Kita yang saling menguatkan langkah masing-masing

4 1 0
                                    

Tak bisa dipungkiri, bahwa kita tetap memiliki dunia masing-masing. Aku dengan duniaku dan masalahku, begitupun kamu, yang memiliki duniamu dan masalahmu tersendiri. Walaupun kita kerap kali berkata bahwa: kamu adalah duniaku dan aku adalah duniamu. Tapi itu tak lebih dari sebuah penganalogian dari kita yang berusaha saling memprioritaskan. Tapi kita tetaplah dua insan yang berbeda, dengan sebuah rasa saling memiliki yang menjad rumah dan tempat kita saling berbagi keluh kesah dan saling menguatkan.

Aku sangat ingat kala itu, saat aku tengah merasa begitu hancur akibat dari kepergian seorang ibu yang meninggalkanku menuju keabadian. Jujur saat itu adalah masa paling sulit dalam hidupku, sebab ia adalah penguat langkahku saat kaki ini tak lagi mampu melangkah, dan ia yang dengan sukarela dan tak pernah bosan menjadi pendengar setia dari setiap keluh kesahku yang kerap kali dipecundangi dunia. Aku teramat hancur kala itu, sebab tak adalagi uluran tangan yang membantuku bangkit kala aku sedang terpuruk, tak ada lagi telinga yang tak senantiasa menjadi pendengar senandung sumbang keluh kesahku, dan tak adalagi hati yang mampu menegarkan jiwaku yang kadang rapuh, seraya berkata “Semua akan baik-baik saja nak”.
Lalu kau datang dengan hanya bermodalkan selembar tisu dan menyediakan sepasang bahumu pada jiwaku yang kehilangan sandaran. “Tenanglah, masih ada aku disini, walaupun telingaku tak sesabar ibumu yang senantiasa mendengarkan semua keluh kesahmu, dan hatiku tak setabah ibumu yang selalu punya tempat walau dunia kerap kali mempecundangimu. Tapi bahuku akan selalu terbuka lebar, dan senantiasa menjadi tempat bersandarmu saat segala asa dan rasamu tengah runtuh. Dan aku akan menjadi orang pertama yang mengelurkan tangan dari setiap kegagalanmu, tenanglah semua akan baik-baik saja” perkataanmu kala itu layaknya secangkir air yang memberiku harapan hidup saat aku hampir mati kehausan.

Kita saling menguatkan, dan melengkapi dari ketidak sempurnaan yang sudah menjadi sifat alami manusia. Setumpuk tai-pun tetap bisa menjadi pupuk untuk sebatang pohon dapat tumbuh subur. Begitupun masalah yang mampu mebuat kita lebih dewasa disetiap harinya.

Aku maupun kamu tak akan pernah bisa menaklukan dunia, namun jika itu kita, semua itu mungkin saja.

Semoga kita tetap seperti ini,
Sebab perpisahan adalah kemungkinan yang tak akan pernah kuamini.

Izinkan Aku Mengajakmu PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang