1

24 0 0
                                    

"Cepatlah jika tidak ingin ku tinggal"
Sambil menyimpulkan tali sepatunya bergegas untuk ke bagasi

Ini hari rabu di awal semester 7 untuknya, dan awal baru juga untuk para maba yang akan diawasinya nanti

Siapa yang suka dengan menunggu yang seperti di alami oleh si pria camar. Dia mengetuk-ngetukan jarinya ke stir mobil kesayangan menunjukan kebosanannya

Jika tidak karena merindukan sang ibu, mark tidak ingin rasanya pulang kerumah keluarganya. Bukannya tidak ingin, lebih tepatnya dia sangat tidak suka bertemu dengan manusia menyusahkan satu ini- "oppa, tunggu sebentar lipstickku tertinggal"

Itu dia

Kata sabar ada batasnya bukan? Sepertinya mark sudah pada ambang batasnya. Mark menyalakan mesin dan berlalu meninggalkan kediaman keluarganya.

"Lebih baik aku tidak jadi pulang saja kemarin"

Mark tinggal diapartemennya sendiri, atas perjanjian dia dan ayahnya. Mark anak sulung dari 2 bersaudara yang pastinya dia yang akan meneruskan perusahaan yang sudah dibangun turun-temurun dari kakeknya. Ia tidak terlalu menyukai pekerjaan dikantor yang akan bertemu kertas dan layar setiap hari, sangat membosannya dan tidak menantang

Dia akan menjalankan penuh perusahaan, setelah dia wisuda dan mendapat gelarnya, ya walaupun boleh dikatakan tidak sesuai gelar dan tempat kerja yang akan digeluti nantinya. Bukan masalah sebab kejeniusan seorang mark lee tidak usah diragukan. Apakah menjabat sebagai presiden mahasiswa belum bisa menjadi bukti kepemimpinannya?
Satu lagi dia juga sangat menggemari olahraga yaitu basket. Ya, dia juga menjadi kapten disana.

Balik ke pekerjaan yang dikatakannya menantang ialah bermain bersama listrik, perancangan, pengembangan, dan produksi perangkat listrik dan elektronik. Itu dia, kesukannya

Ayahnya tidak pernah menentang keinginan anak sulungnya itu, karena mark akan selalu menuruti perintahnya, seperti dia juga ikut membantu setengah pekerjaan ayahnya walupun sekarang ia masih menyandang sebagai mahasiswa.
Makanya ayahnya tidak pernah menentang akan seluruh minat yang di sukai oleh anaknya itu.

Bagaimana sibuknya seorang mark lee kalau kalian tahu?

Sesempurna itu, tapi sayang tidak ada pemiliknya.

Bukan tidak ingin memiliki kekasih, siapa yang tidak menyukainya?

Karena kesibukan yang dia hadapi setiap harinya membuat ia lupa akan untuk memiliki pujan hati

Sibuk bukan berarti tidak bisa melihatkan?
Dia sudah memiliki wanita yang ditaksirinya sejak awal semester, di saat ospek lebih tepatnya.

Mata indah yang bertemu tatap dengannya dan menjungkir balikan dunianya pada detik itu juga.

Bagaimana kelanjutan dirinya bersama wanita tersebut? Pasti kalian berpendapat sudah jadiankan?
Apalagi sekarang sudah menginjak semester 7 berarti sudah 3 tahun berlalu.

Mark itu kaku seperti batang pohon, selama ini dia cuma memperhatikan wanita itu dari kejauhan. Pendiriannya mengatakan 'belum waktunya' jangan memaksa si tampan karena itu pasti sudah dipikirkan olehnya.

Berapa menit lagi akan sampai ke gerbang kampus, mark mengalihkan matanya sebentar ke arah ponsel yang
Berdering

"Ya dad?"

"Nanti jangan lupa dengan pertemuan yang daddy bicarakan tempo hari" dengan satu tangan mark membelokan stik ke arah gerbang yang ada di depannya.

"Aku tidak melupakannya, dad. Tenang saja" mengkelakson penjaga yang ada di depan gerbang. Jangan minta senyuman padanya karena itu mustahil "mungkin aku akan datang sedikit terlambat, aku juga ada rapat Bem" mark memarkirkan mobil dan menjauhkan ponsel dari telinga mendengar notif diponselnya menandakan juga ada yang ingin menelfonnya selain ayahnya.

"Tidak masalah, aku akan mengabari jeno untuk mengurusinya sampai kau datang" mark bergumam sebagai jawaban lalu mengalihkan panggilan telfon pada nama yang tertera di ponselnya 'si manja'

"Oppa...kau tega meninggalkanku! Awas aja nanti kau pulang ibu negara akan mencincangmu!" Teriakan yang akan menggetarkan gendang telinga siapapun. Mendekatnya kembali setelah menjaukan ponselnya dari telinganya

"Kau ingin ospek atau fashion show? Berniat yang benar" ucapnya datar mendengar putusnya panggilan dari seberang sana dan memasukan kembali ponsel kesaku celananya.













Dia kira sudah tidak ada lagi yang terlambat

"Masih saja masa orentasi kau sudah membuat kesalahan, berikan alasanmu ku harap alasan yang berbobot" wanita itu memberikan pertanyaan kepada seorang maba yang terlambat 30 menit dari jam ospek. Maba yang terlambat 10 menit ada beberapa orang yang sudah berkumpul diasingkan dari maba yang lainnya.

"Maaf eonni, tadi aku kesulitan untuk mendapatkan taxi. Jadi aku harus menunggu lagi" ucap si anak maba dengan pelan ia menyadari kesalahannya

"Alasan klasik, tidak bisa diterima. Aku akan memberimu hukuman" ucap wanita itu singkat.

"Supirku tadi mendadak ada urusan dan daddyku tidak memperbolehkanku membawa mobil sendiri. Jadi maafkan aku ya eonni aku minta maaf, aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Jangan hukum aku ya.." memohon sambil mengenggam pergelangan tangan senior wanita di hadapannya.

"Ini dikampus bukan dirumahmu, hukuman tetap hukuman" melepaskan tangan si maba yang menggengam tangannya itu dengan pelan

"Lari keliling lapangan ini sebanyak 7 kali, kalau kau menolak hukuman akan lebih berat dari ini" ucapnya mutlak. Baru saja maba sudah melanggar peraturan

"Tunggu, siapa namamu?" Tanya senior wanita galak itu

"Eonni bisa memanggilku anna,
Brianna lee" dengan senyum manisnya. "Kalau nama eonni siapa?"
Ucapnya berbinar.

"Sudah jangan memperpanjang, aku menanyakan namamu untuk ku tandai. Jadi cepat selesaikan hukumamu" anna mempoutkan bibirnya dan mulai berlari.

"Haa..benar-benar senior menyebalkan, lihat saja nanti" bibir anna berkomat kamit berbicara sendiri sambil mulai berlari mengelilingi lapangan

"Kenapa kau hanya memberi hukuman berlari untuknya?" Ucap senior yang baru datang disampingnya.

"Sudahlah kelihatan dia anak orang kaya yang manja, pasti akan merepotkan juga bila terjadi sesuatu pad-"
Ucapan wanita itu terputus saat mendengar suara riuh para maba yang melihat seseorang yanh pingsang di ujung lapangan. "Kan..Baru saja ku katakan" mereka berdua berlari untuk menyelamatkan anna.

Didalam kerumunan orang yang sedang melihat seorang maba terkapar di lapangan "mark hyung, datanglah ke sini aku melihat anna pingsang dilapangan" jisung menelfon mark diseberang sana.







'Rasakan pembalasanku' ucap anna dalam hati.

Anna sedari kecil sudah ada dalam keluarga yang sangat menyayanginnya. Penuh dengan perhatian, kemewahan, dan seluruh kesempurnaan yang di ingingkan semua orang. 'sudah daparkan olehnya'

Jadi, tidak ada yang tidak bisa di lakukan anna, itulah sebab anna selalu ingin keinginannya dituruti. Sampai ia tidak bisa menempatkan jika sudah diluar lingkungan keluarga. Bisa dikatakan mungkin anna belum bisa pada garis dewasa, karna dia selalu ingin didulukan tidak ingin dipaksa.

"Anna, bangun.. anna" panggil si senior galak julukan baru yang diberikan anna, karena si senior itu tidak ingin memberitahu namanya.

Senior galak itu menguncang pelan bahu anna sampai- "Ada apa ini?" Si presma datang, dan masuk kedalam kerumunan orang-orang

Dengan alangkah terkejutnya mark kembali memandang mata indah itu

.

.

.













Semoga sukaaa
See youuu♡

Rigid [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang