Perhatian : Cerita ini tidak ada hubungan sama sekali pada agama atau cerita apapun, semua cerita murni dari diriku dengan imajinasi ku. Segala kemiripan orang atau cerita adalah hal yang tidak disengaja.
----------------
7 Agustus 1945, NagasakiShita Kura adalah seorang Death's Subordinate di Jepang. Ia adalah perempuan yang cantik dan baik. Ia adalah ibu yang baik dan tegas pada ketiga anaknya. Suaminya saat itu sedang bertugas di luar kota sebagai peneliti senjata yang akan dipakai saat perang.
Saat itu perang dunia 2 sudah pada ujungnya. "Hey Youta, jangan berdiri di atas meja! Yobu jangan main bola dalam ruangan, Shuke jangan bawa Boo kedalam dan cepat bawa dia ke kandangnya!" walau begitu, kehidupan keluarga Shita selalu banyak kegaduhan di dalamnya.
----------------
02.00 siang. Ada seorang tamu datang ke rumah mereka. "Selamat siang kakek, bagaimana kabarnya?" kata Yobu sang anak tertua kepada kakeknya. "hehehe.. Yobu sudah gede apa ya. Mana Shuke dan Youta?" kakek adalah orang yang sangat ramah terutama pada keluarganya, walau begitu disituasi tertentu beliau juga memunculkan sisinya yang sangat tegas. "Halo kakek, maaf kami tidak menyambut kakek" kata Youta sang anak yang paling kecil"kenapa kalian bisa lama?" kata kakek pada Youta dan Shuke. "Kami tadi lagi kebelakang bermain sama Boo" jawab Shuke sang anak tengah. Kakek langsung menghampiri Shuke dan Youta dan mengusap kepala mereka. "Lain kali jangan main terus dan harus ingan waktu. Mengerti?" Shuke dan Youta langsung menjawab "mengerti".
"Hey kalian, mau dengar cerita kakek zaman dahulu gak?"
"Mau kek" kata mereka bertiga dengan bersemangat
"dulu ayah kakek adalah seorang samurai yang sangat disegani di sana, sang pejuang yang mengusir kerajaan Mongol pada jaman dahulu. Kalian tau kakek juga dulu adalah seorang samurai juga, tidak ada musuh yang bisa melawan kakek waktu itu"
"Apa itu karena kakek terlalu kuat?" kata Shuke
"Tidak, karena dulu perang sudah berakhir dan tidak ada musuh lagi. Dan sekarang saat perang ini, kakek sudah tidak bisa berjuang karena sekarang kakek sudah terlalu lemah."
"Yah.. Kek. Tapi kakek mau ajarin kami memakai pedang?" kata Youta dengab semangat.
"Iya tentu saja, tapi kalian ijin dulu ke ibu kelian."
"Siap kek" kata mereka bertiga
Shuke, Youta, dan Yobu pergi ke dapur tempat ibunya berada. "Bu, boleh kita berlatih pedang.." kata Youta dengan memelas. "Boleh, tapi kamu Youta liat aja ya. Nanti 2 tahun lagi baru boleh."
Mereka bertiga langsung pergi ke kakek dan pergi ke halaman untuk berlatih pedang."Shuke, dan Yobu, coba kalian kenai ujung pedang kayu ini ke kakek, bila tidak kena maka pelatihannya tidak akan mulai."
"Siap kakek" Yobu mulai berlari ke belakan kakek serta Shuke yang langsung lari dari depan. "kerja sama yang bagus" kata kakek dan saat Shuke sudah mendekat kakek langsung menghindar ke kanan. Hal itu menyebabkan Shuke dan Yobu bertabrakan.
"kerja sama kalian serta rencana kalian sangat bagus, bahkan kakek tidak melihat kalian berbicara. Tapi sayangnya, satu sama lain tidak memiliki teknik yang bagus dan kurang konsentrasi." kakek tersenyum, seperti melihat sesuatu yang indah "kalian adalah pejuang yang hebat suatu saat nanti, latilah terus kemampuan kalian" Yobu langsung berdiri dan berlari mengelilingi kakek dan Shuke dengan diam-diam mencari celah.
"Shuke sekarang" Shuke menyerang dari kanan kakek tapi bisa dihindari dengan mudah oleh kakek. Tapi ujung pedang Yobu sudah berada dibelakang kakek waktu kakek menghindar. "kalian cerdik sekali pakai pengalihan. Bagaimana kalian bisa melakukannya tadi. Kalian memang cucu yang hebat."
"Iya, kami suka sekali ilmu pedang dan membaca banyak buku. Tapi rencana tadi kami buat sendiri." kata Yobu dengan bangga.
Mereka beristirahat di teras dan meminum teh, semua percakapan kecil tentang rasa bangga kakek akan mereka berdua.
"kalian berdua memang hebat, sudah rajin membaca, dan mencoba hal baru. Youta kau juga harus seperti kakak-kakakmu ya kalau sudah gede!" kata kakek dengan wajah senang
"Jangan begitu kek, Youta jugalah yang memberi saran untul membuat pengalihan." kata Shuke, itu membuat Youta menjadi sangat sombong. "hehehe.. Jadi gitu, tapi ingat kalian itu tetap belum bisa bertarung. Jangan sombong karena pasti ada yang lebih tinggi dari kalian."
Hari itu sudah sore mereka menikmati matahari terbenam dengan udara sore yang sejuk. Hari mereka lewati dengan rasa senang.
----------------
10.00 malam, tempat Shita mulai bekerja.
Shita memiliki rupa Death's Subordinate seperti seorang berpakaian hitam sepenuhnya dengan topi tinggi dan kain tipis menutupi wajahnya.
"hah, senangnya tadi saya melihat mereka bersenang-senang dengan ayah. Kali ini siapa yang akan saya urus" Shita melihat isi dari gulungan kertas dan mencari bagiannya "oh, ternyata giriran saya membawa para arwah dari perang. Sungguh apa gunanya perang tersebut?" Shita pergi ke tempat tersebut dan melihat banyak tempat lekas perang. Dimana banyak tentara Amerika dan Jepang yang gugur di sana. Para arwahnya juga bertebaran di mana-mana."Hey kalian, kenapa hanya berdiam diri di sana? Ayo sini ikuti aku!" semua arwah tersebut melihat ke arah Shita yang berada di atas tumpukan mayat "Apa maksudmu? Kenapa kamu bisa melihat kami?" Shita langsung menunjuk ke arah cahaya "saya mau antar kalian ke cahaya, ehem I want to lead you all to the light" salah satu tentara amerika berkata "Why should we obey you? (kenapa kami harus menuruti mu?"
"You ask why (kamu tanya kenapa) " Shita mengambil sebuah tali dan mengikat orang tersebut dan melempatnya ke cahaya "because otherwise you would be like this (karena kalau tidak, kalian akan seperti in)"
Semuanya yang melihat itu mulai ketakutan dan memasuki cahaya, beberapa ada yang ingin kabur tapi tentu saja tidak akan berhasil. "Sungguh sampah perang ini dan nyawa yang banyak terbuang." hari itu mulai pagi dan Shita bangun dari tidurnya dan memasak makanan."Hei kalian para pemalas bangun dari tempat nyaman kalian yan mari kita makan" Yobu, Shuke, kakek dan Shita makan, serta Youta memberi makan Boo terlebih dahulu. "Jadi kalian mau ngapain lagi hari ini?"
Hari ini 11/08/1945, menunggu detik-detik turun bom atom tiga hari lagi. Itulah takdir yang sama sekali mereka tidak ketahui.
Episode selanjutnya 6. Hancurnya Kemanusiaan (2)
KAMU SEDANG MEMBACA
Death's Subordinate
FantasySiapa yang akan menjemput kita saat kita meninggal? Malaikat maut kan. Ini cerita tentang anak buah sang malaikat maut yang membantunya karena jumlah makluk hidup yang bejuta-juta sampai miliaran. Anak buah yang merupakan manusia yang spesia yang d...