Prolog

433 25 0
                                    

Happy Reading gaiss
Jangan lupa tinggalkan jejak

***

Gadis berambut hitam panjang di kepang itu berlari dengan nafas terengah-engah, jam sudah menunjukkan pukul 6.40 itu artinya lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Toleransi bagi siswa maupun siswi yang terlambat paling hanya lima menit sedangkan jarak ke sekolahnya masih cukup jauh.

“Semangat, Asha harus semangat! Sukses itu butuh perjuangan, Sha. Demi Bunda, inget kamu harus sukses demi Bunda, Izza, dan Yaya.”

Sepanjang jalan gadis itu terus merapalkan kalimat yang sama, seolah menjadi mantra penyemangat gadis bernama Asha itu.

Asha melangkah pelan dan mengangkat sedikit rok panjangnya saat melewati genangan air  akibat hujan semalaman membuat jalanan becek, hal ini juga yang mengakibatkan Asha telat pagi ini. Bukannya Asha tidak bersyukur tuhan menurunkan rahmatnya berupa air hujan pasalnya rumahnya yang sangat sederhana itu tidak cukup kuat menampung air hujan yang menetes ditambah lagi angin yang bertiup kencang mengakibatkan atap rumah Asha terbang terbawa angin. Jadilah gadis itu harus membantu sang Bunda merapikan rumah sebelum berangkat ke sekolah.

Byurrr..

Asha tersentak saat genangan air yang tepat berada di sampingnya seolah melompat menghampirinya, mengguyur tubuh Asha, seragamnya pun kotor semua. Asha mengumpat dalam hati sampai sempat terbesit untuk mengutuk sang pelaku.

Asha melirik sekilas lelaki dengan motor sport berwarna hitam itu, tak adakah niatan sama sekali lelaki itu untuk menolong Asha? Paling tidak meminta maaf gitu?

Lelaki itu hanya menoleh sebentar dan sialnya Asha hanya bisa melihat bagian matanya saja karena lelaki itu memakai helm fullface yang menutupi bagian wajahnya.

“Semoga allah memberikan mata yang baik buat dia.” Gumam Asha dengan perasaan campur aduk antara kesal dan ingin murka rasanya.

***


Gimana gais sama prolognya? Lanjut or no?

Vote komen ya☺⭐

REYSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang