9

496 56 14
                                    

"Apa yang kamu lakukan?"

Suara yang tidak asing membuat fokus Ohm beralih. Jelas terlihat raut Ohm kontras berubah gugup.

Ohm beranjak berdiri lalu merubah ekspresinya untuk terlihat biasa, "Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah kamu di mobil Sean?"

"Aku melihatmu dari kaca mobil. Kamu melewati rumahmu begitu saja."

"Huh," desahan nafas kasar Ohm lolos. Ia kembali duduk.

Golf berjalan mendekat lagi lalu duduk di sisi lain yang kosong. Ia melihat ke arah samping pada temannya yang masih menerawang ke arah depan.

"Aku penasaran siang ini kamu dan Jackson terlihat sangat akrab. Setelah kamu dan Jackson bertemu di kantin kamu menjadi diam. Kalian memiliki rencana yang buruk pada Sean?" Sepasang mata Golf yang tajam memicing penuh selidik.

"Gila ya?! Itu tidak mungkin aku melakukan sesuatu pada Sean! Jackson mengacaukan ku," jawab Ohm gusar. Ohm lalu menutup mulutnya rapat. Sial, dia sudah memberitahu Golf tanpa sengaja.

Ohm lupa, Golf adalah pemancing handal. Saat lengah lawan bicaranya akan kalah pada pertanyaan menjebak yang Golf lontarkan.

Senyum kecil tercetak dari bibir Golf. "Aku sudah menduganya."

"Huh!!" Ohm menghela nafas kasar lagi lalu menunduk dengan payah.

"Apa yang Jackson lakukan sampai temanku ini menjadi kacau? Jackson mengambil gadismu hmm?"

"Gadis apa? Aku hanya melihatmu, aku tidak berpikir tentang gadis,"

"Yuck," Golf merespon dengan geli. "Serius. Katakan," desak Golf.

"Pho ku," Jawab Ohm berat.

"Kenapa? Ada apa dengan Pho mu?" Tanya Golf tidak sabar.

Ohm menghela nafas kasar. "Project Pho ku gagal. Pho mendapat pinalti dan harus menanggung semua kerugian. Mae Jackson yang menjadi kepala jurnalis memegang kunci Pho ku. Aku meminta Mae Jackson untuk tidak menyebarkan berita tentang Pho ku. Jackson melihatku datang pada Mae nya."

Sepasang mata Golf melebar. "Hey, bro. Itu resiko sebuah pekerjaan. Itu bukan hal yang perlu kamu tutupi."

"Masalahnya Pho ku dituduh melakukan korupsi dana pemerintah. Aku sudah kehilangan semuanya. Rumah, mobil, perkebunan keluarga kami, perusahaan milik Pho, semuanya."

"O-ohm? Sejak kapan?" Tanya Golf berat.

"Semua terjadi dengan sangat cepat. Kami kehilangan semuanya dalam waktu yang begitu cepat," Ohm menunduk sedih.

Golf menarik bahu Ohm pelan meminta Ohm menyandarkan kepalanya di bahu Golf sejenak. "Aku yakin kamu dan Pho mu bisa melewatinya. Dan kamu tidak perlu khawatir tentang apapun, teman-temanmu tidak akan meninggalkan mu,"

Ohm sedikit merasa beban di dalam dadanya lebih ringan. Kedua tangannya balas memeluk Golf erat.

"Terimakasih na?"

Golf mengangguk.

Keduanya mulai melepas pelukan namun masih melihat ke dalam mata satu sama lain.

"Jadi kenapa kamu meminta pulang?"

"Aku ingat belum meninggalkan makanan untuk Pho saat aku pergi ke sekolah tadi. Mungkin saat ini Pho menahan lapar,"

"Bagaimana dengan nasi kari Bibi Fang? Kesukaan Pho mu itu. Dan oh ya, aku memiliki voucher belanja di toserba, kita bisa mengambil beberapa kebutuhan disana!" Ujar Golf penuh semangat.

SEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang