'Hei, gak ada kelas?'
Rin terkejut mendapati Doyoung yang tiba-tiba datang.
'Tadi habis kelas Mr. Yoo, kak.. kesal sekali aku diumpankan oleh teman-teman kelompok presentasiku', keluh Rin.
'Hahaha.. berarti mereka percaya padamu, bukan?'
'Huft..'
'Rin-a, aku sudah bilang pada bunda'
Rin yang mendengarnya pun menatap Doyoung. Bilang apa?
'Tentang kita. Bunda memang tidak tahu soal hubungan kita yang memang sudah berakhir lama. Sengaja aku tidak cerita. Tapi aku sudah mengatakan bahwa kita tidak lagi bersama'
Rin terdiam. Hubungan mereka memang sudah berakhir lama sekali dan mereka tetap memilih untuk berteman saja.
'Dan bunda bagaimana?'
'Hanya terkejut saja dan tidak menyangka kita sudah hampir dua tahun berpisah dan beliau baru tahu'
Rin terkekeh. Ia jadi teringat masa-masa saat mereka berdua masih berpacaran dahulu. Doyoung orang yang menyenangkan bahkan hingga sekarang. Entah apa yang menyebabkan mereka putus.
'Ah, sudah pukul 10. Aku ada janji dengan dosen. Aku duluan', ucap Doyoung.
Rin hanya tersenyum dan mengangguk, tak menyadari ada seseorang yang melihat adegan itu dari jauh.
---
Sampai di rumah, benar saja ramai. Mark bilang kemarin bukan kalau Lucas, Xiaojun, dan Hendery akan berkunjung dan katanya akan kerja kelompok. Namun sepertinya kerja kelompok hanya alibi saja. Lihat saja keempatnya malah asyik bermain playstation milik Hendery yang ikut dibawa ke sana. Seru sekali. Lucas dan Xiaojun bertanding, sedangkan Mark dan Hendery menjadi pemandu sorak.
'Ckckck.. what are you guys doing?', ujar Rin menatap keempat anak laki-laki itu malas.
'Eh, kakak udah pulang', sambut Mark dengan cengiran.
'Hai, jie.. long time no see', gantian Hendery yang menyapanya sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis.
'Mana yang katanya kerja kelompok, huh? Ckckck.. bisa bisanya snack ikut berserakan gini. Awas aja kalo sampe--'
'Halah santai aja, nun.. ntar ada Dejun yang beresin semuanya', sahut Lucas sebelum Rin menyelesaikan kalimatnya dan tanpa menatap Rin tentu saja karena matanya fokus dengan game.
'Lah kok gue?! Lo yang paling banyak makan juga ya, anjir', protes Xiaojun dan memukul lengan Lucas. Lucas hanya tertawa.
'Bodo lah. Terserah. Pokoknya jangan sampe isi rumah jadi berantakan', ujar Rin memperingatkan.
'Yee, sajangnim'
Rin pun beranjak ke kamarnya di lantai atas.
'Kak, tadi ada paket buat kakak', Mark memberitahu.
'Hah? Dari siapa, dek? Perasaaan kakak gak jajan di online shop'
'Lah mana adek tau. Pulang pulang tetiba ada mas paket dateng. Adek taruh meja kakak'
'Hm.. okeoke.. thank you, lil bro'
Meski bingung, Rin tetap cepat-cepat ke kamar untuk melihat paketnya. Dari siapa? Berisi apa?
Dan benar saja, sesampainya di kamar, ia melihat bungkus paket yang diletakkan adiknya di meja belajar. Dengan rasa penasaran, ia mulai membuka paket tersebut.
Sebuah buku bacaan dan liontin buah peach.
Oh, ada surat juga.
Hi.. I give you this book cause I just remember that you love to reading a book..
Well, I know it's too suddenly, but can we meet tomorrow?
Johnny hyung's cafe at 10
Of course, if you don't mind with thatSudah bisa ditebak bukan siapa yang mengirimnya?
Ya, benar. Jung Jaehyun.Dan lagi, untuk apa ia tiba-tiba meminta agar mereka bertemu? Rin pikir, urusan mereka sudah lama selesai.
Tapi baiklah, Rin akan menemuinya besok di cafe milik Johnny.'Kakaaaakk.. adek laperrr pengen ramyeon.. tolong bikinin boleeeh??', teriak Mark dari bawah.
'Iyaa, nun.. kita juga laper', tambah Lucas.
'BISA TIDAK KALIAN BUAT SAJA SENDIRI, HUH?! KAKAK CAPEK', kesal Rin.
'Kakak memang tega membiarkan kita terutama adek masak sendiri? Ya ada Dejun sih, tapi dia tidur. Gak bisa mau disuruh masak', ujar Mark.
Pintar sekali, Mark Lee.
Rin menghela nafas. Kesal dia. Oke, daripada dapurnya berantakan, kan lebih baik dia saja yang mengalah.
'IYA IYAAA.. BENTAR', sahutnya sambil membuka pintu kamar dan keluar menuju dapur walaupun dengan kesal.
Well, rasa sayang Rin kepada adiknya memang lebih dari apapun.
---
'Gak makan, nun?', tanya Lucas sambil menyantap ramyeonnya.
'Enggak. Udah kenyang', jawab Rin.
'Oh iya, kak.. paket tadi isinya apa? Dari siapa?', Mark mulai kepo.
'Secret'
'Jiejie gak asik', timpal Hendery.
'Dari secret admirer ya, kak?', tanya Xiaojun.
'Dahlah daripada kepo gitu mending cepetan pada makannya, terus beresin, habis itu pulang atau ke mana aja sana', ucap Rin sambil beranjak dari kursi dan berjalan kembali ke kamar.
'Jie kenapa sih?'
'Tau.. malah ngusir pula'
'Mark, gimana?'
'Halah, biasa kakak emang suka gitu. Dah, yuk lanjutin aja mainnya gak papa'
'JANGAN ADA YANG BERISIK. KAKAK MAU TIDUR SIANG'
Keempat anak laki-laki yang mendengarnya saling berpandangan bingung.
Dan Rin? Ia hanya bisa diam menatap langit-langit kamarnya.
---