sangat dekat dengan sepupunya yang satu ini. "Keysha? Ah, kakak senang sekali kamu menelpon. Er--soal itu, kakak minta maaf ya. Sekarang ini kakak sibuk sekali. Begini saja, hari minggu ini kita pergi jalan - jalan! Kau mau?"
"Leally (re: really), kak? Ah, iya - iya Key mau! Tapi, kita mau jalan - jalan kemana, kak?"
"Terserah Keysha mau kemana. Yang penting Keysha senang."
"Leally, kak, leally? Yeay! Nanti Key mau ke... Kemana ya? Oh ya, ke kebun binatang, ke taman belmain, telus kemana lagi ya..?"
"Hahaha... Key... Key… Yasudah, lusa besok kita rayakan hari Minggu hanya untuk kita berdua saja! Kalau begitu, kak Zoe mau lanjut kerja dulu ya. Bye, Key... See you."
Zoe tertawa sambil menggeleng - gelengkan kepala membayangkan bagaimana wajah gembira Keysha yang imut itu. Zoe merasa dia seharusnya menjenguk bibi Petunia saat melahirkan Keysha, tapi sayangnya, saat itu keadaannya berbeda... Zoe ingat ketika itu dia sedang sibuk memikirkan Zayn yang tiba - tiba menghilang.
Ah, Zayn lagi...
"Miss. Stewart?"
Zoe mendongak, melihat Nancy--asistennya yang sudah berdiri di hadapannya. Ia bahkan tidak sadar Nancy berjalan kemari. "Ada apa?"
"Besok, direktur dari perusahaan Eagle's Group dan tunangannya akan datang kesini untuk memesan gaun pengantin. Saya harap anda siap menghadapi mereka berdua." Kata Nancy dengan nada sedikit cemas dan kepala yang menunduk ke bawah.
Alis Zoe bertaut cepat. Ia tidak mengerti. Apa maksud dari perkataan Nancy? Memangnya kenapa dengan kedua pasangan itu? Zoe melangkah lamban mendekati Nancy lalu menyentuh pundaknya sampai Nancy mendongak.
"Apa maksudmu?" Tanya Zoe heran. "Memangnya ada apa dengan mereka berdua? Mereka membawa naga?" Zoe menaruh sedikit humor pada kalimatnya sebelum ekspresinya berubah menjadi serius lagi.
"Er--banyak orang yang bilang direktur itu benar - benar menyeramkan. Maksudku, terlalu perfeksionis sampai akhirnya apapun yang mereka inginkan, sekecil apapun, harus dituruti. Jika ada kesalahan sedikit saja, dia akan marah besar pada orang yang berbuat kesalahan itu. Maka dari itu, saya kesini... Maaf, bukan maksudku untuk--"
"Aku tahu. Aku tahu." Zoe mengangguk - ngangguk dengan tangannya yang terlipat sementara jari tangan kanan mengetuk - ngetukkan dagu lancipnya. Ia sudah bisa mencerna maksud dari ucapan Nancy tadi. Perfeksionis... Kesempurnaan... Kemewahan... Banyak orang yang seperti itu di dunia ini. Dan menurut Zoe, itu semua tidak perlu ditakuti. Terlalu berlebihan.
"Kau tenang saja. Aku pasti bisa menanganinya. Jam berapa mereka kesini?"
Nancy menghela napas. "Besok sehabis jam istirahat makan siang. Sekitar pukul setengah dua. Kalau begitu, saya permisi dulu, Miss." Setelah itu Nancy keluar dari ruangan meninggalkan Zoe yang masih sedikit penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
FanfictionBook 2. "You come back, but everything has changed." Sequel to "Promise" (Zayn Malik Fanfiction) 2015 © fairy-stardust