Chapter 3 Diselamatkan pangeran

2 1 0
                                    

"I'm your fans,not a crazy fan, I am Willan from SMK harapan bangsa!" ucap Willan yang membuat suho terkejut.

"Sorry, but wait you say SMK harapan bangsa? I'm ever visit in there? but how do you know my number?" ucap Suho.

"Secret, you will find out later!" ucap Willan.

"My little fans, can you keep my secret from other people?" ucap Suho.

"Okey I am will keep your secret about this number!" ucap Willan.

"Great! but,can you don't bother me now? I am practicing Vocals!" ucap Suho.

"Okay bye!" ucap Willan sambil mengakhiri panggilannya,malam terindah bagi willan.

*****
Keesokan harinya...

Hari itu adalah hari Minggu dimana siswa sekolah merasakan kebebasan pada hari itu. terutama willan, ia meluangkan waktunya untuk berlari disekitar danau yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

Setelah selesai berlari ia duduk di tepi danau sembari menyentuh air danau yang begitu dingin dan segar itu.

Hari ini ia merasa sangat bahagia, begitu bahagia sampai-sampai ia tak sadar jika ada sebuah sepeda menabrakknya dari belakang dan mendorong ke dalam danau.

Willan memang pandai dalam pencak silat,namun titik kelemahan nya adalah ia tak bisa berenang. ia bisa saja menolong seseorang dengan jurus pencak silatnya. namun ia tak bisa menolong dirinya sendiri, saat dirinya berada didalam air.

Orang yang menaiki sepeda itu langsung meletakkan sepedanya sembarang dan langsung menceburkan diri ke dalam danau.

Ia menolong willan yang sudah kehabisan tenaga,dan membawanya ke tepi sungai.

"Sorry I made a mistake to you,but you take it easy I will be responsible for your situation!" ucap pengendara sepeda itu yang tak lain adalah suho.

Ia menekan dada nya dan keluarlah air dari mulut willan. ia tersadar dan melihat suho dihadapannya.

"Omo Apa aku bermimpi? yang nolongin aku suho?" batin Willan dengan mulut nya yang menganga.

"Hey are you ok?" ucap Suho.

Willan hendak bangkit, namun punggungnya terasa sakit dan susah sekali untuk bangkit.

"Why?" ucap Suho.

"My back so hurt, I can't wake up!" ucap Willan.

"Okay I'll carry you home!" ucap Suho yang membuat willan senang.

"Don't you mind?" ucap Willan.

"Of course not this has become my responsibility!" ucap Suho.

"Alright if you insist?" ucap Willan.

Suho pun akhirnya menggendong willan sampai ke rumahnya.

*****
Sesampainya dirumah...

Suho merebahkan tubuh willan perlahan disofa ruang tamu.

"Do you live alone?" ucap Suho.

"Yes, my parents went abroad because they were busy taking care of their business!" ucap Willan.

"You must feel lonely here?" ucap Suho.

"Of course, I feel lonely living in a house this big myself!" ucap Willan.

"I'm sad to hear Willan?" ucap Suho yang membuat willan kaget.

"You know me?" ucap Willan

"Yixing told me last night!" ucap Suho

"Are you angry to me? Sorry oppa!" ucap Willan.

"No problem!" ucap Suho tersenyum.

Mereka bercerita tentang hidup mereka masing-masing dan mereka terlihat akrab satu sama lain. walaupun nyatanya mereka baru bertemu satu hari itu, itu pun karena sebuah insiden yang membuat suho merasa bersalah pada willan.

*****
Senin pukul 14:00 WIB.

Saat Sekolah Usai...

"Sel aku izin ya hari ini gak ikut eskul silat, ada urusan pribadi soalnya!" ucap Willan.

"Urusan pribadi apah? penting banget gak? kalau enggak, mending kamu gak usah izin deh!" ucap Selsa.

"Penting banget, ini menyangkut masa depan aku!" ucap Willan Dengan rona bahagia diwajahnya.

"Jangan-jangan kamu mau tunangan yah? sama siapa?" ucap Venna.

"Siapa juga yang mau tunangan? masih bocah juga!" ucap Willan kesal.

"Ya udah deh aku pulang duluan, bye!" ucap Willan yang langsung menuju parkiran dan meninggalkan sekolah dengan motornya.

"Aneh banget, Willan lagi kesambet apa sih?" ucap Selsa.

"Kesambet petir kali yah?" ucap Amalia

"Kalau kesambet petir dah mati kali li!" ucap Venna.

"Ya udah aku pergi eskul dulu yah!" ucap Selsa yang langsung meninggalkan mereka berdua.

"Ya udah Ven, yuk kita pulang!" ajak Amalia.

Amalia dan Venna pun pulang bersama. rumah mereka searah, namun berbeda desa.

Ditengah jalan muncul Laki-laki Yang menghadang mereka. laki-laki itu duduk dimotornya sambil menatap ke arah mereka.

"Kamu kenapa sih Ren? ngalangin kita terus?" ucap Amalia.

"Gak usah ikut campur lo, ini urusan gue sama Venna. pergi lu!" ucap laki-laki bernama rendi itu.

"Kenapa aku harus pulang? orang jalan kita aja dipepetin sama kamu kok?" ucap Amalia.

"Bukannya luas ya?" ucap Rendi.

"Kamu itu buta ya? jelas-jelas ni jalan sempit!" ucap Amalia sambil menatap tajam Rendi.

"Diem lu brisik banget sih udah kek burung beo!" ucap Rendi.

"Kamu tuh yang harus diem dasar Playboy, masih aja ngarepin Venna!" ucap Amalia.

"Ven apa harus kamu putus hubungan sama aku? aku masih sayang sama kamu ven!" ucap Rendi

"Tadi gua lu, sekarang aku kamu, sok manis banget sih lo!" ucap Amalia.

"Lo itu bisa gak sih diem bentar! lama-lama gue sumpel pake ban motor nih!" ucap Rendi.

"Ven kamu jangan diem aja dong, hajar dia ven biar nyerah deketin kamu!" ucap Amalia.

"Gak usah provokasi deh!" ucap Rendi.

"Ren gini yah! aku tau kamu masih belum bisa move on dari aku, tapi kamu harus liat diri kamu sendiri,dimana letak kesalahan kamu, kamu harus nya sadar diri Ren!" ucap Venna.

"Ya ven aku sadar, aku salah maafin aku yah? kamu mau kan balikan lagi sama aku?" ucap Rendi.

"Maaf dia gak bisa!" ucap amalia

"Gue tanya venna bukan lu!" ucap rendi kesal.

"Jawaban aku udah mewakili perasaan Venna ke kamu!" ucap Amalia.

"Bener kata Lia, aku gak akan pernah kembali lagi sama kamu, udah cukup aku disakitin kek gini,aku dah capek gak tau lagi mau bilang apa!" ucap Venna.

Rendi menghampiri Venna dan menarik tangannya paksa.

"Kalau kamu gak mau balikan lagi sama aku, aku bakal lakuin hal yang macem-macem sama kamu!" ucap Rendi.

"Lepasin ren, lepasin aku!" ucap Venna

"Lepasin gak? aku tendang nih!" ucap Amalia. dia hendak menendang rendi, dan tanpa ia duga rendi menusuk kakinya dengan pisau kecil yang dibawanya.

Amalia meringis kesakitan, dan ia pun gagal menyelamatkan sahabatnya.

Baru beberapa langkah Rendi membawa Venna, seseorang melempar sebuah kayu dari belakang membuat Rendi pingsan seketika.

Venna langsung menghampiri seseorang itu. wajahnya sangat familiar, walaupun ia menggunakan masker.

"Chanyeol oppa!" teriak Venna kaget, melihat Chanyeol yang tersenyum padanya.

Unexpected love with EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang