3

8 0 0
                                    

Hyein tengah berbaring tengkurap diatas ranjangnya mengetik sesuatu dilaptop kesayangnya, ia menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka melihat ibunya masuk

"Kau sedang mengerjakan apa sayang?"
Ucap ibunya dan duduk ditepi ranjang.

"Ini, pendataan pengeluaran kegiatan ospek kampus, eomma. Senin besok sudah harus diserahkan" hyein bangun dan duduk bersila menghadap ibunya.

"Oh begitu, bagaimana kegiatannya? Berjalan lancarkan?" Hyein menganggukan kepalanya sebagai jawaban. "Apa ada yang ingin eomma bicarakan?" Hyein seakan tahu apa yang difikiran ibunya sekarang

Mereka berdua itu duplikat jadi pasti akan mengerti satu sama lain, tidak ingin basa basi dan bertele-tele jika ingin menyampaikan sesuatu

"Apa eomma tidak mengganggumu?"

"Tidak sama sekali" hyein menutup laptopnya dan menyingkirkannya ke samping dan mendekati ibunya

"Eomma ingin bertanya sesuatu padamu"

"Ya, eomma?"

"Selama ini eomma tidak pernah melihatmu berkencan, Apa hyein sudah memiliki pacar?"
Ibu hyein bertanya untuk memastikan apakah benar anggapanya selama ini, bukannya tidak memperdulikan keseharian anaknya. sebab menurutnya anaknya itu tidak pernah terlihat menjalin hubungan ataupun membawa kekasihnya ke rumah untuk sekedar menjemputnya atau memperkenal kepadanya.

Alis hyein bertautan mendengan pertanyaan yang dilontarkan oleh ibunya.

"Tumben sekali" hyein menjawabnya senyuman manisnya, hyein dikampus sama hyein dirumah itu sangat berbeda "Eomma saja tahu kalau aku selalu keluar bersama nana, tidak pernah terlihat bersama pria kan?" Ucapnya lembut

Ternyata benar dugaanya selama ini, dengan ini ibunya tidak akan susah-susah lagikan membujuk anaknya itu. Toh dia juga belum memiliki kekasih

"Bagaimana jika dengan pria yang kau sukai, apakah ada?" Ibunya memastikan sekali lagi.

"Hmm..ada"

"Benarkah? Apakah pria itu satu kampusmu dengan mu?"

"Hm..Lebih tepatnya mengagumi" hyein membayangkan gambaran pria itu difikirannya, dan senyuman itu terkembang lagi dibibir indahnya

Hyein lupa masih ada ibunya didepannya, ia cepat-cepat tersadar dan menghentikan hayalannya akan pria itu

"Sekedar mengagumi, tidak lebih" tangkas hyein cepat

"Yakin hanya mengaguminya? baru saja eomma melihat mu tersenyum seperti orang kasmaran begitu"

"Mengagumikan tidak harus menyukai" ucap hyein kembali. Percuma juga berharap lebih, cinta tak terbelas itu sungguh menyakitkan. 'Mengagumi dalam diam mungkin lebih baik' batinnya

"Bagaimana jika dengan perjodohan?"
Ibu hyein dapat melihat sirat keterkejutan dimata anak sematawayangnya itu lalu mengusap punggung tangan hyein dengan lembut. "Maaf, ibu baru memberitahumu sekarang"

"Jadi?"

"Ya, kami sudah merencanakan ini sudah lama. Bahkan sebelum dirimu lahir". hyein semakin terkejut dengan pernyataan ibunya saat ini. Seperti apa pria itu? Sampai-sampai ayah dan ibunya sudah mempercayakan masa depannya anaknya bersama pria itu sejak awal.

"Dia teman lama appa dan dia juga yang membantu appa untuk membangun perusahaan dengan mengajarkan appa dari awal hingga sesukses ini. Saat eomma mengandungmu, anak teman appa itu berumur 1 tahun. Jadi kau hanya berselisih umur 1 tahun darinya". Hyein merasakan ibunya mengelus kepalanya.

Hyein masih ingin mendengankan cerita dari bibir ibunya, walaupun ini terdengar seperti di drama-drama yang ia tonton.

"Teman appa itu ingin menjodokan putranya dengan mu".
















Rigid [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang