Asa,aku jatuh.
Jatuh,terbanting,bahkan tenggelam hebat.
Iya,dalam indahnya seorang anak Hamada.Hari ini,suasana hati Jaehwa sangat Sangat SANGAT baik. Sedari menginjakkan kaki di halaman sekolah,Jaehwa terus tersenyum lebar,matanya bahkan sedikit tak terlihat ketika kurva itu makin melebar,merespon sapaan adik kelasnya.
Ia berdiri di dekat ruang guru yang kebetulan bersebelahan dengan ruang OSIS,berjarak 4 kelas dari kelasnya. Netra coklatnya nakal kesana-kemari,mengabsen seluruh makhluk sekolah yang sudah tiba,tapi,bahkan hidung mancung Asahi sama sekali tak terlihat.
Sampai seseorang menyapanya,menepuk pundak diiringi sapaan selamat pagi.
"Selamat pagi,Jaehwa" Jaehwa jelas terkejut,ia bahkan terlonjak kecil sembari mengedipkan matanya beberapa kali.
"Jae! Ngagetin!" Jaehyuk,teman sekelas Jaehwa,teman sebangku Jaehwa,teman seorganisasi Jaehwa. Laki-laki yang sering disebut Si softboy sekolah.
Iya. Jaehwa mengakui bahwa Jaehyuk memang tampan,tingkahnya tidak terlalu begajulan seperti anak seusia dirinya,dan bahkan,ah terkadang Jaehwa iri dengan bagaimana Jaehyuk terlalu pintar akan sesuatu. Pintar dalam akademik walau nonakademiknya tak seberapa,pintar memanage waktu untuk les,sekolah,juga kerja paruh waktu. Jaehwa sedikit menyesal sebenarnya,kenapa tidak menyukai Jaehyuk saja,kan?
For your information,Jaehyuk ini berteman baik dengan Jaehwa sejak paruh pertama kelas 2 SMP. Mereka hidup di satu kelas yang sama sampai detik ini.
Tapi,ada sifat Jaehyuk yang paling berhasil membuat Jaehwa bersyukur tidak menyukainya sebagai lelaki. Dia demen ngalus. Ya namanya juga softboy.
Tapi,lagi. Ada satu hal. Sebuah hal. Dan akan jadi satu-satunya hal yang menjadi candunya Jaehwa.
Suara.
Ya. Suara Jaehyuk ketika bernyanyi ataupun berbicara benar-benar selalu berhasil membuat Jaehwa menyukainya,setak berbentuk apapun lelaki di depannya ini,dan setak penting apapun pembicaraannya kepada Jaehwa,perempuan itu akan tetap mendengarkan.
"Ngapain disini?" Jaehwa menggaruk kepala bagian belakangnya,sedikit memundurkan langkah saat ada seorang guru melewati keduanya.
"Nunggu Asahi,dia belum berangkat,ya?" Jaehyuk mengedikkan bahu,kemudian mengajak Jaehwa untuk kekelas lebih dulu sebab dirinya meminta Jaehwa untuk mengajarkan beberapa rumus fisika tugas semalam--yang gagal dikumpul--.
"Ck,tau gitu gue jemput aja tadi"
💕
Ting!
Asaaaaa ><
Asa tunggu di perpustakaan ya?
Bisa datang sekarang,kan?
Ini sudah jam istirahat.09:37.
Jaehwa melirik ponselnya,membaca 3 rentetan pesan dari Sang tambatan hati yang terkirim 5 menit lalu. Jaehyuk yang menyadari perubahan ekpresi Jaehwa spontan bertanya.
"Kenapa?" Jaehwa menggeleng kecil,lalu membereskan beberapa pensil,buku notes juga bolpoin yang berserakan di mejanya.
Jaehyuk mengernyit. Ia bingung. Pasalnya,mereka berdua saat ini tengah sibuk mengerjakkan soal Sejarah Korea yang tadi diajarkan,karena tidak mau menambah gundukkan pr lain di rumah.
"Mau kemana? Ini belum selesai"
"Nanti aja,aku telpon kamu,sekarang aku mau istirahat dulu,bai!" Setelahnya Jaehwa berlari cepat keluar kelas,menyambangi perpustakaan,tempat dimana Asahi menunggu.
💕
"Asa!" Jaehwa keceplosan berteriak nyaring. Akibatnya,seorang penjaga perpustakaan menegurnya dengan pandangan sarkas. Jaehwa hanya bisa menyengir sebelum kembali menghampiri Asahi yang terlihat menggelengkan kepalanya.
"Astaga,kenapa teriak-teriak?" Jaehwa terkekeh,lantas mengacungkan kedua jarinya membentuk lambang peace terhadap Asahi.
"Kenapa? Tumben mau ke perpustakaan?" Asahi tak menanggapi,lelaki Hamada itu memilih menyodorkan sebuah buku tebal.
Bahasa Inggris.
Jaehwa menaikkan sebelah alisnya,seolah-olah bertanya 'ada apa dengan buku ini?'.
Asahi berdecak kecil kemudian dengan malas-malasan menunjuk lembar halaman yang terbuka,membuat Jaehwa mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Lantas segera membaca materi yang tertera.
Asahi mengembuskan nafas kasar,menatap Jaehwa yang sibuk dengan buku di depannya. Tidak sekali dua kali Asahi merasa seperti ini. Merasa bahwa Jaehwa benar-benar tak memahami dirinya. Tak memahami bagaiman Asahi menunjukkan beberapa sifat juga kebiasaan.
Asahi pikir. Jaehwa masih terlalu dini untuk mengerti siapa dia sebenarnya.
Sampai siluet Jaehyuk melintas di depan pintu perpustakaan dengan pandangan yang sulit diartikan,menghunus punggung Jaehwa dan menatap tajam Asahi.
Sebelum sunggingan senyum berhasil membekukan Asahi.
💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Dermaga
Fanfiction❜❜ Ini kisah penuh romansa milik dua anak manusia yang saling bertukar rasa dalam indahnya asmaraloka ❜❜ Fanfiction!