CHAP 4

9 1 3
                                    

I'm backkkk
Hehehe
1000+ word....
.
.
.
.
.
Happy reading guys
.
.
.
.

Dikelas, Nata dan Ruby khidmat mendengarkan penjelasan dari guru Bahasa Inggris. Ya, mereka khidmat mendengarkan, karena itu adalah pelajaran kesukaan mereka setelah pelajaran olahraga.

Saat sedang khidmat mendengarkan, ponsel Nata bergetar tanda pesan masuk. Nata mengambil ponselnya yang berada di kolong meja.

'Kak Pila ngirim foto apaan ni?' batin Nata sambil mengernyitkan dahinya.

Ia melebarkan matanya saat membuka pesan milik Pila. Ia melirik guru, memastikan bahwa guru itu sedang membelakangi murid-muridnya. Lalu ia menepuk pundak Ruby.

Ruby menengok, memberikan isyarat seperti bertanya, 'kenapa?'

Nata memperlihatkan foto di layar ponselnya. Ruby melebarkan matanya lalu menatap Nata. Mereka saling menatap seperti tau apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

-

Pelajaran berakhir, Nata dan Ruby dengan tergesa-gesa menuju parkiran motor. Mereka akan pergi kerumah Pila. Ruby melirik, ia melihat laki-laki kemarin.

"Nat, buruan. Dia mau nyamperin lu lagi." Bisik Ruby yang masih bisa didengar oleh Nata.

Nata mengangguk tanda mengerti. Ia mempercepat pergerakannya agar laki-laki itu tidak sempat menyapanya. Ruby dan Nata meninggalkan parkiran. Dengan raut kesal, laki-laki itu melihat kepergian Nata dan Ruby.

Nata dan Ruby sampai dirumah Pila. Pak Maman pun langsung membukakan gerbang. Nata dan Ruby lalu memarkirkan motornya.

"Neng Pila ada di kamarnya ya neng. Habis diganti perban sama bibi." Ucap Pak Maman, seakan tau arti kedatangan mereka.

"Makasih banyak, Pak" Ucap Ruby dan Nata serempak.

Dengan tergesa-gesa mereka berdua melangkahkan kaki kedalam rumah, menuju kamar Pila Yang berada di lantai 2. Dengan nafas terengah-engah, Nata membuka pintu kamar berwarna hitam itu dengan hati-hati.

Yang berada di kamar, melihat kedatangan mereka, tak bisa untuk mengembangkan senyumnya.

"Masuk sini."  Ucap Pila.

Nata dan Ruby mendekat ke arah ranjang. Melihat keadaan seseorang yang sudah mereka anggap kakak, dengan tatapan sendu.

"Lu ngapain sih, kak? Kenapa bisa jadi begini?" Tanya Nata.

"Juga nih bibir kenapa bisa sobek? Tangan kenapa di gips begitu?" Tambah Ruby.

Yang ditanya hanya tertawa. Sampai keluar air mata sedikit.

"Bangsat. Kita nanya, kak." Ujar Nata dengan sedikit nada kesal.

Pila berhenti tertawa, "Duduk dulu, anjir. Mau gue ceritain gak?" Jawab Pila.

Nata dan Ruby mengambil posisi duduknya. Ruby menarik kursi belajar, sedangkan Nata duduk di atas kasur.

"Ceritain, buruan." Ucap Nata.

"Sabar, bentar lagi orangnya dateng." Ucap Pila santai.

Nata dan Ruby mengernyit heran. Tak lama, mereka mendengar suara ketukan pintu.

"Masuk aja." Ucap Pila agak sedikit teriak.

Pintu terbuka, menampilkan wajah yang tidak asing bagi Nata dan Ruby. Orang itu terkejut melihat ada orang lain didalam.

Ruby langsung mendekati orang itu dengan tatapan marahnya, "Oh, jadi lo yang udah bikin Kak Pila babak belur?" Ruby mencengkram kerah orang tersebut.

Melihat tatapan marah dari Ruby, orang itu memasang wajah ketakutan seakan-akan ingin menangis.

CONBATTANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang