5

1.1K 137 46
                                    

    Bisa orang-orang tebak, ketika mobil warna putih itu sudah terparkir di depan lobby gedung perkantoran maka suasana kantor akan berubah menjadi sangat tidak terkondisi. Beruntung Mew memiliki karyawan-karyawan yang cakap dan tanggap.

Bagian keamanan segera menghubungi sekretaris Mew menginfokan bahwa sepasang ibu dan anak sudah mendarat di kantor Mew dengan selamat. Oh tunggu, mereka datang bersama seekor anjing.

"Semua tamu wanita harap mengenakan kembali outer tertutup," Namtan, sekretaris Mew yang duduk mendampingi Mew memimpin pertemuan memberi intruksi.

Anggukan singkat Namtan cukup menjelaskan pada Mew tentang info yang baru saja Namtan terima dari handsfree yang terpasang di telinganya.

"Aoh, Nam!" Ter protes.

Mata Mew yang melotot pada Hiter membuat bibir Hiter mencembik kesal.

Sesuai intruksi Namtan semua tamu wanita mengenakan kembali outer mereka, menutup kulit putih mereka dengan pakaian lengan panjang.

"Terimakasih untuk waktu semuanya. Sampai bertemu di rapat pemegang saham selanjutnya. Ringkasan meeting hari ini akan Namtan kirim ke email masing-masing," pungkas Mew.

Lima orang wanita dan enam orang laki-laki di ruang itu beranjak dari duduk masing-masing dan bergantian pergi meninggalkan meeting room setelah berjabat tangan dengan Mew, Ter dan Namtan.

Di depan pintu meeting room rupanya sudah berdiri Nyonya Han, Gulf dan Chopper digendongan Gulf. Anggukan singkat tamu kepada Gulf disambut senyum simpul laki-laki itu dengan tatapan tajam meneliti.

Sementara orang-orang yang masih tinggal di dalam meeting room hanya bisa menahan napas melihat mata tajam Gulf menyorot penampilan tamu suaminya.

"Ah bagus sekali!" Seru Gulf lalu berjalan memasuki meeting room.

Satu helaan nafas lega Mew, Hiter dan Namtan lolos.

"Aku tidak melihat Mon lagi, Phi sudah menghentikan kerjasama dengan wanita yang senang memamerkan belahan dadanya padamu itu kan?" Seloroh Gulf.

"Ah ya, benar Gulf," jawab Mew kikuk.

"Geez, kalau Mama tahu ya, Mon itu menjual belahan dadanya untuk mendapatkan investasi dari Phi Mew," Gulf nyinyir tepat di depan suaminya membuat Mew nyengir kecut.

"Bukan seperti itu, Ma," cengir Mew. Mew menyikut Hiter yang berdiri di sampingnya agar Hiter menyelamatkan posisi Mew.

"Ao, ada Bu Han? Swadee krab Tante," Hiter memberi wai. "Ao, ada anjing juga? Ini pasti peliharaan Sean ya?"

"Enak saja! Phi Mew, anaknya dikatain peliharaan!" Protes Gulf. "Ini adik Sean, kami beli di Phuket kemarin," jelas Gulf.

"M-membeli adik? Haha, hidup semudah itu untuk kalian ya? Adik untuk Sean kalian bisa membelinya dengan mudah," kekeh Ter hambar sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Swadee kha Nyonya, selamat datang," sapa Namtan ramah.

"Swadee," jawab Nyonya Han.

"Dimana Papa? Tidak ikut?" Tanya Mew.

"Papa itu semakin tua, mudah capek. Papa minta istirahat di rumah," jelas Nyonya Han.

"Tuan, Nyonya Nam permisi," Namtan minta diri.

"Nam jangan lupa kirim email ke mereka ya," pesan Mew.

"Kha," jawab Namtan lalu berjalan pergi meninggalkan meeting room.

Gulf dan Nyonya Han duduk di kursi masing-masing lalu membiarkan Chopper turun dari gendongan.

"Mama bosan," keluh Nyonya Han sambil bertompang dagu. "Ter, kamu tidak memiliki ide yang seru?" Tanya Nyonya Han pada Hiter yang duduk di seberangnya.

SEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang