"CEWEK BEGO." tiada hentinya Thaletha secara geramnya terus melontari Ainaya semua ejekannya. Gemas, itulah yang dirasakan oleh Thaletha.
Seperkian detik kemudian, Thaletha berdiri dari posisinya yang sedang duduk di samping Ainaya.
Membuat Ainaya bertanya. "Lo mau ke mana, Thaletha?" Ainaya menahan tangan Thaletha yang terlihat ingin pergi dari sisi bed itu.
"Gue mau kasih seseorang pelajaran!" sahut Thaletha bersuara lantang.
"Nggak! Gue nggak akan izinin lo, berantem sama Azka!" tegas Ainaya.
Ainaya menahan tangan Thaletha lebih keras lagi mengeluarkan semua tenaganya di sana. Jujur bukan karena Ainaya mau membela Azka. Tapi Ainaya hanya tidak ingin, Thaletha bernasib sama dengannya yang berakhir di UKS ini.
"Lepasin gue, Nay!" Thaletha berusaha memberontak.
"GUE NGGAK MAU LO BERANTEM, THALETHA!" sentak Ainaya dengan berteriak-teriak. Jelas dia khawatir dengan temannya itu.
"Nay. Mau sampe kapan, sih, lo kayak gini? Sampe lo mati?!"
Ainaya bersuara kembali. "Bisa kan, kita selesai-in baik baik?!" tukas Ainaya.
"GUE BAHKAN NGGAK SUDI, BICARA PAKE NADA LEMBUT KE AZKA." tolak Thaletha, baginya Perdamaian bukan lah cara yang benar lagi. Azka sudah melawati semua batasan yang ada.
"Udah, mendingan sekarang lo lepasin tangan, gue!" Thaletha kembali mentitah Ainaya
"Nggak!" tolak Ainaya, bersikeras.
"LEPASIN, AINAYA!"
Thaletha terus memberontak sekuat tenaga dia, finally akhirnya dia bisa melepaskan tangan Ainaya yang sejak tadi menghalanginya dia terus menggunakan seluruh tenaganya. Ainaya juga sedikit terpengaruh oleh ucapan Thaletha.
"Baiklah mungkin Azka emang pantas dapat pelajaran." batin Ainaya. Haruskan dia membuka seluruh mata hatinya itu? Dia harus tersadar akan hubungan Toxicnya.
.....
"MANA ALZASKA" tanya Thaletha. Tanpa basa-basi, saat dia sudah sampai di depan kelas XI IPA 2. Ah ya, tadi dia mendorong pintu kelas itu dengan tidak santainya.
Ada yang menjawab Thaletha.
"Wah santai dong, mpo jago." ujar salah satu murid di sana Farhan namanya— dia adalah salah satu teman dari Azka. Kalian pasti kenal, bukan?"BURUAN TUNJUKIN DIRI LO BANCI! JANGAN JADI PENGECUT" teriak Thaletha di depan semua murid, dia memperhatikan wajah setiap murid yang kelihatan sangat tegang tapi dia tidak mendapati adanya Azka, di sana.
Ada juga yang bersuara. "Wah, ada yang mau nyari mati, nih." rupanya dari arah belakang, Azka yang sedang dicarinya dia menyahutinya dengan nada seperti meremehkan.
Thaletha berbalik badan, kemudian menatap tajam Azka. Dengan emosinya yang meluap, dia menarik kerah baju Azka seraya mendorong laki-laki itu. Hingga Thaletha berhasil membawa Azka ke tengah aula sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya ( End )
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] "Berdamai dengan diri sendiri, adalah puncak kebahagiaan yang abadi." -nurhmanis in Ainaya. Kamu pernah mendengar pepatah yang mengatakan kalau kamu akan menjadi ratu, bila bertemu laki-laki yang tepat? Bagi Ainaya, pepatah itu...