Jaebeom tak pernah lelah menyatakan cintanya pada Mark, walaupun selalu ditolak oleh pria bergigi taring itu. Namun dia tak sedih jika Mark menolaknya, karena sampai kapanpun mereka akan tetap bersama. Mau menjadi sepasang kekasih atau hanya sahabat, Jaebeom akan tetap bersyukur selama Mark masih ada disisinya.
"Beom lo tuh ngeyel banget deh dibilangin, gue ga kenapa-kenapa," ucap Mark.
"Ga kenapa-kenapa gimana sih?!! itu jelas banget jidat lo berdarah Mark. Lo habis ngapain?" balas Jaebeom dengan wajar yang terlihat sekali jika dia sedang kesal namun juga khawatir.
Mark meringis saat Jaebeom menyentuh lukanya
"Sakit ga? kedokter aja yuk biar diobatin."Jaebeom berdiri dan menarik tangan Mark untuk mengikutinya, namun Mark menahannya sehingga dia kembali duduk.
"Gue beneran gapapa Beom, ga perlu dibawa ke dokter. Pakein obat merah terus diperban juga cukup kok." ucap Mark menenangkan sahabatnya.
"Yaudah kalo gitu lo diem disini, biar gue obatin." Jaebeom mengambil peralatan dan obat yang dia butuhkan.
"Emang lo suster terbaik Beom, gaada yang bisa ngalahin," sahut Mark sambil tersenyum lebar memperlihatkan giginya saat Jaebeom sudah didepannya.
Jaebeom mendengus, "Cih dibayar aja engga, untung gue sayang sama lo."
Mark memperhatikan wajah Jaebeom yang terlihat serius mengobati lukanya, dalam hatinya dia memuji rupa sahabatnya itu. Menurut Mark, Jaebeom adalah orang tercantik yang pernah ia temui walaupun dia laki-laki. Wajah Jaebeom seperti malaikat dimata Mark. Tapi memang benar, Jaebeom adalah malaikat yang hadir dihidup Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drive You Home
FanfictionKarena bagi Mark, Jaebeom adalah dunianya. Hanya Jaebeom yang Mark punya. Dan bagi Jaebeom, Mark adalah satu-satunya orang yang dia mau. Tidak ada yang lain.