Bagian depan mobil sangat amat tenang, aku sangat berkonsentrasi berkendara sedangkan Amira telah tertidur tak lama setelah mobil berjalan. Sangat berbeda dengan bagian belakang, sedari tadi terdengar suara seperti benturan-benturan di kursi belakang namun itu bukanlah suara benturan sebenarnya, melainkan suara Lily yang sedari tadi tak bisa diam bergerak ke kiri dan ke kanan karna terlalu bersemangat memperhatikan pemandangan sekitar.
"wah, jadi seperti ini dunia manusia?" dapat kulihat dari spion yang mengarah ke belakang wajahnya yang nampak sangat bersemangat hanya karna melihat pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja.
Tentu situasi dalam mobilku tidak langsung seperti ini sejak awal, pada awalnya Amira memelototiku sambil melipat kedua tangannya, memberondongiku dengan pertanyaan-pertanyaan menyebalkan karna sulit sekali untukku menjawabnya.
"kita berangkat cuma berdua kenapa sekarang tiba-tiba jadi bertiga?"
"a-a.... anu." Amira menyipitkan mataku nampak curiga. "dia sepupu gua, tadinya dia main sama temen-temennya tapi temennya pulang duluan akhirnya dia nebeng gua."
Amira justru semakin menatapku dengan penuh kecurigaan, "oke lah, mobil-mobil elu kok gua gaada hak ngatur siapa yang boleh dan siapa yang gaboleh naik mobil lu." Amira memutar badannya menghadap Lily. "halo! Salam kenal! Namaku Amira!"
"halo Amira! Namaku Lily! Aku mau menik..."
"ASTAGAAA!" potongku sebelum Lily mulai berbicara hal aneh-aneh, namun selanjutnya Amira langsung memusatkan perhatiannya padaku, apa yang harus kukatakan selanjutnya?
....
"mmm, gua mendadak pengen makan nasi padang deh." Ucapku asal yang jika dikira-kira terdengar sangat bodoh.
"sama ih! Tapi gua ngantuk sekarang, nanti kalo udah sampe di tempat makan padang bangunin gua ya." Amira menurunkan sedikit kursi yang ia duduki, dan mulai mencari posisi senyaman mungkin sebelum akhirnya memejamkan kedua matanya untuk pergi ke alam mimpi.
Oleh karena itu saat-saat yang mengkhawatirkan telah berakhir dan berubah menjadi saat-saat tenang walaupun tidak terlalu tenang karna Lily yang terus mondar-mandir, setelah memakan nasi padang pun Amira langsung melanjutkan tidurnya, nampaknya ia sangat mengantuk namun hal itu dapat dimengerti. Saat aku tetap memiliki tidur yang cukup Amira tidak tidur sama sekali dan benar-benar menghabiskan waktunya untuk bermain disana, pasti dia merasa sangat kelelahan sekarang.
"makasih liburannya bos bye gua mau balik tidur!" Amira langsung meninggalkanku yang bahkan belum memarkirkan mobilku, agak kesal tapi tak apa, setidaknya aku tak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan darinya saat menyadari aku akan membawa Lily ke kosanku
Sebenarnya aku tak mau membawanya bersama ku namun ia berkata bahwa ia tak ingin kembali ke khayangan bahkan jika aku tak membawanya dan akan berusaha mencariku bagaimanapun caranya, bagaimana mungkin aku bisa diam saja mengetahuinya berbicara demikian? Dia tak akan bisa bertahan hidup walau hanya sehari di sini jika aku meninggalkannya dan aku tak ingin hidup dengan dibayangi perasaan bersalah.
"ayo ikut aku kedalam." Ajakku padanya yang masih memandang takjub bangunan kosanku yang bahkan tak pantas untuk dikagumi.
"Sania, apakah ini rumahmu?" tanyanya setelah mengaitkan lengannya pada lenganku.
"bukan, ini bukan rumahku. Ini kosanku."
"kosan?" hah, aku lupa jika dia tidak memahami kata-kata yang rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI KOK GITU!?
Teen Fiction"Karna kamu udah berhasil nemuin selendangku yang hilang, kamu bisa menikahiku!" Gimana jadinya kalo penemu selendang bidadari itu adalah seorang perempuan?