Sudah tiga hari kakaknya itu berada dirumah,dan tiga hari pula Hara selalu merasa kesal jika berada dalam rumah. Bagaimana tidak, Hara selalu dibuat kesal sama kakaknya sendiri. Tiap hari ada saja cara Rainer membuat Hara marah tidak jelas.
Apalagi saat hari pertama Rainer pulang, ia sudah membuat gadis itu kesal. Handphone Hara tak terlihat, padahal waktu kakaknya pulang dia menaruh benda pipih itu dimeja ruang tamu. Setelah seharian bahkan tiga hari pemuda itu berada dirumah, handphone Hara tak kunjung ditemukan. Entah dimana keberadaannya benda pipih itu. Hara pikir yang mengambil handphone nya itu pasti abangnya, tetapi Rainer tidak mengakui nya.
"Handphone aku dimana sih!" Hara berdecak heran.
"Perasaan waktu itu ada dimeja ruang tamu deh" ucapnya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Aku yakin---pasti kak Rainer yang ngambil". Ujarnya.
"Iyaa gue yang ngambil" ucap sang kakak yang tiba-tiba sudah berada diambang pintu kamar Hara sambil memperlihatkan gigi ratanya. "Mau marah?" Tanya sang kakak seraya menaik turunkan alisnya yang indah itu.
Hara yang mendengar suara sang kakak langsung menoleh melihat wajah abangnya yang sangat menyebalkan baginya. Dan detik kemudian ia kembali pada posisi awal,posisinya duduk dipinggir ranjang dan membelakangi pintu kamarnya berdecak tidak suka. "Tahan Hara tahannn---lo nggak boleh marah kali ini harus sabar",ujarnya dengan pelan hingga hanya dirinya sendiri yang bisa dengar.
"Heh!!budek lu yaa!!?" Tanya Rainer sedikit meninggikan suaranya. Tak ada respon apapun dari Hara, membuat Rainer menarik napas panjang lalu membuangnya secara kasar. "Hara yuhuuu---abang paling tampan kamu ada disini!!Jangan ngomong sendiri nanti dikira lu gila!". Ucapnya dengan lembut yang dibuat-buat.
Hara sesekali menarik nafas untuk meredamkan amarahnya yang sudah dia tahan. Lalu membalikkan tubuhnya berhadapan dengan sang kakak,tak lupa senyum manis yang ia tampilkan walaupun terpaksa.
"Abang---kembali'in ya handphone Hara" ucapnya lirih. Rainer yang mendengar itu mencoba untuk menahan mulutnya agar tidak tertawa. "Kak!! Udah dong--hp gue kembali'in!! Miskin banget lu sampe sampe hp gue lu embat" pekiknya sudah tak tahan untuk bicara lembut terhadap kakaknya ini.
"Hahahaa---hahaha---" Rainer yang mendengar pekikan Hara langsung tertawa lepas,ia tidak tahan melihat wajah adiknya itu jika sudah marah. Lucu menggemaskan baginya.
Rasa ingin melenyapkan manusia yang bernama Rainer itu tiba-tiba muncul dibenak Hara. Bagaimana tidak!! Selama dia berada dirumah ini dia selalu membuatnya marah. Mungkin kalo 5 tahun kedepan dia tinggal dengannya akan membuat Hara keriput sebelum masanya dikarenakan akan marah-marah setiap hari.
"Nih handphone lu dek! Muka lu jelek kalo marah" ujarnya sambil berjalan menuju Hara dan menyodorkan benda pipih itu pada Hara. Gadis itu bukannya mengambil handphonenya dia malah mengernyitkan keningnya. Heran.
"Inikan bukan handphone aku kak!" Ucap Hara sedikit ketus.
"Ya emang!! Nih ambil" diambilnya tangan Hara lalu meletakkan benda itu ketangan Hara. "Gimana? Suka nggak?" Tanyanya bersamaan duduk disamping adiknya itu.
Bingung. Itu yang ada pada diri Hara, Rainer yang mengerti raut wajah adiknya itu langsung berucap "Nih handphone lu, gue ganti dengan yang baru!" Ucapnya.
Hara yang mendengar itu mengerti seketika dengan mata yang berbinar. "Beneran kak?" Tanyanya tak percaya. "Makasih loh kak!" Ucapnya lagi seraya tersenyum lebar.
"Iyalah beneran!! Sama-sama!!" Jawab Rainer sambil mengusap pucuk kepala adiknya. Begitulah Rainer, kalo urusan buat Hara kesal dia jagonya. Tapi dibalik itu dia selalu memberi kejutan yang membuat rasa kesal Hara hilang seketika. Terkadang.
"Tapi kak! Inikan pasti mahal! Dapat duit dari mana lu?" Tanyanya seolah-olah kakaknya ini seperti orang pengangguran saja.
"Dari hasil ngepet!!" Jawabnya kemudian berlalu meninggalkan Hara sendiri dikamar.
Hara yang mendengar itu hanya sedikit terkekeh dan mengangkat kedua bahunya. Acuh, tidak peduli yang penting dia sekarang punya handphone keluaran baru yang didambakan oleh setiap orang.***
Hari sudah menunjukkan pukul 19.30 malam, keluarga itu sekarang berada di meja makan. Tak lupa ada pula Liam, ini kali pertama dia mau makan bersama setelah menjadi kepala maid dirumah keluarga Darel.
Mereka menikmati makan malam malamnya, tak ada satu orangpun yang membuka suara hanya dentingan sendok yang terdengar. Didetik kemudian suara handphone Hara berbunyi, ada notifikasi
Tiinggg....
Hara tidak mempedulikannya, toh sekarang dia lagi makan malam bersama keluarganya. Tidak sopan bila dia memainkan handphone nya itu.
5 menit kemudian. Tingg...Tingg..Tingg...
Benda pipih itu kembali berbunyi, Rainer yang mendengar itu langsung berdehem sekaligus tersenyum jail. Untung saja makan malam bersama sudah usai, jadi mereka sudah bisa berbicara.
"Siapa? Penting deh kayaknya" ucap Rainer, tersenyum jail.
"Kepo lu!!" Jawab Hara ketus.
"Haraa--- language nya sayang" ujar sang mama. Ayana tidak ingin anak gadisnya berbicara tidak sopan, apalagi pake lu-gue. Bagi Ayana agak sedikit kasar.
"Iyaa..maaa" ucap Hara.
"Duuhh... kayaknya itu dari orang spesial deh!" Ujar papanya ikut-ikutan menggoda anaknya. Pasalnya handphone Hara tidak berhenti berbunyi.
Tatapan tajam. Hanya itu yang bisa ia berikan pada sang papa, tak lama pipinya merasakan cubitan lembut. Liam, itu cubitan darinya. Yang kebetulan Liam duduk disamping Hara
"Jangan kek gitu sama orang tua!" Ujarnya Liam pada gadis itu. Hara hanya bisa berdecak pasrah, dirinya selalu dibuat kesal apabila bersama dua orang lelaki yang merupakan kakaknya dan lelaki setengah baya yang merupakan papa nya.
"Iyaa kak" jawabnya dengan nada pasrah.
"Aku ke kamar yah ma..pa!" Ucap Hara, yang langsung berlalu tanpa menunggu sahutan dari orang tuanya.
"Kalo udah jadian beri tahu abang yaa!!" Teriak Rainer sambil terkekeh.
Hara yang sudah berada diujung tangga hanya berdecak. "Huh apaan sih tu abang gila" gumamnya pelan.
***
Membosankan pastikan!!
Hm :(Vote dan coment dong aahh...!!!
Berasaa gagal ini!!Jangan Sidersss!!!
See you next chapter :)

KAMU SEDANG MEMBACA
|JAD| ✨
Teen FictionKisa cinta seorang gadis yang bernama Jawhara Aurora Darel. Dari pengalaman semasa SMA dia selalu di khianati oleh kekasihnya, setelah duduk di bangku kuliah dia menemukan sosok pria yang ia inginkan. Awalnya dia ragu dan pada akhirnya dia sadar bah...