Konferensi darurat maid sebelum negara api menyerang sudah berlangsung kurang lebih dua jam. Sampai detik ini mereka belum menemukan titik solusi untuk kasus tuan mereka yang dikabarkan Sean tengah memproses adik.
Bibi Sa berjalan mondar mandir sambil bersedekap. Bibi Karn, Chery, Choi dan Top duduk di bangku masing-masing memperhatikan Sa yang terus memasang wajah gusar. Suasana tegangnya sudah benar-benar seperti sebuah rapat agen pasukan khusus. Hanya ada satu lampu pijar kuning yang menyala persis di atas meja.
Bibi Sa berhenti berjalan. Menompangkan kedua tangannya di atas meja persegi panjang, "Bagaimana dengan Nyonya Han?" Tanya Bibi Sa sambil mengedarkan pandangan pada para peserta konferensi.
"Nyonya Han?" Karn membeo.
"Apa itu sebuah solusi? Chery rasa itu semacam menciptakan masalah lagi setelah sebuah masalah muncul," ujar Cherry.
"Apa maksudnya?" Tanya Bibi Sa.
"Nyonya Han ada disini dan ada Tuan Gulf yang sedang hamil. Apa bibi Sa bisa membayangkan keributan setelahnya?" Tanya Cherry.
"Ya, Cherry benar," imbuh Top.
Bibi Sa duduk pada salah satu bangku yang kosong. Ia menautkan kedua tangan lalu menghela nafas, "Tapi hanya Nyonya Han yang bisa membuat Tuan Gulf takut. Bayangkan, saat Tuan Gulf hamil dan dia memiliki keinginan yang macam-macam, kalian siap dengan itu? Hanya Nyonya Han yang bisa mengendalikan Tuan Gulf," ujar Bibi Sa.
"Sa benar," imbuh Bibi Karn. "Kita harus mempertimbangkan banyak hal. Kita tidak bisa mengendalikan Tuan Gulf, kita akan kewalahan dengan keinginan orang hamil."
"Ckk. Sean ada ada saja, kenapa dia harus minta adik," rutuk Choi.
"Sejak Sean lima tahun dia selalu minta adik," Jawab Cherry.
"Kalau begitu kita setuju dengan meminta Nyonya Han kemari?" Tanya Sa.
"Err..."
Brukk brukk brukkkk
Sebuah suara menginterupsi. Top bergegas beranjak dan menyalakan lampu ruangan.
Semua orang terkejut melihat Ake sudah tersungkur di lantai dengan setengah bagian tubuhnya masih tersangkut di anak tangga. Sepertinya Ake baru saja terjun bebas dari tangga di rumah itu.
"Ao?! Ake!" Cherry bergegas menghampiri Ake untuk membantu Ake bangkit.
"Aish. Bibi, kenapa semua lampu di ruangan dipadamkan?!" Kesal Ake sambil beranjak.
"Kami sedang rapat rahasia hehe," cengir Cherry.
"Ckk. Ada-ada saja!" Rutuk Ake sambil berjalan pergi melintasi ruang makan tempat para pekerja rumah itu masih berkumpul.
Dan akhirnya tiba pada hari ini setelah mereka menyepakati hasil dari konferensi darurat mereka. Pagi-pagi sekali para maid sudah menyiapkan jamuan yang lengkap karena Nyonya Han dan Tuan Pat akan tiba. Semua hidangan sudah siap sebelum Gulf turun untuk memeriksa dapur.
Saat ini di rumah itu kegaduhan bukan lagi dari suara Gulf dan Sean alih-alih suara Chopper yang berdebat dengan Gulf.
"Chopper, kamu mengompol! Aku benar-benar akan membuang mu kalau kamu nakal!" Gulf memarahi Chopper sambil ia berjalan turun dengan Chopper di gendongannya.
Gukk gukk gukk
"Kamu sudah membuat Daddy mu kurang tidur dan sekarang kamu membuatku harus bangun terlalu pagi hah?!" Gulf terus menyalahkan Chopper.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN
FanfictionSide story Daddy & Papa "Maaf Papa, Sean menyukai laki-laki." Bagaimana reaksi Gulf setelah ini? All about Mr Suppasit family. Let's share love and laugh with us❤️ An. Jika kalian melihat book ini publish itu artinya Book "How to be Papa" dinyataka...