03.'Berendam dalam rasa.

5 1 0
                                    

Nyatanya,Asahi tidak lebih dari seorang manusia biasa.


Baik. Jika kemarin-kemarin Jaehwa merasa hidupnya bahkan lebih membahagiakan dari pada hidup kucingnya--Si bundel--yang kerjaannya molor terus. Kini,ia tahu bahwa pepatah 'selalu ada kesedihan setelah kesenangan' memang benar adanya.

Jaehwa berkali-kali menguap lebar dengan kepala yang tak henti terantuk pulpen. Matanya bolak-balik terpejam menahan kantuk.

Sungguh,ini sudah lumayan larut,sekitar pukul sebelas malam tapi,bahkan tugas yang ia kerjakan belum mencapai 50 persen dari keseluruhannya,lebih sialnya lagi,besok deadline,benar-benar mampu membunuh Jaehwa.

Gadis itu tak henti-henti menenggak kopi tanpa gula. Sudah terhitung ini gelas ke 5 dan Jaehwa masih saja merasa mengantuk.

Pintu terbuka dari luar,menampakkan eksistensi Jaemin dengan piyama dinosaurus biru miliknya. Ia menenteng gitar di pundak dan segelas susu coklat hangat yang masih mengepul uapnya.

"Belom tidur dek? Atau tidak tidur?" Jaehwa memutar tubuh,menghadap Jaemin yang sudah mendudukkan dirinya di bibir kasur sembari menyeruput sedikit demi sedikit Sang susu coklat.

"Banyak tugas Bang,mana besok deadline" Jaemin menggeleng maklum dengan tingkah Jaehwa. Gadis itu kini tengah memanyunkan bibir sambil bertopang dagu pada senderan kursi.

"Tugas kapan itu?"

"Tugas kemarin sebenarnya,tapi,karena kemarin juga ada banyak tugas jadi aku kerjain hari ini" Jaemin menanggapinya dengan deheman,ia lantas membaringkan tubuh kurusnya di kasur milik Jaehwa.

Jaehwa kembali fokus pada tumpukan buku tebal di depannya,embusan nafas bahkan terdengar sedikit kesal dengan decakan kecil.

"Benar-benar menyusahkan guru satu ini,padahal ya Bang,dia cuma gantiin guru fisika yang lagi cuti karena melahirkan loh,tapi,udah berani bikin pusing anak muridnya" Jaemin terkekeh,ia sudah hapal betul tabiat adiknya ini,jika tak suka maka bilang tak suka,jika suka ia tak akan bilang-bilang. Aneh.

"Asahi,dia sudah menyelesaikan tugasnya?" Jaehwa menggeleng sambil tetap fokus menulis.

"Untungnya,kelas dia tidak kebagian diajar guru menyebalkan ini" mendengar ucapa Jaehwa,Jaemin menyadari satu hal,pantas saja Asahi tidak merecoki Jaehwa dengan berbagai erangan atau keimutan agar Jaehwa mau membantunya mengerjakan tugas.

"Tidur dulu,besok dilanjutkan,Abang punya firasat kalau besok tidak jadi dikumpulkan tugasnya" selesai berucap,Jaemin segera beranjak dan meneguk susu coklatnya yang sudah tak sepanas tadi. Meninggalakn Jaehwa dengan tatapan bingung menghunus punggung Sang Kakak.

Tak lama.

Ting!

Bubble chat mengambang di layar depan ponsel Jaehwa tertera nama grup kelasnya.

XII MIPA 2.

Jeongin Yang

Tugas fisika ditunda pengumpulannya,silahkan kumpul minggu depan kepada ketua angkatan Mipa.

Ting!

Jeongin Yang

Masih ada yang hidup,kan?

Jaehwa terperangah,ia tutup ponselnya--mengabaikan pesan nyeleneh Pak Ketua Kelasnya--dengan mulut menganga. Pandangannya terlempar ke daun pintu kamarnya yang tertuju langsung pada pintu kamar Jaemin. Sedikit terbuka menampilkan Jaemin dengan gitarnya yang lagi-lagi ia peluk manja.

Hei,bagaimana bisa?

Setaunya Jaemin itu manusia biasa.

💕

Keesokan paginya. Jaehwa berupaya bangun pagi untuk menunggu Kakaknya,bertanya bagaimana firasat anehnya bisa seakurat itu.

"Bang! Bang! Bang!" Jaemin menoleh lantas bergaya swag membuat Jaehwa mengernyit bingung.

"Bang! Bang! Bang! Ppangya ppangya ppangya!" Jaehwa segera menampol kepala bagian belakang Jaemin,membuat lelaki yang mentalnya sedikit terganggu itu mengaduh kesakitan.

"Kenapa sih? Pagi-pagi sudah teriak tidak jelas" Jaehwa cengengesan,mereka lantas berjalan beriringan menuju ruang makan.

Hendak bertanya tentang semalam,Jaehwa mendengar suara dentingan alat masak dari dapur. Jaehwa menatap kearah Jaemin,begitupun Jaemin.

Tak lama,Jaehwa langsung saja meluncur cepat meninggalkan Jaemin yang masih melamun kebingungan.

Sampai suara melengking Jaehwa mengagetkannya.

"BUNDA!!!!!" Jaemin sontak terkejut,ia turut berlari cepat kearah dapur,dan menemukan Jaehwa yang asik memeluk Bunda dari belakang.

Kejutan.

Benar-benar kejadian yang tak pernah Jaemin jadikan bahan khayalan sebelum tidur.

Ting!

Asahi Hamada

Bang,Jaehwa udah berangkat belom?
Atau mau gue jemput?
Atau mau Bang Jaemin anterin?
Atau mau naik bus?
Atau mau nebeng temennya?
Atai enggak berangkat sekolah?
Eh sorry Bang,typo,harusnya tai
Eh tai.
Eh TAU ANJERRR
Ini kibod error.

Jaemin terbahak membaca deretan pesan yang mungkin bisa disebut spam dari Asahi barusan. Bisa Jaemin tebak,disana lelaki itu pasti sudah berdiri berdampingan dengan motornya,siap melaju ke rumahnya atau malah berangkat lebih dahulu.

Me

Jaehwa bareng gue,lo duluan ae.
Oiye,jempol kaki lo kegedean,makannya kalo ngetik semrawutan.
Awokwokwok.

Setelahnya Jaemin kembali mengantungi ponselnya,mengembuskan nafas kecil sebelum mulai menuruni tangga.

Yah,Asa tetaplah manusia biasa.

Seperti katanya.

DermagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang