7

34 35 52
                                    


Kau tidak akan disakiti jika kau penting

Saat ini Wahyu,Gilang,Bayu,dan Putra sedang menuju rumah Vani.

"Tika itu anak-anak Feromon gak si?" tanya Aura.

Tika hanya mengangguk kecil dia sulit berbicara sangking cemasnya.

"Ayo naik kalian ikut,Bayu bonceng pacar lu,terus satunya di bonceng Putra," ucap Wahyu.

Disaat-saat seperti ini Wahyu terlihat seperti pemimpin.

Tika dan Aura yang mendengar ucapan Wahyu langsung naik ke motor yang disuruh, Setelah Tika dan Aura naik, Wahyu langsung menancap gas motornya dan diikuti oleh anggota lain.

•••••

Saat ini Aska telah sampai di tempat yang dia maksud, gudang kosong yang menjadi tempat Aska menyiksa orang, dengan cepat Aska menarik kasar tubuh Vani yang masih pingsan.

Seperti biasa Aska mendudukkan tubuh korbannya dan mengikatnya dengan tali. Pemandangan yang sangat luar biasa bagi Aska.

Saat ini seseorang yang lemah sedang pingsan atau mungkin sudah mati? Aska tidak peduli.

Aska pergi mengambil air yang tersedia lalu menyiramnya ke tubuh Vani.

Entah kenapa Vani terbangun dari pingsannya, membuat dia merasakan sakit yang luar biasa.

Aska yang melihat Vani masih hidup tersenyum dia senang karena dia bisa mendengarkan teriakan kesakitan tidak lama lagi.

Aska kembali mengambil air dan menyiramnya ke tubuh Vani.

Vani yang merasakan lukanya terkena air hanya bisa meringis kesakitan.

"Arghh."

Aska belum merasa puas dia menjambak rambut Vani yang kini berwarna merah gelap.

"Askaaa berhenti!!!" teriak Vani, kepalanya saat ini benar-benar sakit.

"Hah lo nyuruh gue berhenti? enak aja gue belum puas," ucap Aska.

"Gue habis ngelakuin apa sih sampai lo jahat sama gue?" tanya Vani.

"Lu pura-pura lupa?"

Vani yang ditanya seperti itu hanya diam, dia bingung apakah dia habis melakukan sesuatu sebelum kesini?

Vani berhenti berfikir,dia diam dengan tatapan kosong, mungkin ini sudah ajalnya jadi tidak apa-apa.

Aska yang melihat Vani kembali diam, memilih pergi mengambil sesuatu.

Aska kembali dengan membawa gunting, tunggu gunting? untuk apa?

"Lu sepertinya cantik kalau rambut pendek," ucap Aska sembari menggunting rambut Vani asal-asalan.

Saat ini Vani hanya diam, bukan diam karena rambutnya digunting, melainkan diam karena sakit.

Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya,sangat sakit sampai-sampai dia tidak bisa teriak.

kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang