Merasa dirinya raja.
Merasa dirinya paling istimewa.
Tingkahnya tak lebih baik dari seorang pecundang dunia.Pagi menyibak hari,udara dingin menjadi makanan pembuka para kukila yang terbang menyambangi awan,menari dengan sayap terkepak seirama.
Bekas hujan semalam masih melekat erat di atas tanah,menyisakan beberapa tetes gelembung yang bercumbu dengan rumput hijau. Petrikornya benar-benar memabukkan,menampar habis segala macam aroma yang hendak menerobos masuk dalam penciuman manusia.
Na Jaehwa. Wanodya berumur 17 tahun itu merangsek maju,menyibak daun pintu utama dengan hidung menarik masuk semua oksigen. Sengaja. Agar aroma jejak tangisan mega semalam bisa memenuhi relung pernapasannya.
Netra coklatnya merilik jam di dekat televisi,lantas mendudukkan diri di depan pintu. Meraih sepasang sepatu hitam putih kesukaannya. Sepatu hadiah dari Jaemin saat ia ulang tahun sweet seventeen.
Selesai. Niat hati beranjak,lapangan lazuardi lebih mempesona dari pada menghampiri Jaemin dan menunggunya di meja makan.
"Dek,udah siap?" Jaehwa menoleh,kemudiam berdiri sembari menepuk-nepuk rok bagian belakang. "Dari tadi,abang aja yang lambat"
"Ayo,belum terlalu siang ini" Setelahnya mereka berangkat bersama. Berbekal motor matic biru gelap yang sering dipakai mereka untuk berangkat sekolah berdua,Jaemin membelah tenang lautan manusia. Masuk menjadi salah satu dari sekian daftar makhluk dengan kegiatan menghirup polusi udara di pagi hari.
Omong-omong,bunda masih tidur.
💕
"Woe! Ma pren!" Suara khas lelaki milik Jaehyuk memekakkan telinga Jaehwa. Gadis itu berbalik malas menatap Sang lawan bicara.
"Masih pagi" Jaehyuk menyengir bodoh.
"Selamat pagi pacar!" Ucapnya ringan dengan tangan membentang lebar seakan minta dipeluk. Jaehwa geregetan bukan main,tangan mungilnya tergerak mencubit pelan perut Jaehyuk membuat pria itu mengaduh kesakitan.
"Enggak usah ngawur,nanti Asahi denger abis kamu dibetot sama dia" bukannya merasa terancam,Jaehyuk justru makin gencar mengerjai Asahi lewat dayitanya.
Menangkap eksistensi Asahi di dekat gerbang--mungkin baru saja memakirkan kendaraan--Jaehyuk cepat-cepat merangkul Jaehwa lantas mengajak perempuan itu ke kelas.
"Eh eh ngapain kamu?"
"Udah ikut aja,bentar lagi bel hayooo" Jaehwa merasa aneh dengan tingkah Jaehyuk. Saat Jaehwa menoleh ke belakang dengan paksa,Asahi berdiri tepat di belakang mereka. Beradius 5 meter menatap sebal kepada Jaehyuk.
"Bangunin macan,kamu?" Jaehyuk lagi-lagi terkikik geli lantas pergi lebih dulu.
"Heh Jaehyuk! Woe Yoon Jaehyuk! Awas kamu!" Melihat Jaehyuk yang ngacir lari terbirit-birit membuat Jaehwa melayangkan sumpah serapah pada lelaki jahil satu itu.
"Sa! Ayo ke kelas,ngapain malah berdiri di situ?" Asahi terlihat mengembuskan nafas kasar kemudian menghampiri Jaehwa.
"Baru juga berangkat sekolah,udah liat pacar selingkuh" Jaehwa merotasikan kedua bola matanya.
"Lawaknya garing banget,tolong" saat Asahi hendak membalas ucapan Jaehwa,telinga gadis itu mendengar suara keributan di dekat koridor sepi--arah kelas Asahi--yang tengah mereka lewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dermaga
Fiksi Penggemar❜❜ Ini kisah penuh romansa milik dua anak manusia yang saling bertukar rasa dalam indahnya asmaraloka ❜❜ Fanfiction!