(5)

49 5 0
                                    

Kembali lagi dengan ingatan-ingatan Mark saat bersama Jaebeom. Kali ini saat dirinya dalam keadaan yang saat terpuruk. Kedua orang tuanya meninggalkanya. Meninggalkan Mark yang belum cukup dewasa untuk menghadapi kejamnya dunia ini sendirian.

Jaebeom datang saat pemakaman. Berusaha kuat untuk Mark, walaupun dia juga sedih. Tapi kalau bukan dia siapalagi yang akan menjadi penopang Mark saat itu. Dan untuk pertama kalinya dia melihat Mark menangis dan terlihat sangat hancur. Jaebeom tidak tega melihatnya. Dia marah, kenapa harus Mark yang merasakan seperti ini.

Yang bisa dia lakukan saat itu hanya menemani Mark. Memeluknya, menangis bersama. Mengeluarkan semua tenaga yang dia punya untuk menenangkan Mark. Jaebeom bersumpah, dia tidak mau Mark terlihat seperti itu lagi. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu membuat Mark bahagia, akan selalu berada disisinya, dan membuatnya tersenyum.





Hari-hari berlalu, setelah kematian kedua orang tua Mark. Jaebeom selalu bersama Mark, takut-takut dia akan melakuan hal aneh. Bukan berpikiran buruk, tapi Jaebeom hanya takut.

Mark yang sudah putus asa saat itu, dia mengambil pisau. Ingin mengakhiri semuanya. Pikirannya berkecamuk, dia sedih, marah, kecewa, semuanya menjadi satu.

Namun Jaebeom datang disaat yang tepat, menggenggam pisau yang ada ditangan pria itu, sehingga tangannya mengeluarkan banyak darah. Dia menatap tepat dimata Mark, seolah berbicara kepada Mark untuk tidak melakukannya. Tangannya tetap menggenggam pisau itu, Mark terkejut melihatnya. Semua terjadi terlalu cepat.

Mark menangis, untuk kedua kalinya, dipelukan Jaebeom lagi. Jaebeom memeluknya, membisikkan kalau semua akan baik-baik saja, Mark adalah orang yang kuat, dia juga mengatakan kalau dia akan selalu bersama Mark, tak akan pernah meninggalkan Mark sendirian. Kedua sahabat itu memeluk satu sama lain dan menangis bersama.

Drive You Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang