3. Pasukan Belanda

0 0 0
                                    

Perhatian : Cerita ini tidak ada hubungan sama sekali pada agama atau cerita apapun, semua cerita murni dari diriku dengan imajinasi ku. Segala kemiripan orang atau cerita adalah hal yang tidak disengaja.

----------------


17 Agustus 1945, Yogyakarta

Seorang anak perempuan berumur 12 tahun bernama Sri Srasti sedang duduk bersama keluarganya mendengar radio yang sedang menyiarkan pembacaan proklamasi. Saat itu, semua orang bergembira dan ada beberapa berdoa bersyukur pada Allah SWT. Saat itu, di desa tersebut semua berpesta dan sholat bersama.

Sri Srasti merupakan salah satu Death's Subordinate yang memiliki tugas dalam mengantar arwah di daerah Yogyakarta yang membuat ia harus meninggalkan pestanya saat jam delapan malam.

"hmm.. Kali ini aku harus bawa siapa." wujud Sri sebagai DS adalah orang berjubah hitam dan bersayap hitam tanpa bulu dengan bayangan menutupi wajahnya. "para tentara Jepang yang melakukan Seppuku, sungguh tindakan yang bodoh"
_______
Seppuku = potong perut, bunuh diri seorang samurai akibat kesalahannya sendiri.
________
Markas tentara Jepang, sekitar dua puluh orang lebih bersiap melakukan seppuku dan saat Sri datang, semua mulai menusuk pedang dan merobek perutnya. Semua orang itu menjadi arwah dan Sri langsung bertemu mereka. Para tentara Jepang itu sangat kaget dan ketakutan "あなたは誰? 誰?" Sri kebingungan dengan kata tersebut, lalu ia mengubah pendengaran agar bisa mengerti yang dikatakan "siapa kamu? Siapa?" itulah kata seorang prajurit itu "saya adalah malaikat maut, kalian tau kan kalau kalian sudah meninggal?"

Para prajurit Jepang itu bertanya "apa kami bisa rengkarnasi?" Sri membuka sebuah cahaya "pergi saja ke sana, bila dosamu besar maka kau langsung ke api sedangkan bila kebaikanmu besar kau akan ke langit dan bila dosamu dan kebaikanmu hampir atau seimbang maka kau akan mendapatkan yang kau mau!" setelah kata-kata itu, beberapa prajurit Jepang masuk dan 9 yang lain berusaha untuk kabur karena ketakutan akan dosa mereka.

"hey kalian!! Kemanapun kalian kamu, akan ku temukan kalian!" Sri mengambil sesuatu berbentuk sabit besi yang dengan cepat mengambil arwah kesembilan prajurit Jepang itu dan mengikatnya "ah.. Ini sebabnya saya benci mengambil arwah orang Jepang yang berpikiran bahwa bunuh diri akan membawa dia pada kehidupan baru!!" Sri langsung bawa paea prajurit Jepang dalam cahaya sambil melihat komandan prajurit itu yang belum melakukan Seppuku "keliatannya dia tidak akan jadi tugasku hari ini" wajah tersenyum terpapar di dalam wajah Sri dan tampa terasa matahari mulai terbit.

"kukuruyuk..... "suara ayam berbunyi dan Sri terbangun dari tidurnya serta melihat sekeliling yang dimana ayah, ibu dan adiknya masih tertidur "huaaa... Pagi yang indah, kayanya saya harus nyapu depan rumah dulu dan memberi makan ayam. Sri keluar sambil memegang sapu lidi dan semangkuk beras. Ia mulai menyapu halaman depan dari daun-daun serta memberi makan ayam di kandang ayam. " Sri? Kau bangunnya pagi sekali, bapak aja kalah sama kamu!" kata seorang lelaku di belakang Sri yang sedang memberi makan ayam "ya iyalah pak, kan Sri tidur lebih cepat dari yang lain. Terus bapak mau pergi kemana sudah bawa caping dan cangkul? Bapak mau ke sawah? Kan kita belum sarapan!"

Bapak Sri tersenyum "kalau itu tak masalah, ibu selalu sudah siapin makanan dari subuh. Ini bapak bawa makanannya ke sana. Kalau kau mau ikut, gih ambil nasi dan ikannya tuh!"  Sri langsung masuk dalam rumah dan mengambil tempat dan membawanya serta ikut bersama bapaknya.

Di dalam perjalanan ke sawah mereka melakukan perbincangan "Sri, kau taukan kamu masih berumur 12 tahun. Kamu tidak bermain saja dengan teman-temanmu?" Sri langsung tersenyum "kan bapak tadi yang ngajak aku ke sawah!" bapak sri menghembuskan nafas "ha.. Iya bapak tau bapak yang ajak, tapi bila bapak tidak ajak kamu akan tetap di rumah dan tidak berjalan-jalan" Sri mencoba mengelak "ta.. Tapi pak, Sri bu.." bapak Sri langsung memotong perkataan Sri "Nak!! Dengar lah kata-kata bapak,  bila kau tak ada teman sama sekali, kau akan susah dan terus jatuh dalam setiam usahamu"

Tiba-tiba tiga mobil tentara Belanda datang dengan 8 orang setiap mobilnya. Salah satu dari mereka bertanya pada bapak Sri dengan bahasa Indonesia yang kurang baik "A..pe keh ka u tau di mane pejuang? (apakah kau tau dimana pejuang?)" bapak Sri menggelengkan kepala dan para tentara langsung lanjut berjalan. "pak, mereka itu bukannya tentara belanda?" bapak Sri menganggukan kepala dan melanjutkan perjalanan dan mereka tidak bicara apa-apa lagu sampai gubuk tengah sawah.

Mereka makan makanan yang dibawa di sama dan minum air hangat dari teko yang dibawa. "masakan ibu selalu enak walau hanya nasi dan ikan" setelah makan, mereka mulai membajak sawah bersama beberapa orang lain.

"Dek Sri, sudah cantik, baik pekerja keras pula. Sama seperti ayahmu. Kenapa kamu tidak main bersama teman-temanmu? Kan dek Sri masih muda" kata teman bapak Sri yang juga bembajak sawah "tidak pak, saya lebih suka kalau saya bisa berguna dari kecil daripada merepotkan orang lain." karena itu Sri disebut sebagai ratu semut karena semut adalah binatang yang berkerja keras. Walau Sri masih berumur 12 tahut tapi ia memiliki tinggi yang melebihi tinggi rata-rata wanita dikampungnya.

Suara azan maghrib terdengar dan semua mulai keluar dari sawah dan pergi ke masjid untuk sholat setelah membereskan perlalatannya.

Setelah sholat mereka pulang ke rumah masing-masing "terimakasih pak Boedi, sampai bertemu besok assalamualaikum" kata teman Bapak Sri ke Bapak Sri "ya.. Sampai jumpa waalaikumsalam"

Bapak dan Sri pulang ke rumah dan Ibu Sri menunggu di depan rumah "Pak, Sri.. Ke sini! Makanannya sudah siap!" panggil Ibu dengan keras dan mereka menyantap makannya bersama.

Episode selanjutnya. 4. Pasukan Belanda (2)

Death's Subordinate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang