1

69 69 41
                                    

"Lu bukan anak gw."
"Anak anjing."
"HAHAHAHA lounthis lewat."
"Udah layanin berapa malam ini?"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA."
"Pembunuh!"

Vani terbangun dari mimpinya ,tawa itu ,suara teriakan itu ,perkataan itu,Vani sangat ketakutan dia ingin pergi dari dunia ini sangat ingin.

Lagi dan lagi Vani bermimpi buruk
"Aaaaaaaaaa," teriak Vani sangat keras,untung saja kamarnya itu kedap suara
Vani sangat membenci tawa itu,tawa dari orang-orang gila,sangat gila mereka hanya mendengar bukan melihat.
Teriakan itu, teriakan dari dua orang yang dulu sangat Vani sayangi yaitu ayah dan bundanya.
Perkataan itu, perkataan dari orang-orang sekitar Vani.

Vani sangat membenci dunia ini,dia sangat membenci orang-orang sekitarnya,dia ingin membunuh orang-orang itu namun dia tidak bisa karena dia masih waras.

Setelah mimpi tadi Vani takut untuk tidur jadi dia memutuskan untuk keluar ke balkon,pemandangan malam di balkon memang sangat indah siapapun akan terpukau melihatnya, lapangan yang luas membuat langit terlihat jelas tanpa harus menatap keatas, bintang-bintang terlihat sangat indah di sana,Vani sangat menyukai suasana malam, perasaan Vani saat ini sangat kacau sebenarnya bukan hanya saat ini setiap saat perasaannya selalu kacau,Vani menatap langit

"Hai kak,Vani mimpi buruk lagi."
"Vani bukan pembunuh kan kak?"
"Vani enggak jahat, orang-orang yang jahat,"Vani berbicara dengan hati yang rasanya sangat sakit, bagaimana tidak setiap hari dia harus merasakan sakit yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan.

Vani Sangat menyayangi kakaknya itu namun sekarang kakaknya telah pergi untuk selamanya.Kakaknya berkata bahwa tidak ingin menjadi beban untuk semua orang namun perkataan kakaknya itu sedikit salah,benar kakaknya itu tidak lagi menjadi beban untuk semua orang kecuali untuk Vani, sampai saat ini Vani masih menanggung beban yang disebabkan oleh kakaknya itu, terkadang Vani juga membenci kakaknya.

Vani melamun entah apa yang gadis itu pikirkan,tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam otak Vani.

"Gw rasanya mau mati,setiap hari gw kelelahan,ya allah maafin Vani yah,
Vani selalu ngeluh."

Vani menatap langit sambil memikirkan apa yang akan terjadi besok.

Jam menunjukkan pukul 04.56 perlahan tapi pasti suara dari masjid pun muncul, mendengar masjid sudah berbunyi Vani segera pergi untuk mengambil air wudhu.

Vani taat kepada penciptanya,dia selalu menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim,setiap sholat dia menceritakan bebannya kepada sang pencipta dengan begitu Vani merasa bebannya menjadi ringan.

Jam menunjukkan pukul 06.15,saat ini Vani sedang bercermin di kamarnya,dia tersenyum melihat dirinya yang sekarang bersih tanpa luka.

"Ya Allah Vani cantik banget kalau gini,kalau banyak luka jadi gak cantik,ya allah lindungi hambamu yang cantik ini,"ucap Vani seraya tersenyum di depan cermin

Setelah selesai dengan urusannya Vani melangkahkan kakinya menuju keluar, langkah kaki nya terhenti saat dia melihat 3 orang yang sangat dia kenalinya sedang bercanda bersama di meja makan, mereka terlihat sangat bahagia.

"Mereka bahagia tanpa gw,"ujar Vani seraya melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti.

Vani tidak pernah di antar lagi sejak 2 tahun lalu,tidak ada yang peduli kepadanya semenjak saat itu,Vani sudah terbiasa dengan situasi ini.

Seperti biasa Vani duduk di halte bus dengan tangan yang sibuk mengotak-atik ponselnya,tidak lama menunggu,bus yang akan dinaiki Vani pun tiba,di dalam bus hari ini sangat ramai Vani harus berdesak-desakan.

Vani tiba di sekolahnya dengan selamat,SMA Marya Bakti,Sekolah yang berisi murid nakal,95% isinya memang anak nakal,di sekolah ini juga kebanyakan pria karena kebanyakan yang nakal adalah pria.

Vani masuk sekolah ini bukan karena nakal melainkan karena orangtuanya,orangtua Vani selalu melakukan hal yang menurut mereka dapat membuat Vani tersiksa,namun orangtua Vani salah Vani nyaman dan tidak tersiksa di sekolah ini.

"Vaniiiii gw kangen banget sama luu,"teriak Aura,dari kejauhan Vani dapat melihat dengan jelas bahwa Aura dan Tika sedang bertengkar,entah apa yang membuat mereka berdua bertengkar di pagi hari.

"Astagfirullah masih pagi jadi gak usah teriak-teriak."
"Tau nih Aura bikin telinga gw rusak aja."
"Ih apasi orang gw kangen kok,lagian ini suara gw kok kalian yang marah si."
"Tau ah ra gw capek sama lu.ayo Vani beby ku sayang kita ke kelas."
"Iiih lu siapa najis banget beby beby"
"Udah diam gw pusing"ucap Vani guna mengakhiri perkelahian kedua sahabatnya itu.

Vani,Aura,Tika mereka selalu bersama,Aura dan Tika masuk sekolah ini karena mengikuti Vani mereka juga orang kaya jadi tidak masalah, mereka sudah bersahabat sejak kelas 2 SMP.

Kini Vani, Aura,dan Tika sedang berjalan di koridor, koridor itu terdengar sangat bising padahal hanya ada tiga orang yang melewati, ocehan dan omongan tidak jelas dari dua sahabat Vani membuat Vani terdiam dia tidak ingin melakukan pembicaraan unfaeudah di pagi hari.

Kelas Vani terlihat sangat sepi yah wajar saja baru Vani dan sahabatnya yang datang.

Setelah sampai di kelas 3 orang tersebut sibuk dengan urusan masing-masing, mereka tidak menyadari kedatangan Vraska dan teman-temannya.

"Kiw cewek lagi apa sih sampai gak nyadar orang ganteng datang,"ujar Bayu seraya duduk di meja Aura dengan santainya.
"Eh babi apaan sih, lu ngapain duduk di meja gw itu ada kursi jadi turun dari meja gw cepetan!"
"Santai dong,jangan marah-marah masih pagi."
"Yah lu mancing tolol."
Bayu tidak berhenti sampai disitu,dia dengan sengaja menyenggol tangan Aura yang sedang menulis, setelah melakukan aksinya dia segera lari menuju tempat yang aman karena dia tau pasti apa yang akan dilakukan gadis itu ketika kedamaian dan kenyamanannya diganggu.
"Bayuuu apaan si lu mau kemana hah"Teriak Aura seraya berlari mengejar Bayu

Dua orang ini memang tidak pernah akur, apa jangan jangan mereka jodoh? hmm.

Kelas Vani kini sudah sangat berisik, suara dari anak laki-laki mengisi seluruh ruangan.

Aska,Gilang,Reza, Putra,Wahyu,kelima orang tersebut selalu duduk dikursi bagian belakang tepatnya di belakang Vani duduk,lima orang tersebut sengaja duduk di belakang karena mereka bisa berbicara dan tidur dengan mudah.

Vani tidak peduli apa yang dilakukan oleh teman sekelasnya itu dibelakang, bahkan Vani sering mendengar bahwa mereka telah membunuh seseorang,Vani hanya diam itu bukan urusannya

"Oy tentang Raikal gimana?"tanya Gilang kepada teman-temannya.
"Nanti dibahas di markas."
"Aska tadi malam gw liat lu di club,lu ngapain?"
"Minum."
"Yaelah bos kalau main yah bilang aja main."
"Gw minum doang."
"Reza lu liat Aska di club? berarti lu juga ada ditempat itu dong,lu ngapain di sana? jangan-jangan lu yang main lagi,wah parah si,"tuduh Putra.
"Enak aja,gini-gini gw masih polos bangsat."
"Kalau ngomong tu di filter babi."
"Lah lu juga tolol."
"Kalian sama-sama bangsat,babi dan tolol,"ucap Wahyu yang sudah lelah melihat teman-temannya seperti itu.

Hy hy hy
Ini cerita pertamaku 🤔
Jadi mohon berikan kritik dan saran kalian yah
Maaf bila ada kesalahan
Jangan lupa vote yeee 😩(kek ada yang baca aja)

kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang