3

11 3 3
                                    

"Tak usah seperti itu, santai saja saat bersama kita" ucap putri werewolf, laura.

"baiklah"

akhirnya para putri dan pangeran duduk. 1 menit berlalu dan mereka hanya diam.

"em, bagaimana jika kita perkenalan terlebih dahulu?" usul clavia

"baiklah, biar aku saja." ucap pangeran natan.

"perkenalkan aku natan, pangeran angel, ini adikku velle, putri angel, dilanjut ini ada laura putri werewolf, yang terlihat galak itu putri demon, zaiya, yang terlihat gembira mulu itu pangeran perielf, zan, yang itu putri kerajaan mermaid, heina, yang tadi marah marah pangeran kerajaan naga, alferd. Yang diam mulu daritadi pangeran kerajaan manusia, leo. Kau pasti sudah kenal clavia dan keila."

"Baiklah salam kenal, aku-"

"nona ziva dari ras phoenix kan? kau tahu dulu orang tua kita semua bersahabat, lalu ibumu mengusulkan membuat academy ini dan orang tua kita dengan sedia membantu, kami turut bersedih atas kehilangan ras phoenix, namun saat ada kabar bahwa ada satu orang yang tersisa dari ras phoenix kami semua sangat senang, kalau diihat lihat kau ini muda sekali ya, cocok dipanggil anak kecil." oceh putri zaiya tanpa henti, ziva hanya melongo, kira dia putri zaiya sangat galak. Ah memang benar jangan melihat orang dari luarnya saja.

"ya, memangnya jika boleh aku tahu umurmu berapa?" tanya ziva.

"17" jawab putri zaiya santai, sementara ziva hanya menahan emosi sambil tersenyum

"andai bukan putri kerajaan, aku geplak kepalanya" batin ziva kesal

"ah iya, kalian tidak memesan?" tanya ziva

akhirnya masing masing mereka memesan disusul ziva ikutan memesan karena tadi tumpah.

"oh iya, sebelumnya maaf jika aku banyak bertanya, jika boleh tahu siapa nama orang tadi?" tanya ziva, dia penasaran siapa orang yang sangat aneh itu.

Namun bukannya di jawab, mereka semua malah tertawa, bahkan leo yang disebut pendiam tertawa terbahak bahak hingga menjadi pusat perhatian. Memang benar jangan melihat orang dari luarnya saja.

Murid murid kebingungan, karena tidak biasanya pangeran dan putri tertawa sampai segininya

"ah maaf maaf, dia namanya ein, memang daridulu dia begitu" jawab pangeran alferd setelah berhenti tertawa

"oh" akhirnya mereka hanya diam dan makan, walau kadang zaiya dan leo bercanda.

"yasudah, ayo kembali ke kelas" ucap ziva setelah selesai makan

"hn, nanti kita berkumpul di taman ya, jangan lupa datang ziva"

"ya, dadah!" balas ziva lalu berteleportasi keruang kelas ramuan, yap dia akan belajar ramuan.

dia duduk di kursi paling depan pojok kanan, lalu mulai menunggu guru datang. Tak lama kemudian muncul seorang perempuan terlihat tua, memakai baju anti ledakan dan juga topeng anti ledakan.

"Baik anak anak, perkenalkan nama ibu kanya, ibu merupakan guru dibidang ramuan, umur ibu 45 tahun."

"Kalian tidak perlu perkenalan diri karena saya sudah tahu, jadi mari kita mulai pelajarannya!"

tiba tiba muncul seragam yang sama seperti bu moui, lalu dengan sihir seragam itu otomatis terpasang, di meja terdapat bahan bahan dan juga alat untuk membuat ramuan(lupa namanya, kuali(?))

"kali ini kita akan membuat ramuan penambah energi, silahkan kalian baca buku ramuan dan ikuti instruksi nya."

Ziva mulai meracik sesuai bahan bahan, mulai dari memanaskan alatnya, memasukkan bahan bahan sesuai instruksi dan masih banyak lagi, 20 menit ziva mengerjakan akhirnya dia selesai, dia mulai mengangkat tangannya tanda bahwa dia sudah selesai. Bu moui pun mulai menghampiri ziva dengan sedikit menunduk hormat, yang ziva balas dengan anggukan. Beberapa detik bu moui mengecek hasilnya membuat seluruh kelas tercengang, ziva mendapatkan nilai sempurna!

The Last PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang