Bangunan kos semakin dekat, mata Sania memicing mendapati sebuah mobil berada tepat didepan kosnya menutupi jalan masuk kendaraan. Semakin mendekat semakin terlihat terdapat dua orang gadis berdiri didekat mobil yang menghalangi mereka dan mau tak mau Sania menghentikan motornya didepan bangunan kosnya.
“Lily, kita udah sampai. Turun dulu aku harus nyuruh mereka mindahin mobilnya.”
“gamau, Sania pasti kedinginan.”
“sebentar aja ya biar bisa masuk, kamu juga udah ngantuk kan?” setelah beberapa kali berdebat akhirnya Lily menuruti perkataan Sania dan melepaskan pelukannya pada tubuh Sania.
Perlahan-lahan Sania turun dari atas motor dan berjalan mendekati dua gadis yang berada didekat mobill namun dua gadis itu justru berjalan melewatinya begitu saja, dan terdengar suara Lily dari belakang.
“kak Camelia? Kak Soka?”
***
“Lily! Akhirnya ketemu juga!” kedua wanita itu menghampiri Lily dan mereka saling berpelukan sambil melompat-lompat berputar bersama-sama. Sania menatap ketiganya dengan heran, jika Lily mengenal mereka apakah keduanya juga merupakan bidadari?
“Lilu kamu kenal sama tante ini?” tanya Sania yang langsung mendapat pelototan oleh Camelia dan Soka.
“barusan kamu manggil kita apa?” tanya Camelia masih melotot.
“tante?”
“APA!?”
“t-tante!?”
Pletakk! Jedug!!
Camelia dan Soka melayangkan pukulan dan jitakan keras pada Sania yang tak bisa berbuat apa-apa karna posisinya yang terpojok. Sania mengusap-usap kepalanya yang menjadi target jitakan kedua bidadari dihadapannya itu.
“panggil kita kakak aja jangan tante kita gak setua itu.” Ujar Soka sambil tersenyum manis yang membuat Sania merasa seram sendiri. Sebelumnya ia nampak menyeramkan saat melayangkan pukulan dan jitakan namun tiba-tiba ia tersenyum begitu manis, siapa yang tak akan merinding ketakutan jika mendapat perlakuan seperti itu?
“oke-oke, jadi Lily kamu kenal sama KAKAK-KAKAK ini?” tanya Sania sambil menekankan kata ‘kakak’ didalam ucapannya.
“iya, aku kenal mereka.” Lily nampak sangat manja pada keduanya.
“berarti mereka juga bidadari sama kayak kamu?”
Lily mengangguk-angguk dengan cepat, “iya! Mereka juga bidadari!”
“astaga Lily, emangnya boleh semudah itu bilang iya kalo kamu bidadari?” tanya Sania menyuarakan keheranannya, ia memang heran bagaimana bisa Lily sejujur itu padanya? Apakah keberadaan bidadari tidak dirahasiakan?
“hmm, sebenarnya seharusnya kami menyembunyikan fakta tentang keberadaan kami para bidadari. Tapi, kalo sama Sania Lily selalu mau jawab jujur. Lagipula Lily percaya kalo Sania orang baik.”
“kenapa kamu begitu percaya kalo aku orang baik?”
“gaada alasan khusus, Lily hanya mau mempercayai apa yang mau Lily percaya.” Mau tak mau Sania tersenyum mendengar jawaban Lily yang terdengar jujur dan polos. Siapa juga yang tak merasa tersentuh jika mendapatkan jawaban semacam itu?
Sania beralih menatap kedua bidadari lainnya yang baru ia temui, “jadi, apa keperluan kalian kesini? Kalian nyari Lily? Mau bawa pulang Lily ke khayangan? Yaudah hati-hati dijalan ya. Tapi tolong pinggirin dulu mobil kalian soanya motor punya temen saya gabisa masuk.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI KOK GITU!?
Novela Juvenil"Karna kamu udah berhasil nemuin selendangku yang hilang, kamu bisa menikahiku!" Gimana jadinya kalo penemu selendang bidadari itu adalah seorang perempuan?