'Kakak pul--'
'Kakak baru pulang??', potong seseorang yang tentu saja Mark setelah Rin membuka pintu dan (hampir selesai) mengucap salam.
Rin hanya menatap adiknya.
'Dari mana aja sih, kak?? Lihat, ini jam berapa?? Katanya pulang sorean, tapi ini terlalu sore soalnya udah malem. Emang aslinya kakak tu selesai jam berapa terus ngapain aja sih?! Tadi juga adek telfon ga diangkat. Baterai kakak low atau paket datanya yang abis, huh?? Dan lagi.. kakak pulang jam segini tapi ga telfon adek suruh jemput aja?? Terus kakak balik sama siapa dong jadinya??', cecar Mark kepada Rin tanpa henti dan jangan lupakan juga muka marahnya yang justru terlihat menggemaskan bagi sang kakak.
'Kak !! Kenapa diem aja?! Gamau jawab adek??'
'Loh, tadi tu tanya kakak? Kirain mau latihan rapp buat persiapan audisi pencarian bakat rapper'
'Ih, kakak..'
'Wkwk.. okeoke.. udah tanyanya tadi?'
'Iya, udah'
'Baiklah.. sekarang kakak mau mandi dulu, yaa', kata Rin sambil berjalan menuju kamarnya di lantai atas.
'Loh? Kakak, ih.. pertanyaan adek belom dijawaaaabb.. Kak !!'
Rin yang mendengar adiknya kesal hanya melambaikan tangannya.
'Ck..', gerutu Mark karena aksi ala wartawan dengan rapp-nya dihiraukan dan Rin hanya tertawa mendengarnya.
'Yasudah, habis mandi kakak cerita. Harus. Wajib.', kata Mark.
---
Malam itu, Rin hanya diam di atas kasurnya dan tidak melakukan apapun karena, ya.. memang sedang tidak ada yang bisa dilakukan juga alias tidak ada tugas dari dosen :v
Oh, dan jika kalian bertanya apa yang terjadi dengan Mark tadi setelah diabaikan kakaknya, dia tentu saja sudah tidur sekarang dan lupa apa yang dia ucapkan barusan ke kakaknya. Sepertinya ia lelah, makanya langsung tertidur begitu saja setelah mengomel tidak jelas seperti tadi. Memang benar benar..
Kembali ke Rinara. Dia kelihatannya saja diam, tapi pikirannya berkecamuk. Bingung? Entahlah, yang pasti ada sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya apalagi setelah ia bertemu dengan bunda mantan kekasihnya tadi siang.
'Terimakasih ya, nak sudah mau mampir ke sini lagi. Jujur saja, bunda sangat merindukanmu. Kamu sudah lama tidak ke sini, makanya bunda minta Doyoung mengajakmu. Kalian baik baik saja, bukan? Atau memang kamu sedang sangat sibuk sehingga tidak bisa main ke sini lagi?'
Kata-kata ibu Doyoung lah yang mengganggu dirinya. Ya, memang Rin dan Doyoung sudah lama putus, namun ibu Doyoung belum mengetahuinya dan masih berpikir bahwa keduanya masih bersama dan Rin sibuk sekali sehingga tidak pernah lagi datang menemuinya di rumah.
Pikiran Rin pun akhirnya terinterupsi akibat bunyi ponselnya yang menandakan ada pesan masuk. Dari Doyoung.
'Rin-a, terimakasih sudah mau aku ajak ke rumah tadi. Maaf kalo hal tadi mengganggumu, terlebih juga karena bunda belum tau soal kita. Aku janji, setelah ini akan aku ceritakan pada bunda kalo kita sudah lama putus'
Heol.. entah mengapa Rin jadi semakin bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Ia melirik jam di atas nakas dekat tempat tidurnya. Berapa lama memang dia dilingkupi rasa bingung tadi, mengapa tiba-tiba saja sudah pukul sepuluh malam.
Ia pun memutuskan untuk tidur saja daripada memikirkan hal-hal random tadi.
Namun, sebelumnya telah ia ketikkan sesuatu untuk balasan pesan Doyoung dan mengirimnya.'Iya, kak Doyoung.. tidak apa apa.. sama-sama dan maaf juga'
---
Huaaaaa.. apaan ini, makin gaje aja 😭😭