08...

1.3K 202 43
                                    

Teenagers

.

.

Wang Yibo

Xiao Zhan

Yizhan


..
.
Awas typo
.
..
...


Derap langkah terdengar di sepanjang koridor rumah sakit. Xiao Zhan bahkan tak perduli dengan Yizhan yang kesulitan mengejarnya—begitu juga dengan supir pribadi Yizhan yang sudah menginjak usia paruh baya. Yang di pikirannya hanya ada Yibo.

Apakah Yibo baik-baik saja?

Apakah suaminya itu terluka parah?

Kenapa bisa?

Dan yang paling terpenting, di dalam benak Xiao Zhan yang paling suka memerintah Yibo. Dia berteriak agar Yibo tidak mati.

"Mom!" Yizhan yang masih berpikiran tenang, meski ia sendiri cemas dengan kondisi ayahnya menghampiri meja resepsionis. Dia bertanya tentang pasien bernama Wang Yibo dan mereka menunjuk sebuah ruangan ICU di ujung koridor. Dia menyusul Xiao Zhan kemudian, Xiao Zhan salah arah.

Yizhan tidak jago dalam lari split 100 meter yang biasa ia latih dalam pelajaran olahraganya di sekolah. Tapi kakinya melangkah lebih cepat ketika kecemasan itu lebih menderunya ketika Xiao Zhan menghilang di belokan. Dia mempercepat langkahnya, berhasil menangkap lengan Xiao Zhan dan menariknya.

Seluruh manusia di ruangan itu menjadikan mereka pusat perhatian. Xiao Zhan bukan tipe pria yang gampang meneteskan air mata, tapi wajahnya kini terlihat menyedihkan. Wajahnya di penuhi air mata dan isakkan terdengar dari bibir merahnya. "Yibo~" dia memanggil nama suaminya. Ia menghapus kasar air matanya tapi kunjung tak ingin berhenti.

Xiao Zhan sungguh ketakutan.

Sangat ketakutan.

"Bukankah itu Xiao Zhan?" orang-orang mulai menyadari dirinya. Tapi ia tak perduli. Sementara Yizhan hatinya mencelos melihat ibunya. Xiao Zhan itu tidak selemah ini. Ayahnya sudah membuat ibunya menangis seperti ini. Yizhan akan sungguh memberi pelajaran pada ayahnya jika berani membuat ibunya menangis lebih dari ini.

Yizhan menarik tangan Xiao Zhan lembut. "Dia di ICU sebelah sana. Ayo kita tunggu di sana!" Xiao Zhan mengangguk. Yizhan menuntun Xiao Zhan melangkah. Kaki Xiao Zhan rasanya gemetar hebat, tangannya bahkan terasa dingin di genggaman tangan Yizhan. Ibunya benar-benar menyedihkan tanpa ayahnya.

~√√√√√√√~

"Nenek, Kakek Xiao!" Yizhan memanggil. Pasangan suami istri keluarga Xiao itu berjalan tergopoh-gopoh menghampiri cucunya tersebut.

"Bagaimana keadaannya, Yizhan?" Han Geng-lah yang bertanya. Yizhan menunduk.

"Belum ada yang menjelaskannya, kakek. Daddy sepertinya parah di dalam sana." Yizhan-lah yang menghubungi kakek nenek dari keluarga ayah dan ibunya. Ia tak tahu harus melakukan apa, meskipun Yizhan memiliki sifat yang dewasa, tapi ia masihlah seorang anak kecil.

Xiao Zhan hanya diam. Dia masih sibuk menangis, melafalkan nama Yibo seolah sungguh ketakutan. "Zhan Zhan! Zhan Zhan! Lihat mama! Zhan Zhan!" Yang Mi mendongakkan wajah Xiao Zhan agar melihat ke dalam matanya.

"Mama, apa yang harus kulakukan? Yibo." dan suara mengiris hati itu terdengar lebih keras. Membuat Yang Mi ikut meneteskan air mata. Ia memeluk Xiao Zhan, menenangkan anaknya yang sudah bersimbah air mata. Xiao Zhan kemudian berteriak histeris. Memanggil nama Yibo, hatinya merasakan ketidaknyamanan. Seolah Yibo sungguh akan meninggalkan dirinya.

ODD PARENTS (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang