𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚂𝚎𝚙𝚞𝚕𝚞𝚑

3.5K 322 37
                                    

__________________________________________

Disclaimer : semua karakter milik monsta, saya hanya meminjamnya.

__________________________________________

"ahh bosan sekali" keluh Blaze.

Taufan mendengus "jangan berisik bodoh" ujarnya sedikit berbisik.

Blaze mengabaikan Taufan dan berniat untuk tidur, karna dari awal Blaze tidak ada niat untuk mengikuti kelas hari ini.

Baru saja akan terlelap Blaze malah di bangunkan oleh sosok pemuda yang notabene adalah tunangannya.

Ice menghampiri Blaze lalu menepuk pipi Blaze pelan "hei ayo bangun" ujarnya.

Blaze berdehem lalu membenamkan wajahnya di kedua lengannya. Ice mendengus kesal lalu menggendong Blaze ala bridal style.

Blaze terkejut "AAK TURUNKAN AKU" ujarnya dengan suara yg keras sambil mengayunkan lengan dan kaki nya.

"jangan banyak bergerak kalau tidak ku buang dari atas sini"

"..."

_________________________________________________

"ugh menyebalkan..."

"kenapa kau?"

"bukankah dia sangat haus perhatian pada ice?"

"ya kau benar"

Blaze mendengus, dia mendengarnya. Bagaimana pun juga mereka membicarakan Blaze dengan suara yg dapat didengar siapa pun di dekat mereka.

Taufan datang menghampiri Blaze dan duduk di depannya. Ia mendengus kesal lalu membenamkan wajahnya di lipatan tangannya.

Blaze hanya memperhatikan gerak gerik Taufan. Tidak ada niat untuk bertanya namun setelah melihat wajah Taufan yg sedikit memerah ia penasaran. "ada apa?," ujarnya.

Taufan menatap Blaze, ia benar benar malu sekarang. "ugh aku tidak mau menceritakan nya...," gumamnya yg masih bisa didengar oleh Blaze.

Blaze memicingkan tatapannya ke arah Taufan "ceritakan atau ku penggal sekarang juga!," ucapnya.

Taufan bergidik ngeri. ia mengusap wajahnya kasar. "kau sedang pms ya? dasar pemarah," ujar taufan.

"jangan buang buang waktu, aku sedang kesal,"

"baiklah baiklah,"

"jadi begini.."

FLASHBACK ON

Taufan berjalan dengan tenang tentram menuju kantin tanpa memperhatikan sekitar. Ia bersenandung ria dan sedikit melompat dengan langkah kecil nya.

Ia menghentikan kegiatannya setelah melihat beberapa pemuda yg berkumpul. Ahh sepertinya seseorang sedang di keroyok.

Sebenarnya dia tidak ingin menolong tapi setelah diperhatikan baik baik, seseorang yg dikeroyoki itu adalah kakak kandung sahabat terdekatnya. Ia segera mendekati mereka "hentikan!! kalau tidak aku akan memanggil kepala sekolah!," ujarnya dengan suara yg sedikit besar.

Kelompok yg itu berlari agar tidak mendapat masalah. Taufan segera menghampiri Hali lalu membantunya berjalan ke uks.

Taufan membantu Hali untuk duduk di kasur uks, ia segera mengambil kotak p3k untuk mengobati Hali.

Hali meringis pelan disaat Taufan mencoba untuk membersihkan darah yang sudah sedikit kering. Tidak sakit kok hanya sakit saja :D

setelah selesai dengan 'acara mengobati Hali' Taufan membereskan peralatan p3k yg ia keluarkan tadi. "nah sudah selesai! aku harus pergi Blaze sudah menunggu ku, lebih baik kau tidur saja, dan minum obat demam, kurasa kau sedang sakit, aku akan meminta Ice untuk mengabsenkan mu," ujarnya.

Hali mengangguk kecil, sebenarnya ia bisa menghajar semua pemuda yg mengeroyoki nya tadi, hanya saja kondisinya memang sedang tidak baik baik saja.

Taufan sudah ingin pergi tapi Hali menarik lengannya, Taufan refleks memegang bahu Hali. Ia merasakan bibirnya yg menyatu dengan milik Hali. sedikit membelalakkan matanya, Taufan terkejut, pipinya yang memerah dan posisi yang sangat ambigu ini.

Hali menarik tengkuk Taufan untuk memperdalam ciumannya. Taufan memukul pelan dada Hali tanda ia ingin menghirup oksigen.

Hali melepaskan ciumannya, Taufan segera keluar dari uks dan berlari ke kantin.

FLASHBACK END

wait for the next chapter, see ya <3

jangan lupa voment!! aku suka ngeliatin komenan kaliannn :>

𝐈𝐃𝐎𝐋 [𝐈𝐜𝐞 𝐱 𝐁𝐥𝐚𝐳𝐞] ''𝐨𝐧𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang