CHAP 2

7 2 2
                                    

I'm backkk...

Happy reading guysss...

.
.
.
.
.
.

Nata dan Ruby bersiap untuk pulang. Mereka membawa motor masing-masing.

"Lu mau kemana abis ini, Nat?" Tanya Ruby sembari mencari kunci motornya di dalam tas.

"Gue mau ke studio kak Pila." Jawab Nata yang sudah duduk di atas motor Be*t putihnya.

"Ngapain dah? Ada project lagi lu berdua?" Tanya Ruby lagi yang sudah duduk diatas motor Sco*py-nya.

Nata mengangguk, "Iya. Dia lagi bikin lagu baru. Gue suruh dengerin katanya."

Ruby hanya mengangguk faham. Memang kedua temannya itu sering ada project berdua. Entah Dance cover atau Sing cover yang aransemennya dibuat langsung oleh kak Pila.

Saat Ruby dan Nata ingin memakai helmnya, ada suara yang membuat mereka mengarahkan atensinya pada suara itu. Ruby hanya merotasikan matanya malas setelah melihat siapa empu dari suara itu.

"Hai, Nata." Sapa laki-laki itu.

Nata hanya mendengus malas, "Mau apalagi, lo?"

"Eits.. Jangan judes-judes dong, cantik." Goda laki-laki itu sambil mencolek dagu Nata genit.

Nata menepis tangan laki-laki itu, "Geli, bangsat! Pergi sono lo." Usir Nata.

Laki-laki itu memasang wajah pura-pura sedihnya, "Kamu kok begitu sih sama aku, sayang? Kamu udah gak sayang aku lagi kah?"

Ruby yang melihatnya langsung pura-pura ingin muntah. 'Ih geli banget.'

"Gak usah ngadi-ngadi deh, lo. Mending sekarang lo pergi dari hadapan gue." Usir Nata. Kali ini dengan penekanan.

"Nat, kenapa lo berubah? Gue salah apa sih sama lo? Sampe lo gak mau liat gue lagi. Sehina itukah gue dimata lo?" Ucap laki-laki itu yang kali ini memasang wajah sedihnya lagi.

Nata bangun dari motornya dan berdiri dihadapan laki-laki itu sambil menatap matanya, "Lo masih nanya?  Kenapa gue berubah? Kenapa gue gak mau liat lo?" Nata menjeda ucapannya, "Lo tanya sama diri lo. Siapa yang bikin gue jadi begini, Faham?" Final Nata sambil mendorong bahu laki-laki itu dengan terlunjuknya.

Nata dan Ruby langsung memakai helm mereka dan tancap gas dari parkir motor sekolah.

Di lampu merah, mereka berpisah. Ruby langsung pulang kerumahnya sedangkan Nata langsung tancap gas lagi ke arah Studio setelah lampu mulai hijau.

Studio itu berada di area perumahan yang cukup elit. Studio itu berada di rumah paling ujung jalan. Sesampainya Nata disana, ia langsung dibukakan pintu oleh Pak Maman, satpam rumah ini.

"Eh ada neng Nata. Udah ditunggu tuh sama neng Pila di studio." Ucap Pak Maman.

Nata tersenyum dan memarkirkan motornya, "Makasih ya Pak. Saya keatas dulu nemuin kak Pila."

Pak Maman hanya memberi jempolnya dan menutup gerbang.

Nata masuk kerumah tersebut dan langsung menuju ke studio yang ada di lantai 2. Tanpa diberitahupun Nata sudah hafal betul, pintu mana untuk masuk ke studio.

'Ceklek!'

"Udah dateng, lo." Sapa perempuan yang sedang asyik mengotak-atik komputernya.

Nata duduk di sofa abu-abu dan bersandar, "Menurut lo aja, kak." Jawabnya sambil mendengus.

"Roman-romannya lagi kesel banget tuh. Buang nafas mulu." Ucap perempuan yang matanya masih fokus pada komputernya.

Nata duduk tegak, "Gue ketemu 'dia' tadi kak. Empet banget liat mukanya."

Perempuan itu terkekeh dan mulai berbalik untuk menatap Nata, "Masih drama kah?"

Nata mengangguk, "As always. Everytime when he meet me. Kayak dia yang paling tersakiti." Nata mendengus lagi.

"Tunggu disini bentar." Perempuan itu bangkit dari kursi kebesarannya dan berjalan keluar dengan membawa ponselnya.

Nata dengan sifat keingintahuannya pun mendekati keyboard yang ada di samping sofa. Ia memainkan tuts keyboard dan menjadi sebuah nada yang familiar.

Naik-naik
Kepuncak gunung
Tinggi tinggi sekali

Kiri kanan
Kulihat saja
Banyak pohon cemara a a

Kiri kanan
Kulihat saja
Banyak pohon stroberi

Suara tepuk tangan terdengar dan mengalihkan atensi Nata, "Ngapain sih, kak Pila?"

Pila berjalan dengan santai menuju kursi kebesarannya, "Lo kayaknya depresi dah."

Nata memasang wajah tidak Terima, "Dih. Gue masih waras ya."

"Yang bilang lo gila siapa?" Santai Pila.

Nata mendengus sebal dan duduk kembali di sofa sebelumnya, "Sebel banget gue hari ini. Gak Ruby gak lo, kak. Bikin gue emosi aja."

Fyi, Pila ini berbeda 3 tahun dari Nata dan Ruby. Pila berkuliah di semester 5 sekarang. Namun karena sedang libur kuliah, ia menyibukkan diri di studionya ini. Entah membuat lagu, mengaransemen lagu, atau mungkin hanya tidur.

"Muka lo jelek anjir kalo cemberut. Gak usah sok imut dah. Sepet liatnya." Ejek Pila.

"Ah, iya. Lo katanya mau nunjukin lagu baru ke gue kak. Mana?" Tanya Nata mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya. Bentar. Tunggu Gr*bFood dulu." Jawab Pila santai yang kini matanya sedang melihat ponsel untuk mengecek pesanannya.

Nata mengangguk, "Kak." Panggil Nata. Dan hanya dijawab dehaman oleh yang lebih tua.

"Kapan ke jalan lagi?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hehehe...
Lanjut?

CONBATTANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang