04

1.8K 231 17
                                    

Teenagers

Wang Yibo

Xiao Zhan

Yizhan

.
..

Awas typo

.

Hari ini hari yang damai. Bahkan sangat damai.

Cuaca pagi yang cerah. Suara ranting dan daun bergesekan karena angin sepoi yang sejuk. Tervisualisasi dalam benak, ini hari yang menyenangkan. Begitupun di benak Yizhan. Dia bangun tepat pukul delapan lewat seperampat. Ia sedikit meregangkan tubuhnya, mengumpulkan nyawanya—dalam istilah seenaknya oleh Xiao Zhan. Bocah yang duduk di kelas satu sekolah menengah pertama itu tersenyum menyambut paginya yang kesiangan.

Ini hari Minggu. Hari yang sebenarnya tidak ada yang berbeda dari hari lainnya di kamus keluarga kecil yang di kepalai oleh Yibo. Tapi ada yang sedikit berbeda karena Yizhan telah melakukan kesepakatan dengan teman pertamanya bahwa mereka akan bermain bersama di pusat perbelanjaan—setidaknya untuk bermain di game center atau menonton film bersama.

Yizhan mengambil ponselnya, menerima pesan dari Fei Yu—teman sebangkunya yang mengidolakan kedua orang tuanya. Bocah seusia dengan Yizhan itu memberitahukan bahwa mereka akan bertemu pukul sepuluh di taman dekat sekolah—dia juga meminta Yizhan untuk tidak terlambat.

Yizhan mencibir, dia cepat membalas sms itu dengan huruf "Y". irit seperti ayahnya.

Yizhan kini berjalan ke kamar mandi, ia harus bersiap. Sebentar lagi pukul sepuluh dan ia tak mau teman lelaki yang selalu bergaya persis seperti berandalan itu harus melakukan keahlian rappingnya hanya sekedar memarahi dirinya.

~~~~~~~

Melangkahkan kakinya dengan ringan ke arah dapur. Yizhan sesekali berdendang—menggumamkan lagu terbaru ibunya, meskipun liriknya hanya nananana yang bisa ia ingat. Ia telah siap dengan kaos lengan sesikunya berwarna putih dan ransel biru di punggungnya. Yizhan memang anak baik-baik yang tetap fashionable meski pakaiannya terbilang sederhana. Jangan lupa ia punya orang tua yang menjadi trendsetter dalam fashion.

Orang tua yang selalu ia banggakan.

Orang tua yang mengajarkannya tentang indahnya dunia ini.

Orang tua yang—

Yizhan mencibir. Paginya indah berubah mendung sudah. Apa-apaan orang tuanya itu. Suara kecupan-kecupan basah menggema di dapur. Membuat Yizhan mengumpat dalam hatinya beberapa kali tentang—

Orang tuanya yang tak tahu tempat.

Mata sucinya telah ternoda. Ia hanya bocah berusia dua belas tahun yang masih polos dan belum pernah menonton film porno seumur hidupnya. Ralat. Ia pernah menonton langsung sepertinya—seperti saat ini.

Suara desahan Xiao Zhan—pria yang menjabat sebagai ibu di keluarganya terdengar menggairahkan. Wajahnya mendongak ke atas menikmati cumbuan ayahnya yang telah turun ke leher jenjangnya. Pakaian piamanya sudah terlihat berantakan dengan beberapa kancing yang terbuka, tangannya tertahan di atas kepalanya. Siapapun tahu itu ulah oleh ayahnya—Wang Yibo yang konon lengannya saja membuat orang-orang bergairah.

"EHEM." Yizhan berdehem—berharap pasutri itu meyakini kehadiran anak semata wayang mereka yang kini menjadi pendosa karena menonton kegiatan tak tahu tempat mereka. "Ini masih terlalu pagi." Yizhan mengingatkan ketika Xiao Zhan menoleh melihatnya—sementara Yibo, jangan tanya! Lelaki itu lebih mementingkan birahinya disbanding anak polosnya.

ODD PARENTS (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang