07. Our

1.7K 186 9
                                    

Sudah hampir tiga bulan berlalu sejak malam pertama Naruto dan Hinata. Kini saatnya memastikan sesuatu. Apakah anak Naruto sudah ada di perut Hinata atau belum. Tsunade sebagai dokter telah menyiapkan jadwal khusus untuk mereka berdua. Dan, Kakashi telah menyiapkan hati untuk segala hal yang akan terjadi selanjutnya.

Pagi ini, Kakashi dan Naruto sempat berdebat sedikit mengenai masalah jadwal temu dengan Tsunade.

"Tidak sensei, tidak boleh!" ucap Naruto dengan tegas, dia menggelengkan kepala dengan keras dan menaruh kedua tangan yang disilangkan di depan dada sebagai tanda bahwa dia tidak setuju.

Kakashi merengut sambil memakan rotinya, "Aku akan memakai kagebunshin, jadi biarkan aku ikut!" ucap Kakashi dengan sangat memohon.

"Tidak," sahut Naruto lagi.

"Aku juga ingin tahu hasilnya, Naruto. Ayolah, ijinkan aku ikut! Aku mohon, ya?" bujuk Kakashi dengan nada memelas.

"Tidak."

Kakashi tiba-tiba saja berubah manja seperti ini semenjak malam itu. Dia selalu saja ingin berada di dekat Naruto, tapi hebatnya Naruto tidak pernah menolak. Namun hari ini berbeda.

Naruto tidak mau Kakashi ikut, tidak akan pernah. Dia tidak mau membuat hati Kakashi hancur jika dia tahu apa yang ada di dalam perut Hinata.

Kakashi terduduk diam di atas kursi setelah mendengar sahutan tegas Naruto, "Setidaknya kau harus berjanji kalau kau akan mengatakan apapun hasilnya padaku," gumamnya.

Naruto tersenyum getir, dia mendekati Kakashi kemudian memeluknya. "Aku berjanji."

Kakashi memeluk Naruto kembali, "Aku berharap kau benar-benar mendapatkan bayi, bayi yang sama miripnya denganmu. Lalu aku akan mengajarkan cara ninja bertarung di usianya yang ke-5 tahun. Membawanya jalan-jalan, dan membawanya kemari," kata Kakashi dengan semangat.

Mendengar hal itu dari bibir kekasihnya, hati Naruto terasa diiris, sakit mendengarnya. Bagaimana bisa Kakashi mengatakannya dengan santai dan tenang seperti itu? Naruto mengeratkan pelukannya, tanpa sadar air matanya menetes di atas bahu Kakashi.

"Maafkan aku, sensei...."

Sedikit terisak, Naruto memeluk Kakashi erat. Kakashi tidak menolak, dia memeluk pinggang kekasihnya sebagai balasan.

"Aku tidak apa-apa, aku benar-benar ingin melihat bayimu," kata Kakashi mencoba meyakinkan. Entah meyakinkan Naruto atau malah dirinya sendiri yang ia coba yakinkan.

Lama sekali mereka terdiam di momen itu, Kakashi akhirnya melepas pelukannya dan menatap Naruto yang sembab, kemudian mengecup bibirnya. "Pergilah, dan bawakan aku semangkuk ramen saat kau kembali ya!"

Naruto tersenyum melihat kekasihnya kembali tersenyum. "Hm, aku akan membawanya. Hanya itu saja?" tanya Naruto.

"Lekaslah kembali, aku ingin segera memelukmu selepas bekerja," minta Kakashi pada Naruto dan diangguki oleh Naruto.

"Aku akan segera kembali."

Setelah mengatakan hal itu, Kakashi lebih dulu meninggalkan rumah dan bergegas bekerja. Hatinya masih terasa berat, apa mungkin dia perlu meluapkannya pada minuman keras? Yah, mungkin saja perlu.

Kakashi menatap siluet rumahnya sebelum akhirnya siluet itu perlahan mengecil seiring perjalanannya yang semakin menjauh. Jauh dari rumahnya dan jauh dari Narutonya.

[Weird Sensei - 7]

Keadaan sunyi ketika Nona Tsunade memeriksa keadaan Hinata. Naruto menunggu di ruangan sedangkan Hinata dan Nona Tsunade masuk ke ruangan khusus.

WEIRD SENSEI 2 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang