━━━━°❀•°✮°•❀°━━━
𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐
┗━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┛
★★★Shintya turun dari mobil mewah milik Fando dengan membawa paper bag berisi beberapa potong pakaian yang sebelumnya telah Fando pesan.
"Lo yakin ini semua buat gue? Banyak banget, loh ini," ucap Shintya setelah Fando turun dari mobilnya dan berdiri di depannya.
"Nggak papa, nanti kalau kita dinner lagi, bisa pakai baju yang sama. Lagian, baju-baju itu mama saya sendiri yang rancang buat kita. Kalau kamu nggak mau, takutnya Mama kecewa," jawab Fando sambil tersenyum tipis.
"Makasih, ya. Salam buat Tante Milka sama Om Hermawan."
"Iya, pasti saya salamin. Kalau gitu, saya pamit pulang dulu. Kamu istirahat, ya." Fando mengusap lembut rambut kepala Shintya lalu tersenyum kikuk.
"Maaf. Saya permisi," ucapnya sedikit salah tingkah lalu masuk ke dalam mobilnya.
Setelah Fando pergi dari sana, Shintya langsung masuk ke dalam rumahnya. Gadis itu memutar jengah bola matanya saat ayah dan ibu tirinya tengah duduk di sofa sambil tersenyum kepadanya. Sudah dapat dipastikan, keduanya menginginkan dirinya melakukan sesuatu untuk mereka.
"Nak, gimana acara pertunangan Reidan malam ini?" tanya Davina sambil berjalan mendekati Shintya dan merangkul lembut bahu gadis itu.
"Bukannya Mama hadir di sana, ya?" tanya Shintya sedikit sinis membuat Davina tersenyum kecut.
"Ya, Mama di sana. Mama liat, kamu sama Fando serasi banget. Duh, Mama nggak sabar buat siapin semua keperluan pertunangan kalian. Eh, ini baju rancangan Jeng Milka, ya. Waahh, bangun banget. Pasti nanti pertunangan kalian, gaunnya juga Jeng Milka yang desain."
Shintya melipat kedua tangannya di depan dada. Gadis itu menatap Davina dengan tatapan jengah, sambil memainkan kuku-kuku tangannya mencoba tak peduli.
"To the point aja, mau Mama apa?"
"Papa sama Mama mau kalian segera tunangan!" seru Doni sambil berjalan tersenyum menatap Shintya yang mengernyitkan dahi.
"Pa, Shintya belum mau terlalu jauh! Shintya masih mau belajar dulu buat cinta sama Fando. Shintya nggak mau nantinya setelah semuanya semakin jauh, semuanya berantakan karena tindakan Papa sama Mama yang gegabah! Shintya juga nggak mau nikah tanpa cinta!"
"Shintya, ini cuma tunangan, Sayang," ucap Davina lembut namun, penuh penekanan di setiap katanya.
"Pokoknya Shintya nggak mau!"
"SHINTYA!"
PLAKKK ...
Shintya memejamkan kuat matanya. Pipinya terasa panas karena tamparan yang baru saja ia dapatkan dari ayahnya. Ya, ayah kandungnya.
Shintya menatap tak percaya pada sang ayah, dengan kedua tangan memegang pipi kanannya. Baru kali ini ayahnya berlaku kasar secara fisik padanya. Mungkin, jika Davina yang melakukannya, hatinya tak kan sesakit ini. Ayahnya, cinta pertamanya, tega melukainya hanya demi sebuah obsesi.
"Shintya benci Ayah," ucap Shintya lemah, lalu pergi ke kamarnya dengan setengah berlari meninggalkan Davina yang diam-diam tersenyum, dan Doni yang tengah mencerna apa yang baru saja ia lakukan kepada putri kandungnya sendiri.
Tak ada yang tahu, jika semua kejadian tadi telah disaksikan oleh dua orang dari jendela rumah Shintya yang tidak tertutup.
"Lo liat? Dia butuh lo. Gue harap, lo bisa keluarin dia dari permasalahannya yang dua hadapin selama ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/283856806-288-k985204.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkinkah Dia Kembali? [TAMAT]
Jugendliteratur🥈Juara 2 Writing Marathon with Penerbit Karoden Jateng 'Penyesalan itu datang di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran', semboyan kata yang tepat disematkan kepada Shintya, gadis berusia dua puluh lima tahun yang tak bisa keluar dari circle masa...