Tolong jangan lupa tinggalkan VOMENT yaa😊
Selamat Membaca
.
.
.Seira menyilangkan kakinya saat dia semakin serius membaca buku biologi di taman sekolah. Sesekali dia mengernyitkan alis matanya, sebelum akhirnya mengangguk paham dengan apa yang ia baca.
Tiba-tiba saja, satu hal mengusik konsentrasinya. Dia pun merogoh saku baju guna mengambil ponselnya, dia perlu memastikan sesuatu. Namun bibirnya mengerucut saat tidak menemukan apa yang ia inginkan. Sebuah notifikasi yang sudah Seira tunggu sejak tadi malam tidak kunjung menyapa layar ponselnya.
"Hei Seira! Gue ganggu nggak?" Seorang cowok datang menghampiri Seira. Sudah duduk di samping Seira dan tersenyum lebar.
"Nggak ganggu. Kenapa, Ga?" tanya Seira kepada Arga, cowok dari kelas X IPS 1.
"Lagi belajar biologi ya?"
Seira hanya mengangguk.
"Belajar tentang apa?"
"Protozoa, Ga," jawab Seira sambil memperlihatkan kepada Arga halaman yang sedang ia baca.
"Oh! Protozoa?!" sahut Arga dengan anggukkannya.
"Emang lo tau?"
"Yaaaa pastilah... Nggak tau, Ra, hehehe. Gimana sih kamu, aku kan anak IPS," jawab Arga sambil cengengesan.
Seira menahan tawanya. "Ya lo kenapa nanya? Gue kira lo tau."
"Enggak hahah! Gue cuma tau pelajaran tentang reproduksi. Penting soalnya untuk masa depan."
Alih-alih menjawab, Seira justru hanya mengangguk kikuk.
"Eh kalian! Lagi ngapain nih panas-panasan di taman?"
Seira dan Arga refleks menoleh ke belakang, dimana sumber suara itu terdengar. Detik itu juga, Arga yang sebelumnya begitu santai pun kini berubah menjadi sedikit canggung saat melihat sosok yang baru saja datang.
Bara. Dia lah yang baru saja datang bersama bola basket yang ada dalam pegangannya.
"Ga, lain kali kalau mau ngobrol sama Seira, ajak dulu si Seira ke tempat yang teduh. Kasihan kan dia. Udah kepanasan, nggak dikasih minum lagi. Seret pasti ya, Ra?" sindir Bara.
Lagi. Seira kembali menahan tawanya, tapi saat ini hampir gagal karena dia tidak sanggup melihat Arga yang sedang mengangguk sekaligus merenungkan ucapan Bara.
"Kapan-kapan gue ajarin lo deh gimana cara deketin cewek dengan benar. Sekarang gue minta izin ke lo, mau bawa Seira ke tempat yang teduh dulu ya!" sahut Bara. Kemudian Bara menepuk bahu Arga sebelum dia menggandeng Seira, dan membawanya pergi.
🕊🕊🕊
"Bara. Lo jangan kayak gitu! Kasihan Arga," protes Seira ketika mereka sudah jauh dari Arga.
Bara menghentikan langkahnya. Dia pun memegang bahu Seira dengan sebelah tangannya, dan membawa Seira untuk duduk pada salah satu kursi lapangan basket. "Yang kasihan itu lo, bukan Arga. Masa lo dibiarin panas-panasan."
Hanya sebuah gumaman panjang tanpa arti yang Bara dengar dari jawaban Seira.
"Tuh, ada minuman dingin di tas gue. Minum kalau lo haus. Lo masih mau baca buku, kan?"
Seira mengangguk sambil mengambil minuman dingin.
"Ya udah, belajar aja di sini, mumpung lagi nggak ada orang. Gue mau main dulu sendiri."

KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Seira
Jugendliteratur[MOHON FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Update setiap Senin, Rabu, dan Sabtu] "Putusin Seira!" "Kenapa lo ngatur?" "Gue yang selalu berjuang demi dia. Gue yang selalu berhasil bikin Seira senyum!" "Enggak lo aja! Gue juga berjuang." "Iya! Lo emang berjuang...