Chapter Dua Belas

5K 377 177
                                    

__________________________________________

Disclaimer : semua karakter milik monsta, saya hanya meminjamnya.

__________________________________________

Blaze merebahkan tubuhnya di kasur, ia menatap langit langit kamar lalu menghela napas berat, "huft.. aku capek kuliah mau berhenti saja!!," ujar Blaze sambil berguling guling di kasurnya. tanpa Blaze sadari, Ice yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamarnya terkekeh mendengar keluhan tunangannya.

Ice menarik knop pintu dan melangkah kan kakinya masuk ke kamar Blaze. Blaze tersentak dan langsung duduk di tepi kasur, "ada apa sih!? mengganggu saja,"ujarnya.

"hanya ingin melihatmu, besok jadwal ku penuh kemungkinan besar kita tidak akan bertemu seharian,"

"hanya sehari apa masalahnya?,"

"satu hari tidak bertemu denganmu membuatku lesu,"

Blaze memalingkan wajahnya, dia malu!!! perkataan Ice sangat manis dan Blaze tidak suka itu.

jangan bertanya mengapa ia tidak suka.

"diamlah, kau mengganggu waktu istirahat ku,"

Ice tersenyum dan menghampiri Blaze ikut duduk di tepi kasur, "yasudah maafkan aku," ujarnya sambil mengusak surai lembut Blaze.

lagi lagi Blaze memalingkan wajahnya, menyembunyikan semburat merah yang menjalar dari pipi hingga ke telinga nya. Ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur, menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya.

setelahnya, ia mengintip dari dalam selimut, melihat Ice sama sekali tidak beranjak dari kamarnya, "kenapa masih disini? kembali ke kamarmu!," ujar Blaze.

Ice terkekeh, ia ikut masuk berbaring dalam selimut dan menarik pinggang ramping Blaze, Ice memeluk Blaze erat dan membenamkan wajahnya di ceruk leher putih Blaze.

Blaze hanya diam, ia meringis geli saat merasakan deru napas Ice yang menerpa kulit lehernya, Blaze mengusap surai Ice lalu menyusul Ice ke alam bawah sadar.

__________________________________________

Blaze mendengus saat merasakan cahaya matahari yang menusuk pandangannya, ia mengusap wajahnya lalu bangkit dan duduk dikasur, ia menatap sekeliling nya mencari keberadaan Ice yang menghilang dari pelukannya.

Blaze beranjak dari kasurnya dan menuju ke kamar mandi sambil menguap.

Ia menarik knop pintu kamar mandi dan dengan santai masuk kedalam. Mata nya membelalak kaget lantaran melihat Ice yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hanya memakai celana training pendek berwarna hitam dan bertelanjang dada.

Ice menoleh ke arah pintu kamar mandi, "oh kau sudah bangun? aku akan segera selesai, bisa siapkan sarapan?," ujar Ice sambil melanjutkan kegiatan mengeringkan rambutnya.

Blaze mengangguk kecil lalu keluar dari kamar mandi,

"oh ayolah Blaze kau sudah sering melihatnya! kenapa jantungku berisik sekali sih!?," batinnya kesal.

__________________________________________

Blaze menyusun rapi lauk pauk untuk sarapan.

fyi Blaze sudah mandi yh

ia mendudukkan dirinya di kursi sambil menyantap sarapannya. ia melihat Ice yang terburu buru. "kenapa terburu buru begitu? tidak ada yang akan memakanmu," ujar Blaze.

Ice mendengus geli, ia menghampiri Blaze dan mengecup singkat bibir plum itu, "jadwal ku dipercepat dan aku baru tau hari ini, bisa bawakan aku makan siang di studio? aku tidak bisa sarapan," ujarnya.

Blaze mengangguk sebagai jawaban, kembali menyantap sarapannya.

Ice mengusak surai lembut Blaze, "baiklah aku berangkat, jangan lupa masak yang enak ya," ucap Blaze lalu menutup pintu apartemen.

Blaze mendengus kasar, ia sedikit kesal karena Ice tidak makan sarapan yang sudah ia buat. ia membereskan meja makan, lalu mencuci piring piring yang kotor.





-

ting! ting! ting!

suara bell apartemen di tekan brutal oleh pemuda dengan netra biru langit, ya Taufan. dia kesal karena Blaze yang tak kunjung membuka pintu apartemen nya. Taufan lelah berdiri di koridor, sampai kakinya lemas.

ceklek!

Taufan mendengar suara pintu yang terbuka, ia berbalik dan mendapati pemuda bersurai coklat kelam. "kenapa lama sekali sih?," ujar Taufan, ia langsung masuk saja kedalam apartemen Blaze.

Blaze menutup pintu apartemennya lalu duduk di sofa. ia menutup matanya dengan punggung tangan dan menghela napas kasar. "maaf," ujarnya.

"itu saja yang kau katakan?,"

"lalu apa lagi?,"

"ambilkan aku cemilan, tamu adalah raja,"

"ambil sendiri, tuan rumah adalah dewa."

Taufan mendengus, ia bangkit dari duduknya lalu menuju ke arah dapur. ia membuka kulkas yang isinya sangat sangat lengkap. bahkan ada susu formula untuk bayi disitu, tunggu. bayi?

"hoi tukang marah, kau sudah membuat bayi bersama Ice?,"

"apa apaan pertanyaan mu itu? tentu saja tidak! aku masih perjaka,"

Taufan meraih kaleng susu bayi dan memperlihatkannya ke pada Blaze, "lalu ini apa?," tanyanya.

"itu untuk keponakan Ice yang selalu datang kemari, Ice sangat kaku sehingga tidak tau cara menenangkan anak kecil."

Taufan hanya mangut mangut paham, ia meletakkan kembali kaleng susu bayi itu di tempatnya, ia beralih ke cemilan dan minuman yang tersusun rapi di kulkas. Taufan mengambil asal minuman dan cemilan dalam kulkas, yang penting gratis kan?

Taufan menghampiri Blaze di sofa, lalu meletakkan semua cemilan dan minuman yang tadi ia ambil di meja. Taufan meraih handphone nya untuk melihat lihat notifikasi yang masuk.

"BLAZE LIHAT INI!!!,"

"huh ada apa?,"

Blaze awalnya tidak tertarik namun terpaksa untuk melihat layar smartphone Taufan. ia membelalakkan matanya, terkejut.

"ah... buat susah saja."



halowww, sorry jarang up hehe. sibuk banget karena udah mau sekolah tatap muka, mungkin aku bakal fokus sekolah tapi ga bakal lupa up kok meskipun slow up :p

jangan lupa voment, aku suka liatin komenan kalian <33

Minggu, 19 September 2021 01:46

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐈𝐃𝐎𝐋 [𝐈𝐜𝐞 𝐱 𝐁𝐥𝐚𝐳𝐞] ''𝐨𝐧𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang