𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚂𝚎𝚖𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗

4K 381 78
                                    

____________________________________

Disclaimer : semua karakter milik monsta, saya hanya meminjamnya.
____________________________________

yoww, kangen ga?

engga?

yaudah si

jangan lupa vote and coment selalu ya, ku senang sekali kalau liat komenan kalian :>




ice mencerna gumaman hali "pft, ada yang sedang jatuh cinta" ujarnya

"diamlah!"

Blaze tidak peduli dengan dua mahluk yang sedang berdebat di depannya, yang dia pikirkan adalah alasan untuk bolos kekampus besok.

kenapa? ya karna mager lah :VvVvVv

Ice sibuk dengan gadgetnya tidak memperdulikan Blaze yg melamun seperti orang gila. ia sedikit terganggu dengan dering handphone blaze yang sejak tadi di abaikan oleh pemiliknya.

ia meringis pelan kala dering ponsel itu terus saja berbunyi. "Blaze, jawab panggilan itu! berisik tau" ujar ice.

Blaze menatap ice kesal lalu meraih ponselnya yg ia letakkan di meja "mengganggu imajinasi ku saja" gumamnya namun masih bisa terdengar.

"ya halo, kenapa?"

"KAU INI SEDANG APASIH?! KENAPA TIDAK MENJAWAB DARI TADI!"

blaze meringis sedikit terkejut dengan suara Taufan yg sangat berisik.

"maaf maaf, aku sedang sibuk"

"sibuk??? sejak kapan kau punya sibuk?"

"aku selalu sibuk tau!"

"ya hentikan tindak kebohonganmu itu, aku tidak akan percaya"

"iri saja, cepat katakan kenapa menelpon?"

"oh ya"

"aku lupa, tidak jadi"

tuutt..

telpon dimatikan secara sepihak. Blaze kini menggenggam ponselnya lalu membantingnya ke lantai.

Ice dan hali terkejut lalu menatap blaze dengan tatapan tidak percaya.

Ice mencerna apa yang sedang terjadi, ia menatap handphone yang sudah hancur di lantai. "Blaze, kau kenapa? itu handphone yg baru saja kubelikan untukmu 19 menit yang lalu", ujarnya.

Hali ingin tertawa tapi dia juga kasian dengan Ice, tentu saja kasihan! harga handphone itu bukan 2 ribu rupiah!!

Blaze berbalik "maaf ice, nanti ku ganti" ujarnya lalu naik ke atas kamarnya.

Hali menepuk nepuk punggung ice "sabar saja, aku tau kau orang kaya" ucapnya.

Ice menepis tangan hali "orang kaya juga punya hati bodoh",

______________________________________

ice melihat pemuda yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi "pagi blaze", sapanya.

blaze hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.

sepertinya mood blaze sedang tidak bagus. Taufan benar benar membuat blaze kesal.

ice mencubit pipi blaze "kau ke kampus hanya untuk balas dendam? katanya mau bolos" ujarnya lalu terkekeh.

Blaze menepis tangan ice "tentu saja, dia harus dibalas," ucapnya dengan kesal lalu menikmati sarapannya.

ice tersenyum tipis "Hali, bagaimana dengan cintamu?"

Hali tersedak mendengar pertanyaan ice, ia meminum air putih yg selalu berada di samping piringnya. "apa maksudmu?" tanya nya.

"tidak ada, hanya saja kau terlihat akan sangat sangat mencintai sampai akan melakukan apapun yang dia mau"

"bukankah kau sedang membicarakan dirimu sendiri? lalu, siapa dia yang kau maksud?"

"oh, apakah aku seperti itu? dan tentu saja yang ku maksud adalah orang yang kau antar pulang kemarin"

Blaze yang tidak tau apa apa hanya menyimak adu mulut kedua orang di dekatnya ini. "kenapa kalian berisik sekali sih!? lalu ice! siapa yang kau maksud?" tentu saja blaze bertanya karna ia juga penasaran.

ice terkekeh "Taufan" ucapnya dengan singkat.

______________________________________

"yoww blaze, tumben kau datang pagi"

"diamlah fan, aku sedang memikirkan cara balas dendam yang benar"

"kau mau balas dendam untuk yang kemarin? yang benar saja"

"lalu kenapa? aku akan benar benar balas dendam"

"padahal aku sudah ingat apa yang ingin iu sampaikan"

"benarkah? kau ingin menyampaikan apa?"

"jadi ini..."

"yang benar saja! kau serius?"

"tentu saja, aku sudah punya rencana"

"libatkan aku."

______________________________________

"blaze disini!" ujar ice dengan suara yang tidak terlalu berisik namun dapat terdengar.

blaze menoleh dan mendapati ice yang duduk berdua dengan hali, apa ini? apakah mereka memutuskan untuk berkencan?

blaze dan taufan menghampiri mereka berdua.

blaze duduk disamping taufan lalu meletakkan nampannya di meja "tumben kalian ke kantin" ujarnya.

taufan mengangguk setuju.

Hali yang daritadi sibuk dengan ponselnya kini menatap Taufan. untungnya taufan tidak sadar :v.

ice mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikannya kepada blaze. "ambil ini",

"uwah handphone baru, terimakasih ice!"

Taufan mendengus kesal "huh enak sekali, aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali mengganti handphone" ujarnya.

Hali meletakkan handphonenya "kau mau ponsel baru?" tanya hali.

"huh apa? ah kalau ada uang aku beli sih, memangnya kenapa?" ujar taufan.

hali berdehem lalu kembali sibuk dengan handphonenya.

"hubungan mereka berdua apa sih?" tanya blaze sedikit berbisik.

ice hanya mengidikkan bahu.

______________________________________

𝐈𝐃𝐎𝐋 [𝐈𝐜𝐞 𝐱 𝐁𝐥𝐚𝐳𝐞] ''𝐨𝐧𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang