08. If You Happy

1.6K 162 12
                                    

Kakashi berlalu pergi entah kemana meninggalkan Naruto sendirian di ruangan Hokage. Dan Naruto masih juga terdiam di tempatnya tidak berkutik sedikitpun sambil memandangi tempat duduk Kakashi.

Kekasihnya seharian bekerja di tempat ini, biasanya dia tidak pernah peduli dengan apa yang ada di atas meja ketika Nona Tsunade masih menjabat sebagai Hokage. Namun kini, dia menjadi peduli soal itu.

Foto Naruto, Kakashi, Sakura dan Kakashi berada di atas meja, berkas-berkas yang masih menumpuk tidak luput dari pandangannya. Gelas kopi yang belum tersentuh sama sekali membuatnya sadar. Kekasihnya itu pasti sedang menunggunya tadi.

Lama dia terduduk, memikirkan tentang hal yang akan dia lakukan terhadap masa depannya. Jika dia diharuskan untuk memilih diantara Kakashi atau anak yang dikandung Hinata, yang mana yang harus dia pilih?

Dia mencintai Kakashi lebih besar dari siapapun, namun dia juga tidak ingin anaknya kelak tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, dia tidak ingin anaknya jadi seperti dirinya.

Dia tenggelam dalam pikirannya hingga tidak sadar bahwa di ujung ruangan muncul sebuah ruang dimensi, dan tidak lama kemudian seorang pria keluar dari dalamnya.

"Naruto?" panggilnya, Naruto yang sedang tenggelam dalam pikiran akhirnya tersadar setelah mendengar suara yang sangat ia kenal meskipun suara itu terdengar makin berat dan penuh kekosongan.

Pria bersurai hitam dan berkulit putih pucat itu menampakkan diri, Uchiha Sasuke telah kembali ke desa Konoha. Dan yang pertama kali dia lihat adalah Naruto yang sedang bersedih.

Sasuke tidak buta dan tidak bodoh untuk tidak mengetahui apa yang terjadi pada rival yang sangat ia kenal itu. Kakashi, pasti itulah alasannya.

"Sasuke?" Naruto terpaku di tempatnya setelah melihat Sasuke. Dia masih terlihat tidak percaya.

"Kau sungguh Sasuke?!" tanya Naruto.

Sasuke berdecak, dia memandangi Naruto dan berkata, "Bodoh, tentu saja ini aku, satu-satunya klan Uchiha yang tersisa," ucapnya.

Naruto tiba-tiba saja berhenti bereaksi, dia melupakan fakta bahwa Itachi, kakak dari Sasuke telah tiada. Ia menundukkan kepala dan berkata, "Aku turut berduka, Sasuke, semoga dia tenang di alam sana," ucap Naruto.

"Terimakasih," sahut Sasuke.

Sasuke merogoh sakunya dan mengambil sebuah gulungan, kemudian menaruhnya di atas meja. Tidak lupa dia juga memberikan hadiah kepada Naruto.

"Itu hadiah untukmu, aku dengar kau sudah menikah dengan Hinata, benarkah?" tanya Sasuke. Naruto terdiam sejenak kemudian menyesuaikan ekspresi wajahnya.

Dia tersenyum, "Haha, iya. Saat ini Hinata juga sedang hamil," ucap Naruto sumringah. Sasuke membelalak kaget seakan tidak percaya akan hal Yang sudah disampaikan oleh rivalnya itu.

"Hamil? Secepat itu?" tanya Sasuke.

Naruto tertawa kecil menatap ekspresi wajah bingung Sasuke. "Hahahahaha, memangnya secepat itu ya? Menurutku tidak juga."

"Ah, iya, kau sudah bertemu dengan Sakura?" tanya Naruto. Sasuke diam seribu bahasa.

"Aku akan menemuinya nanti, ah benar, aku ingin sekali berjalan-jalan di desa, mau menemaniku?" Sasuke terlihat sangat menunggu jawaban dari Naruto, timbul sedikit rasa cemas dalam dirinya jika saja Naruto tidak ingin bersamanya.

Naruto mengangguk, "Baiklah! Aku akan menunjukkan beberapa tempat yang berubah sejak terakhir kali kau ada di desa!" Naruto berubah jadi bersemangat, Sasuke merasa lega, rivalnya yang dulu telah kembali.

WEIRD SENSEI 2 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang