Izinkan Aku Mengajakmu Pulang

Terima Kasih Telah Hadir di Waktu yang Tepat

Hidup memang kadang misterius, seperti halnya kau yang tiba-tiba hadir di saat semestaku sedang tidak baik-baik saja. Kau membawa sejuta senyuman di hadapan aku yang tak lagi mempunyai alasan untuk itu. Aku yang sedang terluka, aku yang sedang di terpa kemalangan hidup dengan bertubi-tubi. Namun kau hadir dengan pasti untuk meyakinkan aku, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bagiku saat itu, semua yang datang hanyalah serupa kamuflase dari bahagia –yang kelak pada akhirnya akan tetap berujung pada kecewa. Karena tak ada bahagia yang tersisa di saat kehilangan orang yang selama ini sepenuh hati kita genggam, juga sekuat tenaga kita jaga, lantas dengan tega menjatuhkan kemudian meninggalkan.

Namun kau dengan tabah membasuh segala lukaku, kau dengan sabar menghapus perlahan demi perlahan segala kesakitanku, kau memapahku pada segala renjana, dan menjauhkanku dari segala bencana.

Hingga pada suatu waktu kau mampu mengembalikkan simpul senyum di wajahku. Kau berhasil membuatku percaya lagi pada cinta, dan kau berhasil membuat hari-hariku kembali berwarna. Meski pada awalnya aku sedikit ragu. Apakah bisa orang sehancur aku, mampu untuk disembuhkan? Namun, kau selalu berhasil menampik omongan itu. Kau membuktikan kepadaku, bahwa tak seharusnya hidupmu berhenti hanya karena orang yang kau cintai pergi. Hidup akan terus berlanjut tak peduli seberapa kecewanya kau dengan hari lalu. Kemudian dengan tegas kau katakan, “Tetaplah melangkah, meski dengan jejak yang perlahan. Teruslah berbahagia walaupun nanti bukan aku yang menjadi alasannya”.

Terima kasih telah datang di waktu yang tepat. Mulai saat ini kutegaskan; bahwa seluruh tubuh beserta bulir darahku sepakat untuk hidup dan mengalir hanya untuk bersamamu.